TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya tumbuhnya jerawat dikaitkan produksi minyak dan pola hidup yang tidak sehat. Sebetulnya, tumbuhnya jerawat kondisi yang wajar semasa remaja.
Merujuk American Academy of Dermatology, sekitar 85 persen orang berusia antara 12 tahun hingga 24 tahun setidaknya pernah berjerawat, walaupun kondisi ringan. Meskipun kulit berjerawat dianggap wajar, namun ada juga kondisi tertentu yang kemungkinan menandakan masalah kesehatan.
Berbagai penyebab tumbuhnya jerawat
Baca Juga:
Dokter kulit Amy Wechsler menjelaskan, jerawat hormonal cenderung muncul di bagian bawah wajah, seperti dagu, rahang, dan leher. Hormonal tidak berarti hanya remaja. Wechsler menyarankan ketika membeli produk perawatan kulit tertentu makin cermat. “Tapi jika kondisi semakin memburuk, bukan membaik, bisa jadi kulit terganggu oleh produk tersebut,” kata Wechsler dilansir Everyday Health.
Wechsler menjelaskan, jerawat di wajah pinggiran kepala tumbuhnya rambut disebabkan keringat, atau minyak yang menghalangi pori. Menurut dia, mengenakan pakaian atau peralatan yang basah berkeringat rentan menimbulkan jerawat tubuh.
Wechsler menyarankan untuk menyiapkan handuk khusus muka, mengenakan bahan pakaian olahraga dan lainnya yang tepat. Mencuci bagian rawan jerawat di tubuh setelah berkeringat dan memastikan kebersihkan barang atau benda apa pun yang akan bersentuhan dengan tubuh atau wajah.
Mengutip The List, jerawat kistik termasuk yang paling menyakitkan di wajah. Tumbuhnya jerawat ini rentan dipicu karena sering mengonsumsi gula, kafein, dan kurang tidur. Itu sebabnya, memperbaiki gaya hidup dianjurkan untuk mencegah tumbuhnya jerawat jenis ini.
Tumbuhnya jerawat juga isyarat tubuh yang menandakan gangguan kesehatan. Sebaiknya tak mengabaikan tumbuhnya jerawat yang terlalu banyak, sehingga perlu menjaga kebersihan kulit dan konsultasi dengan ahli medis.
Tak hanya remaja atau orang dewasa yang berjerawat
Jerawat tak hanya dialami semasa usia remaja, tapi juga bayi. Mengutip Verywell Health, jerawat bayi suatu kondisi yang muncul dalam enam pekan pertama setelah kelahiran Penyebabnya tak pasti, tapi diperkirakan berkembang karena hormon atau reaksi jamur di kulit.
Ada kemiripan antara jerawat bayi yang baru lahir dengan yang dialami orang remaja. Kesamaan itu memiliki pori yang tersumbat, papula merah, dan mungkin pustula kecil. Beberapa bayi, jerawat baru lahir tampak seperti ruam merah yang kasar.
Biasanya jerawat muncul di wajah bayi, terutama pipi dan hidung, kemudian meluas ke kulit kepala, leher, dagu, punggung, atau dada. Beberapa penelitian menunjukkan, reaksi inflamasi terhadap kolonisasi kulit dengan jamur jenis Malassezia yang menjadi penyebab.
Kulit bayi sangat halus rentan mengalami iritasi apabila terkena susu, formula, atau air liur yang mengakibatkan jerawat. Kain atau pakaian kasar yang dicuci dengan deterjen keras juga memperburuk kondisi kulit juga menyebabkan jerawat bayi.
BALQIS PRIMASARI
Baca: 3 Penyebab Timbulnya Jerawat, Penumpukan Minyak, Bakteri, Sel Kulit Mati
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.