TEMPO.CO, Jakarta - Anda merasa lesu dan letih? Apakah hanya kelelahan biasa atau karena cuaca panas atau heat exhaustion? Dokter pun menjelaskan bedanya.
"Terpapar cuaca panas untuk waktu lama bisa menyebabkan heat exhaustion. Itulah respons tubuh yang kehilangan banyak cairan dan garam," jelas Dr. Preethi Daniel, deputi direktur medis di London Doctors Clinic, Inggris.
"Gejala biasanya banyak berkeringat, bernapas cepat, sakit kepala, suhu badan tinggi, mual, detak jantung lebih cepat dan lemah, kepala terasa kosong, merasa lelah, dan kram," ujarnya kepada Daily Mail.
Lansia, bayi, anak-anak, dan penderita penyakit kronis lebih mungkin mengalami kondisi ini. Gejala biasanya sama pada dewasa dan anak-anak, dan bisa membuat anak lelah dan sempoyongan. Meski tak mengancam jiwa, kondisi ini menjadi tanda tubuh butuh pendinginan dan mencegah berkembangnya heat stroke. Segera berlindung dari sinar matahari.
Beda dengan kelelahan biasa
Apa bedanya dengan kelelahan biasa? "Heat exhaustion adalah dampak langsung terlalu lama berada di bawah sinar matahari dan sering menaikkan suhu inti tubuh melebihi 38 derajat Celcius, yang bukan merupakan tanda kelelahan umum," papar Dr. Carolyn Barshall, dari RS King Edward VII.
"Sementara kelelahan bisa terjadi karena banyak faktor gaya hidup seperti kurang tidur, minum alkohol, atau pola makan tak sehat," tambahnya.
Apa pula bedanya dengan heat stroke? Ini merupakan kondisi lanjutan dari heat exhaustion karena bisa berdampak ke mental, seperti kebingungan, kehilangan kesadaran, bahkan pingsan. Gejala lain adalah kulit tak mengeluarkan keringat meski cuaca panas, serta kesulitan bernapas, dan biasanya dianggap sebagai kondisi darurat.
Pilihan Editor: Sering Dilakukan Para Atlet, Ini 4 Manfaat Berendam Air Es Setelah Olahraga