Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Laparoskopi, Instrumen yang Mengurangi Sayatan Saat Operasi

image-gnews
Laparoskopi.
Laparoskopi.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaLaparoskopi menjadi proses yang sangat berguna dalam pemeriksaan kesehatan. Dalam beberapa kasus bedah atau operasi, proses ini memegang peranan sentral untuk mengurangi rasa sakit pasien. 

Laparoskopi adalah jenis operasi yang menggunakan potongan lebih kecil dari yang diduga. Diambil dari nama alatnya, laparoskop, proses ini menggunakan alat ramping yang memiliki kamera video kecil dan lampu di ujungnya. 

Saat seorang ahli bedah memasukkannya melalui sayatan kecil dan ke dalam tubuh Anda, mereka dapat melihat monitor video dan melihat apa yang terjadi di dalam tubuh Anda. Tanpa alat itu, mereka harus membuat lubang yang jauh lebih besar. Berkat instrumen khusus tersebut, ahli bedah Anda juga tidak perlu menjangkau ke dalam tubuh Anda. Sehingga hal tersebut juga berarti lebih sedikit pemotongan.

Bagaimana Prosesnya? 

Sebelum sistem ini muncul, seorang ahli bedah yang mengoperasi perut pasien mereka harus membuat sayatan sepanjang 6 hingga 12 inci. Itu memberi mereka cukup ruang untuk melihat apa yang mereka lakukan dan mencapai apa pun yang harus mereka kerjakan.

Dalam operasi laparoskopi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil. Biasanya, masing-masing panjangnya tidak lebih dari setengah inci. (Itulah mengapa kadang-kadang disebut operasi lubang kunci.) Mereka memasukkan tabung melalui setiap lubang, dan kamera serta instrumen bedah melewatinya. Kemudian ahli bedah melakukan operasi.

Manfaat Laparoskopi

Dibandingkan dengan operasi tradisional, teknik laparoskopi memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya: 

  1. Memiliki bekas luka lebih kecil. 
  2. Keluar rumah sakit lebih cepat. 
  3. Merasakan lebih sedikit rasa sakit saat bekas luka sembuh, dan sembuh lebih cepat.
  4. Pemulihan menuju aktivitas normal lebih cepat. 
  5. Memiliki lebih sedikit jaringan parut internal.

Contohnya bila menggunakan metode tradisional, Anda mungkin menghabiskan seminggu atau lebih di rumah sakit untuk operasi usus, dan pemulihan total Anda mungkin memakan waktu 4 hingga 8 minggu. Sedangkan jika Anda menjalani operasi laparoskopi, Anda mungkin hanya tinggal 2 malam di rumah sakit dan pulih dalam 2 atau 3 minggu. Sehingga rawat inap yang lebih pendek biasanya lebih murah.

Laparoskopi Tingkat Lanjut

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada beberapa operasi, ahli bedah dapat menempatkan kamera dan alat bedah melalui lubang yang sama di kulit. Ini berarti lebih sedikit jaringan parut. Tapi itu lebih sulit bagi ahli bedah karena instrumennya sangat berdekatan.

Dalam kasus lain, ahli bedah dapat memutuskan untuk menggunakan perangkat yang memungkinkan mereka menjangkau dengan tangan. Ini disebut hand assisted laparoscopy alias laparoskopi “berbantuan tangan ”. Potongan di kulit harus lebih panjang dari setengah inci, tetapi masih bisa lebih kecil daripada operasi tradisional. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan operasi laparoskopi untuk hati dan organ lainnya. 

Bantuan Robot 

Teknologi dapat membantu tim medis secara lebih tepat. Dalam operasi laparoskopi menggunakan robotik, ahli bedah mula-mula memotong kulit dan memasukkan kamera, seperti biasa. Alih-alih memegang instrumen bedah, mereka memasang lengan mekanis robot. Kemudian mereka pindah ke komputer terdekat. 

Banyak ahli bedah beranggapan operasi robotik sangat membantu untuk operasi pada orang yang memiliki berat badan berlebih, dan untuk operasi ginekologi (penyakit sistem reproduksi wanita) dan urologi (kelainan pada saluran kemih). Sebagian besar operasi pengangkatan prostat menggunakan robot.

Dengan operasi robotik, monitor memberi ahli bedah gambar 3-D, resolusi tinggi , dan diperbesar di dalam tubuh. Saat mereka menonton layar, mereka menggunakan kontrol tangan untuk mengoperasikan robot dan instrumen bedah. Ini memungkinkan ahli bedah lebih tepat, dan itu bisa berarti lebih sedikit dampak pada tubuh Anda dan lebih sedikit pendarahan. Anda mungkin juga memiliki lebih sedikit ketidaknyamanan setelah operasi.

DANAR TRIVASYA FIKRI 

Baca: Hernia: Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

7 jam lalu

BPJS Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN. Berikut daftar rumah sakit di Jakarta Selatan yang menerima BPJS Kesehatan. Foto: Canva
Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.


Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

23 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).


Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

1 hari lalu

BPJS Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN. Berikut daftar rumah sakit di Jakarta Selatan yang menerima BPJS Kesehatan. Foto: Canva
Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.


12 Fasilitas Ruang Rawat Inap Usai Kelas BPJS Digantikan KRIS

1 hari lalu

Terdapat 12 fasilitas ruang rawat inap yang ditentukan setelah kelas BPJS Kesehatan dihapuskan dan diganti dengan KRIS. Berikut informasinya. Foto: Canva
12 Fasilitas Ruang Rawat Inap Usai Kelas BPJS Digantikan KRIS

Terdapat 12 fasilitas ruang rawat inap yang ditentukan setelah kelas BPJS Kesehatan dihapuskan dan diganti dengan KRIS. Berikut informasinya.


Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.


7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

2 hari lalu

Jasa Raharja akan menanggung biaya perawatan korban luka-luka akibat kecelakaan maut bus pariwisata SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat.
7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Brimob AKBP Taufik Ismail mengatakan 7 pasien korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana dibolehkan pulang.


Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau fasilitas dan pelayanan kesehatan di RSUD Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatra Utara, pada Jumat, 15 Maret 2024. Jokowi melihat proses pelayanan BPJS Kesehatan yang dia klaim sudah baik. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.


7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

3 hari lalu

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). kemkes.go.id
7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

Direktur Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Astuti Giantini mengungkapkan pihaknya merawat 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana yang mengalami luka berat.


Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

3 hari lalu

Petugas melayani peserta BPJS Kesehatan di kantor cabang Proklamasi, Jakarta.
Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.


Jokowi Menghapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Dipertanyakan YLKI hingga Ditanggapi Direktur BPJS

3 hari lalu

Ilustrasi BPJS Kesehatan. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
Jokowi Menghapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Dipertanyakan YLKI hingga Ditanggapi Direktur BPJS

Jokowi akan menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) sebagai pengganti sistem kelas 1, 2, 3 BPJS