TEMPO.CO, Jakarta - Pola gizi seimbang dengan metode 3J, yakni jumlah makan, jenis makanan, dan jadwal makan penting diterapkan agar terhindar dari masalah kesehatan.
"Jumlah makan harus sesuai dengan kecukupan, jangan berlebihan karena yang berlebihan tidak baik, bukan cuma buat tubuh tapi juga lingkungan," ujar spesialis gizi klinik Ida Gunawan.
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia cabang DKI-Jakarta (PDGKI-Jaya) itu mengatakan dalam memilih jenis makanan harus diperhatikan komponen zat gizi makro dan mikro seperti karbohidrat jenis kompleks, protein hewani dan nabati, lemak baik, serat, vitamin, mineral, dan air. Selain itu, ia menyarankan mengonsumsi makanan yang minim proses memasak. Sebisa mungkin hindari makanan yang mengandung banyak minyak dan juga siap saji.
"Kita harus back to nature, usahakan untuk kembali ke alam yang hijau-hijau. Yang penting mudah, murah, dan mampu laksana. Makanlah makanan yang ada di alam dan jangan terlalu banyak proses," katanya.
Atur jadwal makan
Metode terakhir adalah mengatur jadwal makan sebanyak 5-6 kali sehari. Jadwal makan ini dibagi menjadi tiga makan utama, yakni sarapan, makan siang, dan makan malam. Di antara jeda sarapan dan makan siang dianjurkan mengonsumsi camilan. Begitu juga antara makan siang dan malam perlu ditambahkan camilan sehat.
"Snack itu ngemil, jadi harus kecil, separuh dari porsi makan utama. Makan siang menunya komplet, makan malam porsinya harus lebih sedikit dari siang. Porsi makan malam itu seperti sarapan," ujar Ida.
Penerapan 3J dan makanan gizi seimbang harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang yang dihitung berdasarkan umur, jenis kelamin, berat, tinggi badan, aktivitas sehari-hari, dan kondisi kesehatan. Mengonsumsi makanan yang berlebihan dan tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang dapat menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, kanker, dan gagal ginjal yang setiap tahun terus meningkat.
Baca juga: Inilah 5 Masalah Kesehatan Akibat Berlebihan Mengonsumsi Minuman Manis