TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau semua pihak untuk mewaspadai dampak El Nino atau sebuah fenomena pemanasan suhu muka laut yang menyebabkan terjadinya kekeringan sehingga memicu kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
“Dengan adanya El Nino kita takut kejadiannya meningkat, makanya di awal 2023 kita sudah keluarkan Surat Edaran (SE) untuk mengingatkan seluruh pemerintah daerah. Kita khawatir akan terjadi lonjakan kasus,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam Peringatan ASEAN Dengue Day 2023 di Jakarta, Senin 12 Juni 2023.
Imran menuturkan berdasarkan sebuah kajian timnya, frekuensi nyamuk untuk menggigit akan meningkat tiga sampai lima kali lebih ganas ketika suhu di sebuah negara semakin memanas di atas 35 derajat Celcius.
Dengan kondisi kekeringan yang dibawa oleh El Nino, dikhawatirkan air-air yang ada di dalam sebuah wadah atau tertampung dalam sebuah genangan jadi tidak tergantikan. Hal ini membantu nyamuk menemukan breeding place atau tempat bagi nyamuk Aedes aegypti penyebab dengue berkembang biak.
“El Nino ini memang siklus, kita sejak awal tahun sudah menyampaikan ke dinas kesehatan daerah agar berhati-hati. Mereka harus bersiap selalu memonitor bagaimana pemberantasan sarang nyamuknya untuk ditingkatkan,” katanya.
Dalam data kumulatif Kemenkes sampai dengan minggu ke-22 tahun 2023 saja, Kemenkes sudah menemukan ada 35.694 kasus dengue, dengan 270 kematian akibat dengue dalam kurun waktu yang sama. Imran mengimbau semua pihak untuk berhati-hati karena kasus dengue banyak ditemukan di usia anak-anak.
Guna mencegah kasus semakin meningkat, Imran menekankan bahwa hal terpenting dari mengatasi dengue terletak pada upaya pencegahanya. Saat ini Kemenkes menggencarkan sosialisasi terkait pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Sosialisasi digencarkan melalui kampanye 3M Plus yakni menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
“Kalau fogging kami tidak terlalu rekomendasikan karena itu lebih ke arah reaksi, kalau ada kasus baru kita fogging. Kalau sekarang yang penting adalah jangan sampai ada jentik nyamuk. Kemudian kita sampaikan kalau daerahnya ada banyak tanaman, dianjurkan pakai lotion atau (vaksin) bivalen, hal-hal itu yang melindungi,” katanya.
Dalam acara itu Imran turut meminta sambil masyarakat menggencarkan 3M Plus, pemerintah daerah perlu mulai melakukan pemantauan secara lebih teratur dan mempersiapkan seluruh kebutuhan logistik, cairan serta obat-obatan terkait di fasilitas kesehatan, sebagai bentuk antisipasi lonjakan kasus sewaktu-waktu.
Kemenkes sendiri mengaku sedang menjalankan enam strategi nasional penanggulangan dengue untuk periode 2021-2025 yaitu penguatan manajemen vektor yang efektif, aman dan berkesinambungan, meningkatkan akses dan mutu tata laksana dengue, menguatkan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen Kejadian Luar Biasa (KLB) yang responsif.
Selanjutnya Kemenkes juga menjalankan peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi yang berkesinambungan, penguatan kebijakan manajemen program, kemitraan dan komitmen pemerintah hingga pengembangan kajian, penelitian dan inovasi sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti. “Komitmen pemerintah daerah sangat penting untuk bisa mengalokasikan sumber daya yang cukup. Dalam hal ini bisa manusia atau dana agar bisa mengatasi masalah dengue ini,” ujar Imran.
Pilihan Editor: Vaksinasi Demam Berdarah untuk Kurangi Risiko Anak kena Infeksi Berat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.