TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia jatuh setiap 10 September dan bertujuan untuk mengurangi meningkatnya kasus bunuh diri di dunia. Psikolog Ratri Kartikaningtyas mengatakan kehadiran teman atau sahabat sangat penting bagi orang yang berniat mengakhiri hidup karena merasa putus asa dengan situasi yang dialami.
"Tindakan mencegah bunuh diri adalah dengan menunjukkan kehadiran kita sebagai dukungan pada yang bersangkutan. Kita bisa menunjukkan kehadiran dengan menanyakan kabar dan menawarkan bantuan yang membuatnya merasa lebih nyaman," kata Ratri.
Dia menyarankan untuk menghindari memberikan banyak nasihat kepada orang tersebut. "Hal yang sebaiknya dihindari adalah banyak memberikan nasihat, misalnya nasihat bunuh diri itu dosa," jelasnya.
Meski nasihat adalah hal yang baik belum tentu relevan untuk memperlihatkan empati terhadap situasi menekan dan darurat yang sedang dialami orang tersebut. Selain itu, mengatakan "sabar" juga kurang disarankan.
"Karena kurang menunjukkan sikap empati pada orang yang merasa sangat berat dan sudah tidak tahan. Prinsip tindakan untuk mencegah adalah kita hadir dan mendengarkan," ujar Ratri.
Cari bantuan
Terkait dengan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia setiap 10 September, ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, terbuka, dan penuh kasih sayang agar setiap orang merasa diterima, dihargai, dan didengarkan.
"Kita juga bisa mengurangi stigma terhadap masalah kesehatan mental sehingga dapat mendorong lebih banyak orang yang mencari bantuan jika membutuhkannya," papar Ratri.
Ratri mengatakan upaya menjaga kesehatan mental dapat dimulai dengan menjaga kesehatan fisik karena kondisi tubuh yang sehat dapat membantu mengatur emosi dengan baik.
"Kebugaran tubuh dan hormon yang stabil, misalnya, dapat membantu proses regulasi emosi yang baik," katanya.
Kedua, dengan bersikap terbuka terhadap berbagai pengalaman dan mau berproses, termasuk kesediaan mengelola emosi yang tidak nyaman dirasakan. Selain itu, bersedia melakukan konseling dengan profesional secara berkala juga perlu dilakukan sebagai upaya untuk merawat kebugaran mental.
Ratri mengatakan ciri-ciri orang yang kesehatan mentalnya baik adalah yang cepat pulih saat menghadapi masalah yang menekan mental. Hal ini berarti ia mampu mengelola diri dan emosi dengan baik.
"Mengelola emosi yang baik bukan berarti memendam ataupun mengalihkan emosi tertentu namun terbuka dengan semua perasaannya," tegasnya.
Pilihan Editor: Marak Kasus Bunuh Diri, Psikolog Beri Saran Pencegahan