Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Banyak Orang Suka Membuang Makanan, Stop dengan Cara Berikut

Reporter

image-gnews
Ilustrasi membuang makanan sisa ke dalam tempat sampah. Freepik.com
Ilustrasi membuang makanan sisa ke dalam tempat sampah. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak orang yang berperilaku membuang makanan. Bagaimana pun, kebiasaan itu dapat menyakiti banyak pihak. Ada jerih payah para petani yang tidak dihargai, juga melukai warga miskin yang kekurangan makanan. Belum lagi bila bicara dalam konteks ketahanan pangan. 

Pemerintah dan segenap jajarannya terus berjuang mewujudkan ketahanan pangan dan mencegah terjadinya krisis maupun kelangkaan bahan pangan. Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo, amat menyayangkan ada makanan yang dibuang dan menurutnya menyakiti petani.

Food waste akan sangat menyakiti kerja keras petani selama menghasilkan pangan,” ujarnya.

Hasil penelitian Bapanas menyebut jumlah sampah makanan mencapai 150 kg per kapita/tahun. Menurut Suwignyo, angka itu sangat fantastis ketika dikalikan jumlah total penduduk Indonesia dan lalu dikonversi ke dalam rupiah. Besarnya jumlah sampah makanan berpotensi besar mengganggu ketersediaan pangan nasional. Pendapat senada disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Sampah makanan dapat memperparah ancaman krisis pangan selain perubahan iklim dan perang yang menghambat rantai pasok.

Ada dua istilah dalam bahasan sampah makanan, yakni food loss dan food waste. Food loss adalah hilangnya bahan makanan pada rantai pasok karena rusak sebelum sampai ke konsumen. Kerusakan bisa terjadi dalam perjalanan distribusi atau tanaman rusak akibat gagal panen. Sedangkan food waste mengacu pada perilaku konsumen yang tidak menghabiskan makanan dan berakhir ke tempat sampah.

Syahrul mengutip hasil kajian Badan Pangan Dunia (FAO) yang menunjukkan sepertiga bahan pangan yang diproduksi dunia terbuang dan menjadi sampah. Pada saat bersamaan, kebutuhan bahan pangan terus meningkat seiring bertambahnya penduduk. Padahal, penduduk yang sekarang ada saja belum semuanya mampu mencukupi kebutuhan pangannya. 

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pada akhir 2022 terdapat 17 juta penduduk Indonesia menderita kelaparan, sekaligus menjadi angka kurang gizi dan gizi buruk. Lantas apakah perilaku membuang-buang makanan seperti itu tidak menyakiti mereka?

Kurangi dosa.
Mengingat banyaknya jumlah penduduk miskin dan tingginya angka kelaparan, tentu berdosa bila masih ada orang yang memboroskan makanan dan membuang yang tersisa. Bapanas bekerja sama dengan pegiat pencegahan food waste telah menggalakkan proses pembudayaan, pemberdayaan, dan sekaligus mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan pemborosan makanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kalangan industri rumah makan, upaya pencegahan sampah makanan juga dilakukan. Restoran berkonsep makan sepuasnya mengenakan tambahan bayar untuk setiap makanan tersisa atau tidak dihabiskan oleh pengunjung. Cara itu rupanya lumayan membuat tamu restoran berpikir dua kali untuk mengambil makanan berlebihan yang berujung mubazir karena tidak sanggup menghabiskannya.

Sementara dari perorangan atau secara individu, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi dosa akibat makan berlebih dan membuang sisanya?

Beli secukupnya
Belanja bahan pangan terencana dan secukupnya. Ketika pergi berbelanja ke pasar tradisional atau modern, siapkan daftar belanjaan dan belilah sesuai rencana dan dalam jumlah cukup. Cukup dalam arti telah menghitung jumlah anggota keluarga atau tamu yang akan makan di rumah. Hindari kalap dengan membeli apa saja yang tampak menggoda namun sesampai di rumah tidak tahu akan dimasak apa atau tidak memiliki cukup waktu untuk memasaknya, kemudian bahan makanan itu menginap berminggu-minggu di dalam lemari pendingin dan ujung-ujungnya dibuang karena sudah tidak layak konsumsi. Begitupun ketika memasak makanan, masaklah dalam jumlah yang sekiranya cukup dan tidak berlebihan.

Sesuaikan porsi
Ketika makan di warung atau restoran, mintalah porsi yang sesuai dengan kemampuan makan atau daya tampung lambung. Pastikan makanan yang terhidang akan dihabiskan. Bila porsi makan sedikit namun tidak diperbolehkan minta separuh porsi, misalnya, bayarlah makanan itu seharga satu porsi namun ambil makanan setengahnya/secukupnya untuk menghindari makanan tersisa.

Sedekah
Tidak ada larangan makan mewah di restoran tapi pikirkan juga masih banyak orang yang mungkin belum makan dan kesulitan untuk memperoleh makanan karena keterbatasan uang. Untuk mengurangi rasa bersalah, sisihkan sekitar 10 persen dari nilai tagihan restoran yang lalu berikan kepada duafa yang dijumpai dalam perjalanan pulang. Bila gerakan cegah sampah makanan bisa dilakukan secara bersama oleh segenap masyarakat, bayangkan nilai kerugian yang Rp 300 triliun lebih itu akan bisa memberi makan 26 juta warga miskin.

Pilihan Editor: Rata-rata Orang Indonesia Membuang 115 - 184 Kilogram Makanan Setiap Tahun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Pengawet Makanan yang Aman Dikonsumsi

1 hari lalu

Pekerja menyelesaikan proses pembuatan roti skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024.  Hal ini terjadi di kala bayang-bayang kredit macet di sektor UMKM kian menghantui.  TEMPO/Tony Hartawan
7 Pengawet Makanan yang Aman Dikonsumsi

Berikut beberapa daftar pengawet makanan yang aman dikonsumsi.


Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Formalin

1 hari lalu

Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta saat membeli makanan pedagang untuk dijadikan sampel di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 3 April 2023. BBPOM DKI Jakarta melakukan pemeriksaan sampel makanan dan minuman untuk berbuka puasa yang dijual pedagang untuk mengantisipasi adanya bahan-bahan berbahaya seperti formalin, borax, rhodamin b dan methanyl yellow. Kegiatan tersebut rutin dilakukan saat bulan Ramadan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Formalin

Ciri-ciri tekstur makanan yang mengandung formalin ialah terasa halus dan tidak mudah hancur.


5 Cara Mengawetkan Makanan tanpa Bahan Pengawet yang Berbahaya

1 hari lalu

Sejumlah roti Okko yang belum ditarik dan masih dijual di beberapa distributor roti di Pasar Ciwastra, Bandung, Jawa Barat, Kamis, 25 Juli 2024. BPOM menemukan kandungan bahan berbahaya natrium dehidroasetat dan meminta produsen roti Okko untuk menarik dan memusnahkan semua produknya. TEMPO/Prima mulia
5 Cara Mengawetkan Makanan tanpa Bahan Pengawet yang Berbahaya

Roti Okka dan Aoka diduga mengandung pengawet berbahaya yang bisa digunakan dalam kosmetik. Ini cara mengawetkan makanan tanpa bahan berbahaya.


Bahaya Natrium Dehidroasetat Berlebih seperti pada Roti Okko Menurut Ahli

2 hari lalu

Roti Okko. rotiokko.com
Bahaya Natrium Dehidroasetat Berlebih seperti pada Roti Okko Menurut Ahli

Pakar mengatakan penggunaan zat kimia natrium dehidroasetat dosis tinggi seperti pada Roti Okko bisa membahayakan kesehatan.


Inilah 7 Makanan yang Tidak Bisa Basi

2 hari lalu

Ilustrasi madu. Holliejean.com
Inilah 7 Makanan yang Tidak Bisa Basi

Dengan cara penyimpanan yang tepat dan kandungan bahannya, sejumlah makanan ini dapat bertahan selama bertahun-tahun.


Memasuki Kuartal IV, GAPMMI Minta BI Pertahankan Suku Bunga 6,25 Persen

3 hari lalu

Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, saat ditemui di Artotel Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2024. TEMPO/Nandito Putra
Memasuki Kuartal IV, GAPMMI Minta BI Pertahankan Suku Bunga 6,25 Persen

GAPMMI meminta BI tetap mempertahankan suku bunga di angka 6,25 persen


Kolaborasi Hasil Riset dan Produsen Makanan Perlu Ditingkatkan

3 hari lalu

Ilustrasi riset pangan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kolaborasi Hasil Riset dan Produsen Makanan Perlu Ditingkatkan

Produsen dan peneliti perlu berkolaborasi untuk meracik produk makanan olahan bercita rasa khas Indonesia.


Pelemahan Rupiah Naikan Ongkos Produksi Makanan hingga 3 Persen

3 hari lalu

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. TEMPO/Tony Hartawan
Pelemahan Rupiah Naikan Ongkos Produksi Makanan hingga 3 Persen

Pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan ongkos produksi di industri makanan meningkat hingga 3 persen.


Kasus Dugaan Pengawet Kosmetik di Roti Aoka dan Okko, BPOM Diminta segera Bertindak

3 hari lalu

Roti Okko dan Aoka (rotiokko.com/ ptindonesiabakeryfamily.com)
Kasus Dugaan Pengawet Kosmetik di Roti Aoka dan Okko, BPOM Diminta segera Bertindak

GAPMMI dorong Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) usut kasus dugaan penggunaan bahan pengawet di roti Aoka dan Okko.


Food Ingredients Asia Siap Hadir, Pameran Bahan Baku Makanan dan Minuman Terbesar di Indonesia

4 hari lalu

Pameran dan pertemuan terbesar Food Ingredients Asia di Jakarta International Expo (JiExpo), Jakarta, Rabu 15 Oktober 2014. Food Ingredients Asia tumbuh 25% per tahun dan bertekad untuk mempertahankan posisi eksklusifnya sebagai rute yang terpenting bagi pasar bahan makanan Asia Tenggara. TEMPO/Tony Hartawan
Food Ingredients Asia Siap Hadir, Pameran Bahan Baku Makanan dan Minuman Terbesar di Indonesia

Pameran bahan baku makanan dan minuman terbesar di Indonesia, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 akan hadir pada 4-6 September 2024.