Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berulang Kali Mencabuti Rambut, Apa Itu Trikotilomania?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi pria menjambak rambutnya. shutterstock.com
Ilustrasi pria menjambak rambutnya. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika muncul dorongan berulang ingin mencabuti rambut menandakan trikotilomania. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan hair-pulling disorder. Mengutip National Health Service UK, orang yang trikotilomania terkadang mencabuti rambutnya sebagai respons terhadap situasi yang membuat stress. Kondisi lainnya juga kemungkinan mencabuti rambut tanpa benar-benar memikirkannya.

Orang yang trikotilomania juga cenderung mencabuti rambut di bagian lain tubuhnya, misalnya alis, bulu mata, janggut, kumis. Kebiasaan ini mengakibatkan kebotakan yang tidak biasa. Mengutip WebMD, ada beberapa gejala lain saat seseorang mengalami masalah mental dorongan trikotilomania.

Gejala trikotilomania

  • Merasa tegang sebelum menarik rambut atau ketika mencoba menahan keinginan untuk menjambak rambut
  • Merasa lega, puas, atau senang setelah menarik rambut
  • Merasa kesulitan dalam pekerjaan atau kehidupan sosial karena sering mencabuti rambut
  • Berperilaku seperti memeriksa akar rambut, memutar rambut, menarik rambut, mengunyah rambut

Orang yang trikotilomania terkadang juga memiliki masalah lain yang menyertainya, misalnya menggigit kuku atau onikofagia. Ada juga yang menarik jaringan benang dari selimut atau rambut boneka.

Belum diketahui pasti timbulnya masalah mental ini. Tapi, beberapa hal yang menyebabkan adanya perubahan pengelolaan emosi, gerakan, kebiasaan, dan impuls tubuh yang mengakibatkan seseorang mengalami trikotilomania. Beberapa hal yang terkait dengan gejala trikotilomania.

  1. Usia

Trikotilomania biasanya bermula saat usia 10 tahun hingga 13 tahun. Gangguan ini bila dibiarkan berlanjut bisa berlangsung sepanjang hidup, tapi gejalanya muncul dan hilang.

  1. Genetik

Kecenderungan trikotilomania bisa juga karena faktor keturunan. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi ini rentan mengalami trikotilomania.

  1. Masalah kesehatan mental
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika seseorang mengalami trikotilomania, bisa jadi mereka memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

  1. Stres

Stres yang ekstrem memicu timbulnya trikotilomania beberapa orang. Stres ini dipicu situasi termasuk konflik keluarga, pelecehan, kematian teman atau anggota keluarga.

WINDA OKTAVIA

Baca: Amy Schumer Mengidap Trikotilomania Khawatir Menurun pada Anaknya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

8 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.