TEMPO.CO, Jakarta - Pola asuh anak atau gaya parenting buruk dapat didefinisikan sebagai gaya pengasuhan yang mengakibatkan perilaku anak nakal. Bahkan, pola asuh yang buruk dapat menyebabkan kejahatan. Pengasuhan yang buruk terjadi ketika orang tua memprioritaskan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan terbaik anak-anaknya.
Orang tua yang buruk membuat keputusan tidak sesuai dengan kepentingan terbaik anak-anak mereka. Artinya, orang tua menempatkan kebutuhan anak di atas kebutuhan sepanjang waktu untuk menjadi orang tua baik. Padahal, kebutuhan tersebut juga bukan untuk kepentingan terbaik anak.
Merujuk parentingforbrain, pola asuh yang buruk dapat berdampak serius tidak hanya pada anak, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Secara fisik, pola asuh yang buruk, seperti kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan fisik, kekerasan emosional, atau penelantaran emosional dapat membahayakan seorang anak atau menempatkan orang lain dalam situasi berbahaya.
Secara psikologis, keterampilan mengasuh anak yang buruk menyebabkan perkembangan anak-anak dan masalah kesehatan mental. Akibatnya, penting untuk mengetahui pola asuh anak yang buruk agar dapat ditangani dengan segera.
Berikut adalah tanda-tanda pola pengasuhan anak yang buruk, yaitu:
1. Banyak atau sedikit terlibat dalam hidup anak
Anak memiliki orang tua yang tidak terlibat sehingga lalai dan gagal menanggapi kebutuhan anak di luar kebutuhan dasar, yaitu tempat tinggal, makanan, dan pakaian. Namun,orang tua yang terlalu terlibat juga dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan dengan mengambil kendali keputusan serta melakukan terlalu banyak peran untuk anak. Akibatnya, anak menjadi terhambat untuk belajar menjadi diri sendiri dalam melakukan segala aktivitas.
2. Sedikit atau tidak memiliki disiplin
Menurut Sharron Frederick, LCSW, seorang psikoterapis di Clarity Health Solutions, anak-anak yang memiliki sedikit atau tanpa disiplin dibiarkan berjuang sendiri dapat mengakibatkan cedera dan menciptakan anak tidak memahami batasan. Padahal, anak-anak akan bergantung dan membutuhkan peran orang tua untuk menentukan batasan dan konsekuensi yang dapat terjadi, jika melewati batasan tertentu.
3. Disiplin yang ketat atau kaku
Merangkum Healthline, tidak seperti orang tua dengan pola asuh sedikit atau tanpa disiplin, Frederick menyatakan bahwa orang tua yang mempraktikkan disiplin ketat atau kaku (alias pola asuh otoriter) tidak mengizinkan anak untuk menjelajahi dunianya. Akibatnya, anak kerap menjadi takut dan cemas. Bahkan, anak dapat memberontak atas suatu kegiatan atau pilihan.
4. Menarik kasih sayang dan perhatian
Mengabaikan seorang anak berarti akan memberitahu mereka bahwa cinta orang tua kepada anaknya memiliki syarat. Penarikan kasih sayang karena seorang anak tidak melakukan apa yang diperintahkan menyebabkan kerugian sama besarnya bagi orang tua dan anak. Pola asuh ini dapat menyebabkan anak memiliki harga diri dan kepercayaan diri rendah yang mengakibatkan anak tidak mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya sesuai dirinya.
Seiring waktu, kondisi ini juga dapat menyebabkan ketergantungan bersama. Anak akan beradaptasi dengan perasaan mereka yang diinginkan seseorang untuk mereka lakukan yang akan berimplikasi pada hubungan kasar.
5. Mempermalukan anak
Tanda dari pola asuh anak (gaya parenting) buruk yang terakhir adalah mempermalukan anak, baik di depan umum maupun secara pribadi. Anak-anak yang selalu dipermalukan oleh orang tuanya dapat mengembangkan masalah dengan sempurna dan takut gagal. Akibatnya, anak akan mengalami kecemasan atau depresi.
Pilihan editor : 5 Alasan Membanding-bandingkan Anak Menjadi Dosa Parenting
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.