Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesehatan Mental Anak Menurun selama Pandemi Covid-19, Ini Solusinya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir mengubah kehidupan di seluruh dunia. Tak hanya orang dewasa yang harus beradaptasi dengan rutinitas, anak-anak juga menghadapi beberapa perubahan besar. Salah satunya pembelajaran jarak jauh.

Sebagian anak mungkin mendapat manfaat dari konsep ini. Namun tak sedikit juga anak dan remaja usia sekolah yang kesulitan. Pandemi telah menjauhkan anak-anak dari pembelajaran di kelas dan penyesuaian lain. Sekolah menyediakan layanan masyarakat yang jauh melampaui akademisi, seperti interaksi dengan teman sebaya setiap hari, olahraga, kegiatan seni, kegiatan lapangan, wisuda, dan acara lain.

Di Amerika Serikat banyak anak dan remaja yang mengalami masalah kesehatan mental. Data yang dikumpulkan sejak awal pandemi telah menunjukkan peningkatan tajam pada anak-anak dari segala usia yang mencari perawatan kesehatan mental.

Pada Oktober 2021, American Academy of Pediatrics, American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, dan Asosiasi Rumah Sakit Anak mendeklarasikan keadaan darurat dalam kesehatan mental anak dan remaja nasional. Antara Maret 2020 dan Oktober 2020, kunjungan ruang gawat darurat terkait kesehatan mental melonjak 24 persen untuk anak-anak usia 5-11 tahun dan 31 persen untuk usia 12-17 tahun.

Pada 2020, Rumah Sakit Anak Ann & Robert H. Lurie Chicago mensurvei 1.000 orang tua di Amerika Serikat dan 71 persen orang tua merasa pandemi Covid-19 berdampak negatif pada kesehatan mental anak dan 69 persen menyebut pandemi sebagai hal terburuk yang pernah menimpa anak mereka. Dalam survei tahun 2020 terhadap siswa sekolah menengah, hampir sepertiga responden mengatakan merasa jauh lebih tidak bahagia dan depresi daripada biasanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat anak-anak kembali ke sekolah, program pembelajaran sosial dan emosional (SEL) menjadi sangat penting sebab banyak yang membutuhkan dukungan ekstra. Program SEL dapat membantu anak-anak mengelola stres dan dampak emosional yang luar biasa dari COVID-19 dan membantu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

SEL dapat dilakukan dalam beberapa cara, guru pun bisa memasukkannya ke dalam kelas sepanjang tahun ajaran. Beberapa kegiatan SEL yang dapat dilakukan adalah menulis jurnal untuk mengetahui emosi, memecahkan masalah dan mendiskusikannya di kelas, serta membuat kerja kelompok.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental dan Fisik dengan 6 Kiat Berikut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi cewek pakai payung saat jalan di bawah matahari terik. shutterstock.com
Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.


Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

1 hari lalu

Ilustrasi anak kecil pacaran. huffpost.com
Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.


Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

2 hari lalu

Ilustrasi pasangan berbincang santai. Foto: Freepik.com/Our-Team
Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

Berikut tujuh sinyal pasangan adalah belahan jiwa, siapa tahu dia teman sendiri yang sudah sering menghabiskan waktu bersama.


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

3 hari lalu

Aktor Haykal Kamil pada Peluncuran AlliSya LegacyMax pada konferensi pers dan talk show
Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

Aktor Haykal Kamil berpesan kepada Timnas U-23 untuk menjaga mental mereka menjelang pertandingan Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia vs Irak


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

5 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

5 hari lalu

Justin Bieber dan Hailey Bieber. Foto: Instagram/@justinbieber
Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.


7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

5 hari lalu

Ilustrasi pria berada di rumah. Foto: Freepik.com/Pressfoto
7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

6 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.