TEMPO.CO, Jakarta - Aneurisma adalah kondisi medis yang terjadi ketika dinding pembuluh darah melemah dan membentuk benjolan atau pembengkakan. Biasanya, aneurisma terjadi di arteri, pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Dilansir dari American Heart Association, aneurisma dapat terjadi di arteri mana pun, tetapi yang paling umum terjadi di antaranya:
- Aneurisma aorta terjadi pada arteri utama yang membawa darah dari jantung ke tubuh.
- Aneurisma serebral terjadi di arteri otak.
- Aneurisma arteri poplitea terjadi di arteri di belakang lutut.
- Aneurisma arteri mesenterika terjadi di arteri yang memasok darah ke usus.
- Aneurisma arteri limpa terjadi di arteri limpa.
Sebagian besar aneurisma otak berkembang pada usia dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak. Sementara itu, aneurisma aorta menjadi lebih umum dengan bertambahnya usia. Aneurisma aorta perut empat hingga enam kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Mengutip Cleveland Clinic, dalam beberapa kasus orang dilahirkan dengan aneurisma. Mereka juga dapat berkembang kapan saja selama hidup.
Meskipun penyebab aneurisma seringkali tidak diketahui, beberapa kemungkinan penyebabnya yaitu aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, dan cedera pada aorta.
Sebagian orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki aneurisma. Jika aneurisma pecah, itu adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera mungkin. Gejala pecahnya aneurisma yaitu:
- Pusing
- Detak jantung yang cepat
- Merasakan sakit yang parah di kepala, dada, perut, atau punggung secara tiba-tiba
- Kehilangan kesadaran setelah sakit kepala parah
- Penurunan tekanan darah
- Jantung berdebar-debar
- Kebingungan
- Kesulitan menelan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Nyeri di perut, dada, atau punggung
- Massa perut yang berdenyut atau bengkak di leher
- Perubahan pada penglihatan.
Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan pendarahan internal. Tergantung pada lokasi aneurisma, pecahnya bisa sangat berbahaya atau mengancam jiwa. Aneurisma di leher dapat menyebabkan gumpalan darah mengalir ke otak.
Jika gumpalan memotong aliran darah ke otak, dapat menyebabkan stroke. Ketika aneurisma otak pecah, itu menyebabkan perdarahan subarachnoid. Beberapa orang menyebut stroke jenis ini pendarahan otak. Beberapa orang juga merasakan gejala lain seperti lemahnya anggota tubuh dan sulit berbicara.
Pilihan Editor: Influencer Kebugaran Jo Lindner Meninggal karena Aneurisma, Apa itu dan Bagaimana Mencegahnya?