TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi sakit batuk selama 4 minggu ke belakang. Hal itu salah satunya lantaran polusi udara di Jakarta yang sudah semakin parah. Apakah batuk kronis?
Batuk kronis berulang adalah keadaan klinis oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Batuk ini berulang sedikitnya 3 kali dalam 3 bulan berturut, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik atau non-respiratorik lainnya. Mengenai batasan batuk akut dan kronik terdapat beberapa pendapat. Beberapa mengajukan batas batuk 3 minggu atau lebih sebagai batas batuk kronik.
Sedangkan pendapat lain membagi menjadi 3 kelompok, batuk akut, sub-akut, dan kronis. Kurang dari 2 minggu termasuk batuk akut, antara 2-4 minggu disebut batuk sub-akut, sedangkan lebih dari 4 minggu disebut batuk kronik. Terdapat pendapat lain mengusulkan batas akut adalah kurang dari 3 minggu, subakut antara 3-8 minggu, dan kronis 8 minggu atau lebih.
Dilansir melalui honestdocs.id, pada umumnya, batuk akan hilang kurang dari dua minggu. Namun ketika batuk tak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu (bisa lebih dari 6 minggu) dan sangat mengganggu aktifitas sehari-hari Anda, seperti kesusahan menelan makanan, bangun tengah malam karena terbatuk-batuk, dan juga mengganggu konsentrasi Anda bekerja, batuk tersebut dapat dikategorikan batuk kronis yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Batuk kronis bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah gejala dari penyakit lain yang lebih serius. Sehingga jika Anda memiliki batuk yang berkepanjangan disarankan untuk memeriksakan ke dokter.
Gejala Batuk Kronis
Dilansir melalui honestdocs.id, Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa batuk kronis adalah gejala dari adanya penyakit lain yang lebih serius. Selain batuk yang mengganggu, batuk kronis memiliki gejala lainnya yaitu:
- Kepala selalu terasa pusing terutama ketika batuk muncul berturut-turut
- Diawali dengan flu yang disertai demam
- Susah makan sehingga menyebabkan turunnya berat badan
- Suara serak dan terkadang susah napas atau napas sesak
- Mulas atau rasa asam di mulut
- Dalam kasus yang jarang terjadi, batuk darah
Untuk mendiagnosa batuk kronis dapat dilakukan beberapa cara, di antaranya adalah:
Apa saja cara untuk mendiagnosa batuk kronis?
Tes laboratorium
Lendir yang dikeluarkan saat batuk dapat diperiksa di laboratorium untuk mengetahui bakteri
Yang terdapat dalam lendir. Terlebih lagi jika batuk dan mengeluarkan lendir yang berwarna.
X-ray
Tes x-ray digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit yang cukup serius seperti
pneumonia bahkan untuk menunjukan adanya kanker paru-paru. Selain itu, jika batuk kronis
disebabkan oleh infeksi paru-paru, hasil x-ray juga bisa mendeteksinya.
Bronkoskopi
Cara mendiagnosa menggunakan bronkoskopi dilakukan dengan menggunakan tali lentur
panjang yang memiliki kamera dan dimasukkan melalui mulut menuju tenggorokan dan
paru-paru. Selain dapat melihat kondisi paru-paru (banyaknya lendir dan kondisi
peradangan), dokter juga dapat mengambil sample lendir atau cairan untuk diteliti lebih lanjut.
Bagaimana cara mengobati batuk kronis?
Ketika Anda mengalami batuk yang berkepanjangan, segera mulailah pengobatan di rumah sebelum batuk semakin parah dan mengganggu aktifitas Anda. Obat-obatan adalah langkah awal untuk mengobati penderita batuk kronis.
Jika ternyata positif mengalami infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksinya terlebih dahulu. Selain itu, penderita asma, sinus atau postnatal drip juga disarankan untuk mengobatinya dengan resep obat masing-masing sesuai kebutuhan pasien.
Apakah batuk kronis dapat dicegah?
Batuk kronis dapat dicegah dan tidak selalu dialami setiap orang. Beberapa cara di bawah ini dapat mencegah terjadinya batuk kronis.
1. Tidak merokok
Merokok memberikan resiko besar terjadinya batuk kronis berkepanjangan. Bronkitis kronis adalah salah satu pemicu batuk kronis pada perokok aktif. Hal ini disebabkan adanya peradangan pada saluran bronkioli (saluran utama pernapasan di paru-paru) yang terus menerus. Jika perokok tidak segera mengobati peradangan atau bronchitis tersebut, maka hal ini dapat mengakibatkan penyakit lainnya seperti kanker paru-paru.
2. Perbanyak minum air putih
Air putih membantu ‘menenangkan’ peradangan yang terjadi pada tenggorokan. Selain itu jika terdapat lendir, air putih membantu melancarkan sekresi pada tenggorokan.
3. Meminum pereda batuk
Ketika seseorang sudah merasakan terganggunya aktifitas makan, tidur dan bekerja mulailah untuk mengonsumsi obat batuk. Tujuan obat pereda batuk agar penderita bisa beristirahat dan makan, namun beberapa sumber mengatakan obat pereda batuk hanya membantu menyelesaikan dalam jangka pendek dan bisa menyebabkan ketergantungan.
Pilihan Editor: Sandiaga Uno Ungkap Jokowi Batuk Sudah 4 Minggu, Diduga karena Polusi Udara Jakarta