Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Rabies: Gejala dan Cara Pertolongan Pertamanya

image-gnews
Seorang wanita membawa anjing peliharaannya menunggu vaksinasi rabies gratis di Manila, Filipina, pada 28 September 2020. Hari Rabies Sedunia diperingati tiap 28 September untuk menyebarkan kesadaran akan pencegahan rabies pada hewan peliharaan. (Xinhua/Rouelle Umali)
Seorang wanita membawa anjing peliharaannya menunggu vaksinasi rabies gratis di Manila, Filipina, pada 28 September 2020. Hari Rabies Sedunia diperingati tiap 28 September untuk menyebarkan kesadaran akan pencegahan rabies pada hewan peliharaan. (Xinhua/Rouelle Umali)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies, atau yang juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, merupakan sebuah penyakit yang sangat serius dan mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf dan otak. 

Hewan penular rabies

Menurut World Health Organization (WHO), rabies merupakan penyakit zoonosis yang tersebar di hampir semua negara di dunia, kecuali di beberapa negara yang bebas rabies. Rabies dapat menular dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan atau cakaran. 

Hewan yang sering menjadi pembawa virus rabies antara lain anjing, kucing, dan kelelawar. Rabies juga dapat menyebar melalui hewan liar seperti rakun, musang, dan rubah.

Gejala rabies pada hewan dan manusia

Gejala rabies pada hewan dapat berbeda-beda, tetapi tanda-tanda umumnya termasuk perubahan perilaku, agresivitas yang tidak biasa, penurunan nafsu makan, dan kesulitan mengunyah atau menelan. 

Pada tahap lanjut, hewan yang terinfeksi dapat mengalami kejang, kelumpuhan, dan kehilangan kesadaran. Gejala pada hewan ini dapat berkembang dengan cepat, dan jika terinfeksi, hewan tersebut biasanya tidak dapat diselamatkan.

Pada manusia, gejala rabies juga dapat bervariasi. Tahap awal penyakit ini seringkali mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejalanya akan berkembang menjadi lebih serius. 

Gejala yang muncul termasuk kegelisahan, kecemasan yang tidak wajar, kesulitan tidur, dan kesulitan menelan. Tahap akhir rabies ditandai dengan gangguan saraf yang parah, seperti kejang, kelumpuhan, dan gangguan kesadaran. Sayangnya, pada tahap ini, rabies hampir selalu berakibat fatal.

Pencegahan dan perawatan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan menghindari gigitan hewan, terutama hewan liar. Menurut MSD Manuals, tanda-tanda rabies pada hewan liar termasuk perilaku tidak normal, seperti tidak takut saat didekati, hewan nokturnal yang keluar di siang hari, suara yang tidak biasa dari kelelawar, dan serangan tanpa provokasi. 

Vaksin rabies dianjurkan bagi mereka yang berisiko terpapar virus rabies, seperti dokter hewan, pekerja laboratorium yang menangani hewan yang mungkin rabies, orang yang tinggal di negara berkembang dengan rabies yang tersebar luas, dan mereka yang menjelajahi gua kelelawar. Vaksin diberikan dalam tiga dosis melalui suntikan ke otot. 

Dosis pertama diberikan segera setelah paparan, diikuti dengan dosis kedua pada hari ke-7 dan dosis ketiga antara hari ke-21 dan 28. Vaksinasi memberikan perlindungan sebagian besar orang, tetapi perlindungan tersebut dapat menurun seiring waktu.

Jika digigit oleh hewan, langkah pertama adalah membersihkan luka dengan sabun dan air secara menyeluruh. Luka tusukan yang dalam harus disiram dengan air mengalir. Kemudian, segera temui dokter untuk evaluasi lebih lanjut. 

Dokter akan membersihkan luka lebih lanjut dan memeriksa kemungkinan penularan rabies. Jika terdapat risiko tinggi, imunoglobulin rabies dan vaksin akan diberikan melalui suntikan untuk mencegah rabies. 

Imunoglobulin rabies memberikan perlindungan segera tetapi hanya bersifat sementara, sementara vaksin rabies merangsang produksi antibodi yang memberikan perlindungan lebih lama.

Pencegahan dan penanganan rabies membutuhkan tindakan cepat dan tepat. Menghindari gigitan hewan dan mendapatkan vaksinasi yang sesuai merupakan langkah penting dalam melindungi diri dari penyakit yang mematikan ini. 

Jika digigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, segera mencuci luka dan mencari perawatan medis untuk langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Pilihan Editor: Waspada Penyakit Hewan yang Bisa Menular ke Manusia selain Rabies

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 jam lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

22 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Seorang petugas mengamatu umat Islam melakukkan tawaf mengelilingi ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Jumat, 7 Juli 2023. Masjidil Haram masih dipadati jamaah yang melaksanakan tawaf dan ibadah lainnya usai pelaksanaan puncak ibadah haji. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

5 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.