TEMPO.CO, Jakarta - Novie Homenta Rampengan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengingatkan penularan rabies kepada manusia dapat terjadi baik melalui gigitan maupun nongigitan. Salah satunya melalui luka terbuka.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI itu menjelaskan ketika anjing, kucing, atau kera yang terjangkit virus rabies menggigit manusia, air liur yang mengandung virus akan masuk ke tubuh manusia melalui gigitan. Sementara penularan nongigitan bisa melalui jilatan pada kulit yang terbuka.
"Jadi, kalau kita dijilat oleh anjing yang sakit rabies, apalagi kalau ada luka, itu bisa masuk virus rabies," kata Novie.
Penyakit rabies memiliki masa inkubasi atau selang waktu antara pajanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul, sekitar dua minggu hingga dua tahun. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat perjalanan penyakit rabies pada tubuh manusia butuh waktu rata-rata 90 hari.
Menular lewat transplantasi
Laporan kesehatan di Amerika Serikat, penyakit rabies juga bisa menular melalui transplantasi organ. Akibat hal tersebut, para penerima organ pun akhirnya meninggal dunia. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk selalu mewaspadai penularan rabies mengacu pada masa inkubasi virus tersebut pada tubuh manusia.
Virus rabies yang masuk ke tubuh manusia akan mulai melakukan replikasi di jaringan otot sekitar lokasi gigitan, naik ke otak, berkembang biak, kemudian menjalari seluruh organ tubuh. Meski demikian, tidak semua gigitan anjing mengandung penyakit rabies.
Saat tergigit anjing, penanganan awal adalah bersikap tenang, mencuci luka dengan air mengalir dan sabun, deterjen, atau antiseptik agar virus terbawa keluar, selama 10-15 menit. Setelah itu, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Sebelum mendapatkan vaksin rabies atau serum antirabies, orang harus mencermati status wilayah terjadinya gigitan, cara terjadinya gigitan (berasal dari provokasi atau nonprovokasi), luka gigitan (letak, jumlah, keadaan luka), dan status vaksinasi hewan yang menggigit.
"Rekomendasi WHO kurang lebih sama, kalau cuma kena jilatan cukup dicuci saja, tidak perlu divaksin. Sedangkan bila luka terbuka, apalagi banyak, berarti lihat status endemisitas apakah wilayah rabies atau tidak," sarannya.
Pilihan Editor: 3 Hal Penting Mencegah Penyebaran Virus Rabies