Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Aneurisma dan Gejalanya

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi otak. Pixabay
Ilustrasi otak. Pixabay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aneurisma adalah kondisi medis yang terjadi ketika dinding pembuluh darah melemah dan membentuk benjolan atau pembengkakan. Biasanya, aneurisma terjadi di arteri, pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Dilansir dari American Heart Association, aneurisma dapat terjadi di arteri mana pun, tetapi yang paling umum terjadi di antaranya:

- Aneurisma aorta terjadi pada arteri utama yang membawa darah dari jantung ke tubuh.

- Aneurisma serebral terjadi di arteri otak.

- Aneurisma arteri poplitea terjadi di arteri di belakang lutut.

- Aneurisma arteri mesenterika terjadi di arteri yang memasok darah ke usus.

- Aneurisma arteri limpa terjadi di arteri limpa.

Sebagian besar aneurisma otak berkembang pada usia dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak. Sementara itu, aneurisma aorta menjadi lebih umum dengan bertambahnya usia. Aneurisma aorta perut empat hingga enam kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. 

Mengutip Cleveland Clinic, dalam beberapa kasus orang dilahirkan dengan aneurisma. Mereka juga dapat berkembang kapan saja selama hidup.

Meskipun penyebab aneurisma seringkali tidak diketahui, beberapa kemungkinan penyebabnya yaitu aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, dan cedera pada aorta.

Sebagian orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki aneurisma. Jika aneurisma pecah, itu adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera mungkin. Gejala pecahnya aneurisma yaitu:

- Pusing

- Detak jantung yang cepat

- Merasakan sakit yang parah di kepala, dada, perut, atau punggung secara tiba-tiba

- Kehilangan kesadaran setelah sakit kepala parah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Penurunan tekanan darah

- Jantung berdebar-debar

- Kebingungan

- Kesulitan menelan

- Kelelahan

- Sakit kepala

- Mual atau muntah

- Nyeri di perut, dada, atau punggung

- Massa perut yang berdenyut atau bengkak di leher

- Perubahan pada penglihatan.

Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan pendarahan internal. Tergantung pada lokasi aneurisma, pecahnya bisa sangat berbahaya atau mengancam jiwa. Aneurisma di leher dapat menyebabkan gumpalan darah mengalir ke otak. 

Jika gumpalan memotong aliran darah ke otak, dapat menyebabkan stroke. Ketika aneurisma otak pecah, itu menyebabkan perdarahan subarachnoid. Beberapa orang menyebut stroke jenis ini pendarahan otak. Beberapa orang juga merasakan gejala lain seperti lemahnya anggota tubuh dan sulit berbicara.

Pilihan Editor: Influencer Kebugaran Jo Lindner Meninggal karena Aneurisma, Apa itu dan Bagaimana Mencegahnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

6 hari lalu

Diskusi bertajuk Pendekatan terbaru untuk Mencegah Stroke/Sania Royale
Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

Stroke dapat terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena terjadi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.


Alasan Tak Boleh Minum Kopi dan Teh sebelum Tes Darah

6 hari lalu

ilustrasi tes darah (Pixabay.com)
Alasan Tak Boleh Minum Kopi dan Teh sebelum Tes Darah

Orang diminta tak minum kopi dan teh sebelum menjalani tes darah di laboratorium namun tetap boleh minum air putih karena tak mempengaruhi hasil.


Diagnosis dan Penilaian Kebutuhan PCI untuk Penanganan Serangan Jantung

15 hari lalu

Ilustrasi serangan jantung (pixabay.com)
Diagnosis dan Penilaian Kebutuhan PCI untuk Penanganan Serangan Jantung

Diagnosis dan penilaian kebutuhan PCI melibatkan serangkaian prosedur untuk menentukan apakah PCI adalah opsi terbaik untuk pasien serangan jantung.


Memahami Prosedur PCI untuk Serangan Jantung Akut

15 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Memahami Prosedur PCI untuk Serangan Jantung Akut

Salah satu keuntungan utama PCI adalah kemampuan untuk dilakukan secara darurat, yang merupakan langkah penting ketika terjadi serangan jantung.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

20 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


Beda CT Scan dan Kateterisasi untuk Ketahui Masalah Jantung

24 hari lalu

Ilustrasi serangan jantung (pixabay.com)
Beda CT Scan dan Kateterisasi untuk Ketahui Masalah Jantung

CT scan dan katerisasi jantung bisa dilakukan untuk mendeteksi masalah jantung lebih awal sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih cepat. Apa bedanya?


Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

27 hari lalu

Ilustrasi pendarahan otak. Pexels/Anna Shvets
Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

Pemilik riwayat keluarga aneurisma otak, apalagi jenis ruptur atau pecah, diminta untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.


Pakar Saraf Jelaskan Penyebab Aneurisma Otak, Bahaya dan Risikonya

28 hari lalu

Ilustrasi perdarahan otak. Pixabay
Pakar Saraf Jelaskan Penyebab Aneurisma Otak, Bahaya dan Risikonya

Aneurisma otak disebabkan pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah dan berisiko mengalami pecah.


Gejala Radang Pembuluh Darah di Tungkai Bawah Terkait Autoimun

29 hari lalu

Ilustrasi anak biduran. kidsallergy.co.za
Gejala Radang Pembuluh Darah di Tungkai Bawah Terkait Autoimun

Bercak merah di tungkai bawah bisa merupakan gejala radang pembuluh darah kecil, salah satu kondisi autoimun tersering pada anak.


6 Kondisi Pasien yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif

31 hari lalu

Ilustrasi Bedah/freepik
6 Kondisi Pasien yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif

Bedah Jantung Minimal Invasif membutuhkan pelatihan dan sertifikasi karena menggunakan teknik yang memerlukan keahlian khusus dari dokter operator.