TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater Jiemi Ardian mengingatkan pekerja lepas atau freelancer perlu belajar menyadari batasan tubuh untuk mencegah stres. Pasalnya, pekerjaan bisa datang kapan saja dan tidak ada jam kerja pasti sehingga waktu bekerja kadang menjadi berlebihan.
"Kita perlu belajar menyadari batasan tubuh, bukan sekadar mengikuti alur kerja dari jam dan tuntutan saja," kata Jiemi.
Baca Juga:
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu mengatakan tubuh manusia sebenarnya memiliki kapasitas yang terbatas. Apalagi jika banyak duduk, tidak berolahraga, serta kurang tidur, maka kapasitas tubuh akan semakin minimal sehingga pemicu stres yang mampu diterima tubuh semakin sedikit. Begitu juga jika kekurangan nutrisi, energi tubuh akan semakin berkurang sehingga kapasitas tubuh untuk bekerja juga akan berkurang.
"Mari kita ingat bahwa berolahraga, beristirahat, dan makanan dengan gizi seimbang adalah bagian dari produktivitas, bukan lawan dari produktivitas. Maka, jaga hal tersebut. Kalau sudah waktunya beristirahat, istirahatlah," saran Jiemi. "Sesekali boleh melampaui batas diri, tapi hanya sesekali. Jika terus menerus berada di dalam lingkungan penuh stresor, tidak jelas kapan istirahat, mungkin sudah waktunya pertimbangkan untuk mengurangi jumlah pekerjaan."
Tanda stres kronis
Jiemi mengungkapkan tanda-tanda tubuh sudah mengalami burnout atau stres kronis karena pekerjaan, di antaranya kreativitas menurun dan tidak lagi antusias dengan pekerjaan. Kemudian, menurunnya kemampuan bersosialisasi sehingga lebih memilih untuk menarik diri dan tidak berinteraksi dengan orang sekitar serta memiliki pandangan yang sinis terhadap kehidupan juga merupakan tanda mengalami burnout.
"Akan lebih baik kita mengambil jarak dulu, kurangi stresornya. Memaksa diri untuk terus menerus berada di lingkungan penuh stres sembari berharap situasi akan membaik sendiri itu biasanya tidak membantu," katanya.
Sementara itu, dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FKUI), Endang Parahyanti, mengatakan membuat jadwal prioritas kerja juga dapat menjadi salah satu cara mencegah stres akibat pekerjaan sehingga dapat terus memberikan kepuasan untuk klien. Menurutnya, pengelolaan beban tugas menjadi penting dengan kemampuan manajemen waktu yang baik. Setiap tugas harus dihitung kapan waktu penyelesaiannya dan sumber daya apa yang harus dimanfaatkan.
"Seorang freelancer harus menghitung tuntutan kerja dengan sumber daya yang dimiliki. Ketika sumber daya yang dimiliki tidak cukup besar, maka potensi terjadinya burnout menjadi semakin besar," ujar Endang
Pilihan Editor: Inilah 10 Pekerjaan Sampingan yang Cocok untuk Mahasiswa di Tengah Kesibukan Kuliah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.