TEMPO.CO, Jakarta - Data menunjukkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia menurun pada 2010-2020. Meski demikian, pemerintah tetap berupaya menekan angka kematian saat hamil atau 42 hari setelah melahirkan.
"Kesehatan ibu harus dijaga sebelum hamil, selama hamil, saat bersalin, dan seterusnya sehingga dapat melahirkan serta membesarkan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga:
Menurut data Badan Pusat Statistik 2010-2023, pada 2010 terdapat 346 kematian ibu dari 100.000 kelahiran. Pada 2015, AKI turun jadi 305, 2020 jadi 189, dan target 183 pada 2025, serta 70 pada 2030. Data BPS Januari 2013 menunjukkan AKI terbanyak ada di Papua dengan 565, Nusa Tenggara Timur 361, dan Papua Barat 343. Sementara yang terendah di DKI Jakarta dengan 48 kematian, DIY 58, dan Bali 85.
Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Upaya pemerintah
Pemerintah pun melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kematian ibu, di antaranya dengan:
-Memberikan akses bagi ibu hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan pemerintah.
-Mendistribusikan 8.829 alat ultrasonografi (USG) ke berbagai fasilitas kesehatan hingga akhir 2023.
-Memperbaiki sistem rujukan persalinan sehingga pelayanannya lebih baik.
-Mengembangkan kapasitas dokter umum dan bidan dalam penggunaan USG dengan pelatihan.
-Memberikan layanan pemeriksaan kesehatan ibu hamil minimal enam kali selama sembilan bulan dengan USG.
Pilihan Editor: Angka Kematian Ibu di Indonesia Tinggi, Masih Jauh dari Target