TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga merupakan komponen integral dari gaya hidup sehat. Salah satu jenis olahraga yang sering mendapat sorotan adalah olahraga kardiovaskular atau yang lebih dikenal dengan sebutan olahraga kardio.
Dikutip dari Cleveland Clinic, kardio berasal dari kata Yunani “kardía” yang berarti jantung. Sederhananya, olahraga biasanya dianggap sebagai kardio jika melibatkan tindakan fisik terkoordinasi yang disengaja yang meningkatkan detak jantung seseorang untuk jangka waktu lama.
Dikutip dari Mayo Clinic, olahraga kardio sering juga disebut dengan latihan aerobik. Istilah aerobik menekankan peningkatan pergerakan dan pemanfaatan oksigen untuk produksi energi saat Anda melakukan latihan kardiovaskular.
Selama melakukan aktivitas aerobik, tubuh Anda akan berulang kali menggerakkan otot-otot besar di lengan, kaki, dan pinggul. Kemudian Anda akan melihat respons tubuh Anda dengan cepat.
Selain itu, Anda akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam. Ini memaksimalkan jumlah oksigen dalam darah. Jantung akan berdetak lebih cepat, yang meningkatkan aliran darah ke otot dan kembali ke paru-paru.
Pembuluh darah kecil (kapiler) Anda akan melebar untuk mengantarkan lebih banyak oksigen ke otot dan membawa produk limbah, seperti karbon dioksida dan asam laktat. Tubuh Anda kemudian akan melepaskan endorfin, obat penghilang rasa sakit alami yang meningkatkan rasa sejahtera.
Jenis Olahraga Kardio
Ada sejumlah aktivitas yang termasuk dalam kategori latihan kardiovaskular, di antaranya:
- Bersepeda
- Berlari atau jogging
- Mendayung
- Renang
- Berjalan dan mendaki
- Ski
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan mesin seperti elips, stepper, treadmill, dan mesin dayung (ergometer) untuk melakukan latihan kardio.
Meski Anda melewatkan sesi latihan kardio, namun melakukan aktivitas tertentu seperti membersihkan, berkebun, dan memotong rumput juga dapat dianggap sebagai aktivitas fisik yang bermanfaat bagi jantung.
Pilihan Editor: Manfaat Olahraga Kardio untuk Metabolisme
