Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Penyebab, Gejala, dan Dampak Cerebral Palsy

Editor

Nurhadi

image-gnews
Sejumlah anggota rumah Cerebral Palsy Indonesia melakukan aksi pawai saat car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 9 Oktober 2022. Acara itu bertujuan untuk mendukung masa depan anak - anak dan orang dewasa penyandang Cerebral Palsy memiliki hak akses dan peluang yang sama seperti orang lain. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah anggota rumah Cerebral Palsy Indonesia melakukan aksi pawai saat car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 9 Oktober 2022. Acara itu bertujuan untuk mendukung masa depan anak - anak dan orang dewasa penyandang Cerebral Palsy memiliki hak akses dan peluang yang sama seperti orang lain. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cerebral Palsy (CP) adalah kondisi medis yang mengacu pada sekelompok gangguan perkembangan motorik yang terjadi pada awal kehidupan, terutama pada masa kehamilan atau selama kelahiran anak. 

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, Cerebral Palsy merupakan kecacatan motorik yang paling umum di masa kanak-kanak. Cerebral artinya ada hubungannya dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau masalah dalam penggunaan otot.

Penderita Cerebral Palsy dapat mengalami masalah menelan dan umumnya mengalami ketidakseimbangan otot mata, sehingga mata tidak fokus pada objek yang sama. Mereka juga mungkin mengalami penurunan rentang gerak di berbagai sendi tubuh karena kekakuan otot.

Penyebab dan Faktor Risiko

Dilansir dari Mayo Clinic, Cerebral Palsy disebabkan oleh kerusakan atau kelainan pada otak yang mengendalikan gerakan dan koordinasi otot. Kerusakan ini dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, atau periode setelah kelahiran. 

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Cerebral Palsy meliputi infeksi selama kehamilan, kelahiran prematur, kelahiran ganda, trauma saat persalinan, serta kondisi medis tertentu seperti gondongan pada bayi baru lahir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala dan Dampak

Gejala Cerebral Palsy bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi keterlambatan perkembangan motorik, kesulitan mengendalikan gerakan, kelainan postur, kesulitan berbicara atau makan, serta masalah koordinasi.

Penderita Cerebral Palsy juga mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, bermain, dan berinteraksi dengan lingkungan.

Pilihan Editor: Pakar Sebut Banyak Orang Tua Tak Sadar Anak Menderita Cerebral Palsy

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


India Temukan Kembali Obat Sirup Beracun, Beberapa Bulan setelah Kematian Ratusan Anak

2 jam lalu

Poli Devi, yang putrinya Janvi yang berusia 11 bulan termasuk di antara anak-anak yang meninggal karena cedera ginjal setelah mengonsumsi sirup obat batuk yang terkontaminasi, memegang foto dirinya di rumah mereka di Ramnagar di pinggiran Jammu, India, 28 Maret 2023.  REUTERS/Anushree Fadnavis
India Temukan Kembali Obat Sirup Beracun, Beberapa Bulan setelah Kematian Ratusan Anak

Regulator obat-obatan India telah menemukan bahwa obat sirup untuk batuk dan anti-alergi yang dibuat oleh Norris Medicines ternyata beracun


Usaha Katharine McPhee Jauhkan Anak dari Gadget Berujung Tragedi Oven

17 jam lalu

Katharine McPhee dan putranya Rennie David. Instagram.com/@katharinefoster
Usaha Katharine McPhee Jauhkan Anak dari Gadget Berujung Tragedi Oven

Katharine McPhee juga kewalahan saat sang anak yang berusia 2,5 tahun mulai ketagihan gadget


Benarkah Lama Menatap Layar Gawai Sebabkan Menstruasi Dini pada Anak Perempuan?

23 jam lalu

Siswi kelas 2 SDN 01 Pagi Bukit Duri Keysha Nayara Effeni (8) belajar secara online didampingi ibunya Okta (31) di gerai makanan tempat ibunya berjualan di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan metode daring dan bimbingan orang tua saat masa pandemi ini masih menjadi kendala.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Benarkah Lama Menatap Layar Gawai Sebabkan Menstruasi Dini pada Anak Perempuan?

Sinar biru pada gawai disinyalir menurunkan hormon melatonin yang berperan pengaturan siklus menstruasi dan terjadinya menarche pada remaja perempuan.


Marak Bullying Anak, Ada Apa dengan Generasi Sekarang?

1 hari lalu

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
Marak Bullying Anak, Ada Apa dengan Generasi Sekarang?

Maraknya kasus perundungan atau bullying anak semakin memprihatinkan. Semua pihak mesti turun tangan, dari orang tua sampai pihak sekolah.


UNICEF: Jutaan Anak di Burkina Faso Putus Sekolah karena Dampak Konflik

2 hari lalu

Tentara mengawal konvoi pemimpin baru Burkina Faso Ibrahim Traore saat tiba di televisi nasional dengan kendaraan lapis baja di Ouagadougou, Burkina Faso 2 Oktober 2022. REUTERS/Vincent Bado
UNICEF: Jutaan Anak di Burkina Faso Putus Sekolah karena Dampak Konflik

Menurut laporan UNICEF, jutaan anak di Burkina Faso putus sekolah karena ketidakamanan yang disebabkan oleh konflik.


5 Kiat Menciptakan Kebiasaan Tidur yang Sehat bagi Anak

2 hari lalu

Seorang anak kecil perempuan tertidur di atas roti, ketika sedang menikmati makanan di atas meja makan. Anak tersebut tampaknya menggunakan roti sebagai pengganti bantal tidur. Dailymail
5 Kiat Menciptakan Kebiasaan Tidur yang Sehat bagi Anak

Anakdengan kualitas dan kebiasaan tidur yang tidak sesuai cenderung memiliki banyak masalah perilaku dan perkembangan serta masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan.


Belajar dari Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI Minta Orang Dewasa Waspadai Bibit Perilaku Kekerasan Anak

4 hari lalu

Ilustrasi perundungan. Sumber: www.dailymail.co.uk
Belajar dari Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI Minta Orang Dewasa Waspadai Bibit Perilaku Kekerasan Anak

Bibit perilaku kekerasan anak perlu diwaspadai sejak dini. Kata KPAI, orang dewasa memiliki fungsi penting dalam mendidik anak sejak dini.


Penelitian dan Pemetaan Kasus Bibir Sumbing, Universitas Jember Temukan Ini

4 hari lalu

Caption Foto:Sejumlah pasien (dalam gendongan) Bibir sumbing dan Langit-langit di RS Paru Jember, Sabtu, 30 September 2023. Foto: Humas Universitas JemberCaption Foto:Suasana mahasiswa saat memberikan penyuluhan kepada keluarga pasien Bibir Sumbing dan langit-langit.Foto: Humas Universitas Jember
Penelitian dan Pemetaan Kasus Bibir Sumbing, Universitas Jember Temukan Ini

Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Universitas Jember dengan dukungan Smile Train Indonesia.


Pentingnya Rencanakan Kehamilan sejak Awal, Ini Tujuannya

4 hari lalu

Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052
Pentingnya Rencanakan Kehamilan sejak Awal, Ini Tujuannya

Kehamilan perlu direncanakan sejak awal untuk mencegah hal yang tak diinginkan di kemudian hari. Berikut penjelasan dokter kandungan.


Fenomena Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI: Perlu Gerakan Tidak Mentoleransi Kekerasan terhadap Anak

4 hari lalu

Ilustrasi anak mengalami bullying. Freepik.com/gpointstudio
Fenomena Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI: Perlu Gerakan Tidak Mentoleransi Kekerasan terhadap Anak

Fenomena perundungan siswa SMP di Cilacap tidak bisa ditoleransi. KPAI mendorong adanya gerakan untuk tidak mentoleransi kekerasan terhadap anak.