Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Literasi Kesehatan untuk Tekan Kasus Stunting

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan kesehatan masyarakat lulusan Universitas Glasgow, Skotlandia, Samuel Josafat Olam, menekankan pentingnya peningkatan literasi kesehatan untuk menekan kasus stunting.

"Misalnya dalam hal pemilihan makanan, literasi kesehatan itu menentukan sekali. Selama ini masyarakat masih sering mengambil perilaku bukan berdasarkan keputusan logis tetapi hanya mengikuti norma sosial saja," kata Samuel pada acara bertema "Stunting bukan sekedar bantuan pangan" di Jakarta Selatan, Kamis, 22 Juni 2023.

Ia menjelaskan norma sosial yang selama ini dianut masyarakat adalah kebiasaan ikut-ikutan atau hanya melakukan sesuatu berdasarkan apa yang selama ini diyakini benar di masyarakat.

"Misalnya pada pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), di mana masih banyak yang menganggap bahwa bubur atau makanan tidak bertekstur paling aman untuk bayi. Padahal, anggapan tersebut tidak ada bukti yang kuat," jelasnya.

Menurutnya, penting untuk melakukan peningkatan kapasitas kader kesehatan di daerah demi meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. "Stunting ini kuncinya ada di layanan kesehatan, di mana kalau kita lihat masih banyak layanan kesehatan yang mengandalkan puskesmas dan posyandu sebagai pusat kesehatan primer dan yang berperan penting di sana adalah para bidan dan kader kesehatan," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya intervensi stunting berdasarkan bukti dan pengolahan data yang valid. "Perlu ada survei dan penelitian lebih lanjut, misalnya membandingkan desa yang satu dilakukan pemeriksaan kader, yang satu lagi tidak ada pemeriksaan kader. Setelah beberapa tahun dilihat dan dibandingkan, penurunan stunting lebih signifikan mana. Data itu nantinya diulas dan diolah oleh peneliti agar jadi satu bukti yang kuat. Jadi, setiap intervensi yang kita lakukan berbasis data," paparnya.

Ia menjelaskan penting bagi pemerintah untuk fokus memprioritaskan anggaran pada intervensi spesifik dan sensitif untuk menangani stunting, tidak hanya fokus pada bantuan permakanan saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Alokasi anggaran itu sebaiknya betul-betul mengarah langsung pada peningkatan gizinya, juga intervensi sensitif, yang salah satunya yakni peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan," katanya.

Investasi SDM
Ia menegaskan intervensi sensitif, misalnya akses jaminan kesehatan, layanan keluarga berencana, hingga penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja tak kalah penting karena dapat berpengaruh pada jangka panjang.

"Investasi ke sumber daya manusia itu lebih penting untuk membangun literasi kesehatan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu perlu payung hukum yang memastikan ada kebijakan anggaran untuk mengatur kader-kader di posyandu agar kualitasnya meningkat," tuturnya.

Selain itu, Samuel juga menekankan kasus stunting ini perlu terus dikawal agar terus menjadi agenda nasional. Salah satunya melalui integrasi dengan pembangunan Indonesia Emas 2045.

"Kalau mau kasus stunting terus dikawal, kita harus melihat ini sebagai investasi pembangunan manusia. Data dari World Bank itu jika kita investasi pada gizi dan kesehatan, setiap 1 dolar investasinya akan meningkat 48 kali," tegasnya.

Pilihan Editor: 6 Makanan yang Diklaim Sehat tapi Ternyata Tidak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Ilustrasi ruang tunggu di Rumah Sakit/ Bethsaida Hospital
3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)
Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.


1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

Ilustrasi ruang perawatan di rumah sakit.
1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

7 hari lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang