Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pilihan Lebih Sehat, Mi Instan Ini Rendah Natrium dan Lemak

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMi instan salah satu makanan yang sangat dicintai masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia masuk dalam daftar tiga besar utama sebagai negara pengkonsumsi mi instan tertinggi di dunia.

Pada umumnya pembuatan mi instan terdiri dari berbagai tahap yaitu pencampuran, pembentukan, pengukusan, penggorengan, pendinginan, dan pengemasan. Penggorengan sendiri bertujuan untuk mengurangi kadar air pada mi sehingga menjadi lebih awet. Proses inipun yang menjadi salah satu hal yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

Saat ini sudah semakin banyak pelaku usaha yang menawarkan mi instan dengan kandungan yang lebih sehat. Salah satunya, produsen makanan dan minuman Mayora melalui Mayora Mie Oven. Salah satu yang diklaim menjadi keunggulan mi instan jenis ini adalah pembuatannya yang dipanggang di oven, bukan digoreng. 

Inovasi dan komitmen Mayora atas Mie Oven ini mendapatkan apresiasi berupa penghargaan Inovasi Produk Pangan dan Gizi sebagai mie oven pertama di Indonesia dengan cita rasa tradisional mie goreng, dibuat tanpa proses penggorengan dan mengandung natrium lebih rendah dari Perkumpulan Profesi Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia). Penghargaan ini dianugerahkan PERGIZI PANGAN Indonesia pada acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA) 2023 yang diselenggarakan di Bogor pada 24 Juni 2023, untuk produk Mayora Mie Oven Goreng Bawang.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Dr. Hardinsyah MS mengatakan, produk Mayora Mie Oven Goreng Bawang mendapat penghargaan sebagai mi oven pertama di Indonesia dengan cita rasa tradisional dibuat tanpa proses penggorengan dan mengandung natrium lebih rendah. “Sesuai regulasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan produk ini dinyatakan lebih sehat,” kata Hardinsyah dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 10 Juli 2023.

Berdasarkan peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan, produk Mayora Mie Oven Rasa Mie Goreng Bawang telah memenuhi syarat pencantuman logo pilihan lebih sehat dan mendapat centang hijau BPOM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mi instan kategori itu memenuhi syarat pilihan lebih sehat sesuai ketentuan batas lemak total yakni 20 gram per 100 gram dan garam (natrium) 900 miligram per 100 gram. Hasil pengujian menunjukkan Mie Oven Goreng Bawang memiliki kandungan garam (natrium) sebesar 590 mg sementara lemak total sebesar 7 gram, jauh lebih rendah dari yang disyarakatkan.

Sebelumnya, terlalu banyak mengkonsumsi natrium atau garam akan berbahaya bagi tubuh. Natrium memang dibutuhkan untuk membantu kerja saraf dan otot, menjaga keseimbangan cairan tubuh, serta mengendalikan tekanan dan volume darah. Namun mengkonsumsi natrium berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

Sementara lemak, terutama lemak jenuh yang berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan karena menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah, peradangan hingga memengaruhi kondisi psikologis. Jika lemak menyumbat peredaran darah ke jantung, hal ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Sedangkan jika menyumbat peredaran darah ke otak, bisa berisiko stroke.

M.T Assyaukani, Marketing Director Mayora Mie Oven menambahkan timnya berusaha agar Mie Oven tetap lezat dan disukai oleh masyarakat, karena itu produknya mengggunakan bumbu kental berbentuk pasta yang membuat cita rasa yang kaya dan otentik. "Produk ini sekaligus menjadi jawaban bagi konsumen, terutama para ibu yang sering khawatir terhadap kegemaran anak-anak mengonsumsi mie instan," kata Assyaukani.

Pilihan Editor: Cara Sehat Santap Mi Instan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

21 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

24 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

24 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.


Ribuan Pedagang Warmindo Mulai Mudik Tinggalkan Yogyakarta

28 hari lalu

Ribuan pedagang Warmindo di Yogyakarta mulai mudik H-7 Lebaran atau Rabu petang 3 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ribuan Pedagang Warmindo Mulai Mudik Tinggalkan Yogyakarta

Dengan mudiknya ribuan pedagang Warmindo, mahasiswa Yogyakarta yang masih di kota bisa mencari alternatif warung lain jika butuh makanan tengah malam.


10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

34 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

Masakan dengan kuah santan selalu menjadi favorit banyak orang. Begini menyimpan makanan bersantan agar awet.


Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

36 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh


Tinggi Lemak dan Kalori, Waspadai Efek Makan Kue Kering Berlebihan

42 hari lalu

Pekerja mencetak kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Pabrik kue kering ternama ini memproduksi 500 lusin kue kering per hari untuk memenuhi pemesanan kue selama Ramadan dan lebaran dari berbagai daerah. TEMPO/Prima Mulia
Tinggi Lemak dan Kalori, Waspadai Efek Makan Kue Kering Berlebihan

Kue kering seperti nastar yang sering disajikan saat lebaran sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak karena mengundang dampak negatif bagi tubuh.


Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

44 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

51 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Ini Pentingnya Memperhatikan Asupan Garam Bagi Penderita Penyakit Ginjal

23 Februari 2024

Ilustrasi penyakit ginjal (Pixabay.com)
Ini Pentingnya Memperhatikan Asupan Garam Bagi Penderita Penyakit Ginjal

Rock salt disebut paling cocok untuk dikonsumsi pasien yang menderita penyakit ginjal.