Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seri Parenting: Cara Mendidik Anak Sensitif Menjadi Disiplin

image-gnews
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Disiplin merupakan elemen penting dalam membesarkan anak yang baik, termasuk yang berkarakter anak sensitif. Namun, bagi orang tua dari anak sensitif, tidak jarang bergumul mendisiplinkan mereka dengan benar. Sebab, para orang tua anak sensitif merasakan anaknya mudah membangkitkan emosi lebih tajam daripada anak-anak lain.

Anak sensitif secara emosional menjadi mudah kewalahan dan merasakan emosi secara intens. Selain itu, mereka juga sensitif terhadap fisik apa pun yang memicu indra.

Merujuk todaysparent, orang tua dari anak sensitif mengetahui bahwa temperamen anak mereka lebih dari sekadar perasaan besar. Anak sensitif memiliki sistem saraf yang sangat waspada dan cepat bereaksi. Kondisi tersebut merupakan temperamen yang ditemukan pada sekitar 20 persen anak-anak, menurut psikolog Elaine Aron. Dengan begitu, mendidik anak sensitif menjadi disiplin memang membutuhkan cara tertentu. Berikut adalah cara untuk mendisiplinkan anak sensitif dengan pola pengasuhan (parenting) yang benar, yaitu:

1. Menerima Kepekaan Anak

Jika anak sensitif, jangan mencoba mengubah temperamennya. Alih-alih memandang anak sebagai pengecut dan cengeng, tekankan kekuatan dan bakat mereka. Sebagai orang tua, coba fokus untuk mengajari mereka menangani emosi dengan cara yang sesuai secara sosial. Saat merasa frustasi dan berharap anak kurang sensitif, ingatlah bahwa kepekaan yang sama inilah sering membuat mereka menjadi sangat penyayang dan baik hati kepada orang lain.

2. Menetapkan Batas

Menurut parents.com, anak sensitif menerima lebih banyak informasi dari lingkungan mereka dan lebih reaktif terhadapnya sehingga perlu sedikit pencegahan. Para orang tua harus membantu mereka menetapkan batasan dalam memproses emosi yang keras dengan aman. Ciptakan tempat yang tenang sehingga anak dapat kembali ke rumah dengan tenang juga.

3. Memuji Usaha Anak

Anak-anak yang sensitif membutuhkan banyak dorongan. Pujilah usaha anak, meskipun mereka tidak berhasil. Artinya, pujilah anak karena usaha anak buka hasil dari usaha tersebut. Memuji anak karena melakukan hal-hal yang diharapkan dilakukan oleh anak lain dapat memberi mereka kesan berlawanan. Saat memuji anak sensitif, katakan dengan jujur karena mereka cenderung berbohong untuk keluar dari sebuah permasalahan. Selain itu, pujilah anak sensitif ketika mereka mengenali perasaan orang lain sehingga mendorong mereka untuk terus memikirkan orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Memberikan Hadiah

Anak-anak yang sensitif terkadang merasa tidak enak, jika mereka mendapat masalah. Namun, hanya dengan mengubah cara orang tua mengatakan sesuatu, itu dapat mengubahnya menjadi hadiah. Menciptakan sistem penghargaan formal juga membantu anak-anak merayakan pencapaian dan mengubah perilakunya. Perlu diingat bahwa anak sensitif mungkin merasa sangat buruk, jika terkadang tidak mendapatkan hadiah.

5. Mengajarkan Mengenali Perasaan

Melansir verywellfamily, anak sensitif perlu belajar bagaimana mengungkapkan perasaan dan mengatasi perasaan. Gunakan pelatihan emosi untuk mengajari anak dengan cara mengidentifikasi dan menangani perasaan tidak nyaman. Orang tua bisa melakukan pelatihan dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Pelatihan ini juga dapat meningkatkan hubungan komunikasi lebih baik dengan para orang tua sehingga keduanya bisa saling memahami tentang perasaannya. 

6. Memberikan Konsekuensi Logis

Anak sensitif membutuhkan konsekuensi seperti setiap anak lainnya. Pastikan orang tua menerapkan konsekuensi ketika anak melanggar aturan. Sebab, dengan menerapkan konsekuensi logis akan membantu anak mempelajari pelajaran hidup yang berharga. Konsekuensi harus fokus pada disiplin, bukan hukuman. Selain itu, juga pastikan dalam memberi konsekuensi harus lembut bukan disertai emosi, terutama suara keras sehingga anak mengerti pesannya.

Pilihan editor : 5 Alasan Membanding-bandingkan Anak Menjadi Dosa Parenting
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Cara Efektif Edukasi Seks pada Remaja Menurut Psikolog

16 jam lalu

Komunitas pecinta kereta api Rail Fans membawa poster saat mengikuti sosialisasi anti pelecehan seksual di Stasiun Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad, 24 Juli 2022. Sosialisasi itu guna memberikan edukasi kepada pengguna masyarakat khususnya penumpang perempuan untuk melaporkan segera ke petugas apabila mengalami pelecehan seksual sekaligus menolak para pelaku aksi kekerasan seksual untuk menggunakan kereta api. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
3 Cara Efektif Edukasi Seks pada Remaja Menurut Psikolog

Pakar meminta orang tua menggunakan tiga cara efektif untuk memberi edukasi seks pada remaja. Pasalnya usia remaja adalah masa ingin tahu yang tinggi.


5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

16 hari lalu

Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

Meski baik menerapkan standar tinggi, tak jarang orang tua bersikap terlalu keras pada anak-anak. Berikut contohnya.


Kiat Orang Tua Menumbuhkan Minat Anak Masuk Sekolah Setelah Libur Panjang

18 hari lalu

Ilustrasi anak bersekolah. shutterstock.com
Kiat Orang Tua Menumbuhkan Minat Anak Masuk Sekolah Setelah Libur Panjang

Setelah masa liburan, waktu ketika anak akan memulai masuk sekolah menjadi tantangan bagi orang tua


Senang Hamil Anak Kembar? Tetap Pahami Risikonya

18 hari lalu

Ilustrasi anak kembar. shutterstock.com
Senang Hamil Anak Kembar? Tetap Pahami Risikonya

Tentu saja setiap orang tua boleh senang ketika ibu hamil anak kembar. Namun ada beberapa risiko yang wajib dipahami ketika berada di kondisi itu.


Saran Psikolog agar Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru

21 hari lalu

Ilustrasi anak siap masuk sekolah dasar. shutterstock.com
Saran Psikolog agar Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru

Psikolog mengatakan pola pikir positif yang telah ditanamkan orang tua di rumah dapat membantu anak mudah beradaptasi di lingkungan sekolah baru.


Ragam Hal yang Perlu Disiapkan Orang Tua sebelum Anak Masuk SD

22 hari lalu

Ilustrasi anak SD. Tempo/Budi Yanto
Ragam Hal yang Perlu Disiapkan Orang Tua sebelum Anak Masuk SD

Kemandirian perlu diajarkan pada anak untuk menghindarkannya dari dampak buruk bila masuk SD. Berikut saran psikolog.


Anak Bermain di Luar Ruangan, Orang Tua Perlu Waspada Hal Ini

23 hari lalu

Ilustrasi anak bermain di taman bermain atau playground. Foto: Unsplash.com/Zachary Kadolph
Anak Bermain di Luar Ruangan, Orang Tua Perlu Waspada Hal Ini

Anak harus bermain dan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan imajinasi mereka. Tapi orang tua tetap perlu waspada saat anak main di luar.


Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

26 hari lalu

Ilustrasi orang tua menemani anak belajar. Pexels.com
Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak jadi tidak optimal secara psikologis dan kedewasaan emosional karena kesalahan yang biasa dilakukan orang tua.


Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

28 hari lalu

Seorang bocah berusaha kabur saat hendak mengikuti khitanan massal di kantor Walikota Jakarta Utara, Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024. Kegiatan ini merupakan puncak acara yang diselenggarakan oleh PMI Jakarta utara dan Walikota Jakarta Utara, diikuti oleh 497 peserta sebagai upaya melestarikan budaya betawi dalam rangka HUT Jakarta ke-497. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

Khitan pada anak laki-laki bisa ilakukan dengan menggunakan empat jenis metode, yakni laser, manual, klem, dan metode elektrik cauter.


Orang Tua Dianjurkan Buat MPASI Sendiri daripada Beli di Pinggir Jalan

34 hari lalu

Ilustrasi bayi makan/menyuapi bayi. Shutterstock
Orang Tua Dianjurkan Buat MPASI Sendiri daripada Beli di Pinggir Jalan

MPASI yang dibuat sendiri di rumah diklaim memiliki kandungan dan takaran yang jauh lebih baik dibanding yang dijual di pinggir jalan.