Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Orang Malas Cenderung Cerdas?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak kutu buku atau malas = cerdas. TEMPO/Nita Dian
Ilustrasi anak kutu buku atau malas = cerdas. TEMPO/Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah artikel jurnal psikologi berjudul “The physical sacrifice of thinking: Investigating the relationship between thinking and physical activity in everyday life” mengungkapkan hubungan antara kemampuan berpikir dan aktivitas fisik. Jika seseorang melakukan pekerjaan dengan sedikit usaha, itu bukan berarti mereka bodoh. Mereka hanya sangat malas dan mungkin cerdas.

Benarkah Orang Malas Cenderung Pintar?

Penelitian oleh Todd McElroy, seorang profesor di Florida Gulf Coast University, pada 2015 ini mengklaim bahwa orang yang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berpikir biasanya lebih aktif secara fisik dibanding mereka yang lebih suka menggunakan kekuatan otak saja. Gagasan ini mungkin sesuai dengan stereotip seorang kutu buku yang tidak gemar berolahraga. Namun, ada bukti ilmiah yang lebih menjelaskan walau akan sedikit rumit.

McElroy bersama tim penelitinya dari Appalachian State University mempelajari aktivitas fisik 60 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok terdiri atas mereka yang memiliki kebutuhan kognisi tinggi, sementara yang lain kebutuhan kognisi rendah. Kebutuhan kognisi sendiri didefinisikan sebagai kecenderungan subjek untuk terlibat dan menikmati usaha kognitif yang penuh usaha.

Dengan kata lain, para peneliti menemukan bahwa orang yang senang memecahkan teka-teki memiliki kebutuhan kognisi tinggi. Sebaliknya, orang dengan kebutuhan kognisi rendah lebih memilih tugas-tugas biasa yang tidak merangsang pikiran.

Subjek dipasangi sebuah perangkat pelacak aktivitas (activity tracker) yang akan merekam gerakan mereka setiap 30 detik. Setiap orang memperoleh 20.000 poin data yang kemudian digunakan untuk membandingkan tingkat aktivitas di kedua kelompok. Hasilnya, terdapat perbedaan substansial antara orang dengan kebutuhan kognisi tinggi dan rendah.

Selama seminggu, mereka yang memiliki kebutuhan kognisi rendah jauh lebih aktif daripada mereka yang memiliki kebutuhan kognisi tinggi. Pada akhir pekan, data menghasilkan lebih sedikit perbedaan, yang menunjukkan bahwa kedua kelompok cenderung bersantai.

Akan tetapi, perlu menjadi catatan bahwa tingkat kognisi bukanlah cerminan dari kecerdasan seseorang. Orang dengan kecerdasan intelektual lebih rendah dapat menikmati kehidupan kontemplatif dan tantangan kognitif yang baik, begitu pula orang yang kecerdasan intelektualnya tinggi tidak suka menggunakan otak mereka dengan cara yang menantang.

Penyebab Orang Menjadi Malas

Lantas, apa sebenarnya alasan seseorang menjadi malas? McElroy percaya bahwa motivasi adalah faktor utama dalam menjalani aktivitas fisik. Seseorang dapat memilih berlama-lama melakukan aktivitas fisik demi menghindari tugas mental yang menantang, misal jalan kaki sepuluh menit ketika mereka seharusnya menyelesaikan laporan setebal 20 halaman. Lucunya, penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat tidak boleh menilai orang yang suka bersantai sebagai pemalas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hanya karena Anda terlihat malas, atau apa yang dianggap malas oleh orang lain, Anda sebenarnya mungkin terlibat dalam beberapa jenis pemikiran dengan motivasi lebih tinggi,” kata McElroy.

Di sisi lain, orang cerdas juga menyadari risiko kesehatan dari gaya hidup malas meskipun mereka mungkin tidak menginginkannya. “Jika Anda terus terlibat dalam aktivitas berpikir dan berpikir, biasanya Anda tidak bergerak (secara fisik).”

McElroy dan tim penelitinya berencana untuk menyelidiki subjek lebih lanjut dalam upaya menemukan apa yang mereka lakukan saat tidak bergerak secara fisik. Belum ada bukti kuat untuk pernyataan “orang malas cenderung lebih pintar” ataupun “orang pintar cenderung lebih malas”, hanya saja memang ada sejumlah variabel yang berhubungan di antara keduanya.

Pilihan Editor: Terasa Malas Saat Berkelompok, Apa Itu Kemalasan Sosial?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | D’Marge

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Jenis Olahraga untuk Penderita Hipertensi

6 hari lalu

Ilustrasi dua orang sedang berolahraga (Sumber: freepik)
8 Jenis Olahraga untuk Penderita Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat diatasi dan dikelola dengan gaya hidup sehat, termasuk melakukan jenis olahraga yang tepat.


5 Cara Meningkatkan Kualitas Ereksi secara Alami

13 hari lalu

Ilustrasi seks
5 Cara Meningkatkan Kualitas Ereksi secara Alami

Beberapa cara alami dapat membantu meningkatkan kekuatan dan durasi ereksi tanpa harus mengandalkan obat-obatan.


6 Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan Penderita Diabetes

15 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
6 Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan Penderita Diabetes

Penderita diabetes dapat melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.


Penyebab Social Loafing, Hal yang Menimbulkan Kemalasan Sosial

33 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
Penyebab Social Loafing, Hal yang Menimbulkan Kemalasan Sosial

Social loafing atau kemalasan sosial ketika menjadi bagian dari suatu kelompok


Kontes Malas-malasan di Montenegro Berhadiah Rp17 Juta, Mau Ikut?

43 hari lalu

Ilustrasi wanita tidur. Freepik.com
Kontes Malas-malasan di Montenegro Berhadiah Rp17 Juta, Mau Ikut?

Peserta kontes harus tetap dalam posisi horizontal atau tiduran, bersantai di atas kasur, dan diperbolehkan melakukan aktivitas fisik minimal.


Cara Cegah Diabetes: 4 Makanan Harus Dihindari, 4 Aktivitas Fisik Wajib Dilakukan

59 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Cara Cegah Diabetes: 4 Makanan Harus Dihindari, 4 Aktivitas Fisik Wajib Dilakukan

Diabetes telah menjadi masalah kesehatan global. Berikut cara mencegahnya, jangan konsumsi 4 makanan ini, lakukan 4 aktivitas fisik berikut ini.


Aneka Aktivitas Fisik yang Membantu Kesehatan Jiwa Raga

16 September 2023

Ilustrasi bersepeda. AP/Darko Vojinovic
Aneka Aktivitas Fisik yang Membantu Kesehatan Jiwa Raga

Berikut beberapa aktivitas fisik luar ruangan sederhana yang bisa menjadi pilihan buat mewujudkan resolusi sehat jiwa dan raga.


Suka Menunda Pekerjaan Tak Selalu karena Malas

23 Agustus 2023

Ilustrasi bekerja di tempat tidur (Pixabay.com)
Suka Menunda Pekerjaan Tak Selalu karena Malas

Menunda pekerjaan sengaja dilakukan untuk memulai pada menit-menit terakhir supaya merasakan kesenangan merasa berhasil mengatasi rintangan


6 Hewan Paling Cerdas di Dunia, Ada Simpanse hingga Orangutan

20 Agustus 2023

Seekor simpanse menikmati makanan beku untuk mendinginkan diri di kebun binatang Bioparco di Roma, Italia, 26 Agustus 2021. Xinhua/Jin Mamengni
6 Hewan Paling Cerdas di Dunia, Ada Simpanse hingga Orangutan

Simpanse, orangutan, dan lumba-lumba adalah beberapa di antara hewan yang memiliki kecerdasan luar biasa.


Perlunya Pemeriksaan Kesehatan sebelum Rutin Beraktivitas Fisik

12 Agustus 2023

ilustrasi konsultasi dokter (pixabay.com)
Perlunya Pemeriksaan Kesehatan sebelum Rutin Beraktivitas Fisik

Ahli nutrisi menganjurkan untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik rutin.