TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran Duta Piala Dunia 2022 Qatar, Ghanim al-Muftah di seremonial pembukaan pada Minggu, 20 November 2022 kemarin, menyita perhatian. Penyandang difabel ini menjadi pembuka perhelatan bersama aktor kenamaan Amerika, Morgan Freeman. Ghanim menjadi orang pertama yang melantunkan ayat Alquran dalam acara seremonial opening Piala Dunia.
FIFA memilih Ghanim al-Muftah sebagai brand ambassador bukan tanpa alasan. Ghanim al-Muftah adalah sosok inspiratif yang merepresentasikan rasa semangat untuk berjuang, menurut FIFA. Pemuda 20 tahun itu menderita kondisi langka Caudal Regression Syndrome atau CDS, yang membuatnya lahir tanpa kaki. Namun, disabilitas tak membatasinya. Ghanim bisa melakukan olahraga ekstrem seperti panjat tebing, skateboard, hingga scuba diving.
Baca: Isi Percakapan Bernas Morgan Freeman dan Ghanim al-Muftah Saat pembukaan Piala Dunia 2022
Apa itu Caudal Regression Syndrome atau CDS?
Mengutip Web MD, Caudal Regression Syndrome (CDS) atau Sindrom Regresi Kaudal adalah kelainan kongenital anal-rektal. Sindrom ini juga dikenal sebagai displasia kaudal atau sindrom sakral. Kondisi ini berdampak pada pembentukan kaudal atau bagian bawah tubuh yang tidak normal. Orang dengan sindrom regresi kaudal mungkin memiliki usus yang terpelintir, penyumbatan lubang pembuangan, dan penyimpangan sistem pencernaan lainnya. Dalam kasus tertentu, mereka mungkin lahir tanpa anggota tubuh bagian bawah.
National Organization for Rare Disorders mengungkapkan, bayi dengan sindrom regresi kaudal mungkin memiliki berbagai macam masalah fisik. Termasuk kelainan ginjal, kelainan tulang belakang bagian atas, kelainan wajah seperti bibir sumbing, dan bagian usus besar (rektum) gagal berkembang. Selain itu, beberapa individu dengan Caudal Regression Syndrome mungkin mengalami cacat jantung bawaan dan komplikasi pernapasan. Bayi yang didiagnosis dengan kondisi ini mungkin mengalami kesulitan berjalan, buang air besar, dan buang air kecil.
Melansir laman United States National Library of Medicine, sindrom regresi kaudal adalah kondisi kompleks yang mungkin memiliki penyebab berbeda-beda. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh interaksi berbagai faktor genetik dan lingkungan. Salah satunya adalah ibu yang mengalami diabetes saat mengandung. Diperkirakan peningkatan kadar gula darah dan masalah metabolisme terkait diabetes mungkin memiliki efek berbahaya pada janin yang sedang berkembang. Risiko pada janin semakin meningkat jika diabetes ibu tidak ditangani dengan baik.
Peneliti mencoba mengidentifikasi faktor lain yang berkontribusi pada perkembangan gangguan kompleks ini. Sebab, sindrom regresi kaudal juga terjadi pada bayi dari ibu non-diabetes. Beberapa peneliti percaya bahwa gangguan perkembangan janin sekitar hari ke 28 kehamilan dapat menyebabkan Caudal Regression Syndromel. Masalah perkembangan diperkirakan mempengaruhi lapisan tengah jaringan embrio yang dikenal sebagai mesoderm. Gangguan perkembangan mesoderm normal akan merusak pembentukan normal bagian kerangka, sistem pencernaan, dan sistem genitourinari.
Peneliti lain berpendapat bahwa Caudal Regression Syndrome seperti yang diderita Ghanim al-Muftah ini terjadi akibat adanya arteri abnormal di perut, yang mengalihkan aliran darah dari bagian bawah janin yang sedang berkembang. Aliran darah berkurang ini juga dapat disebabkan perkembangan mesoderm yang tidak normal. Mesoderm adalah sumber terbentuknya tulang dan otot pada janin. Berkurangnya aliran darah ke area kaudal dianggap mengganggu perkembangan dan mengakibatkan tanda dan gejala sindrom regresi kaudal.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Sosok Ghanim al-Muftah Pelantun Ayat Al-Quran Pada Piala Dunia 2022
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.