TEMPO.CO, Jakarta - Saat beraktivitas fisik olahraga yang intens selalu ada kemungkinan mengalami cedera. Salah satu jenisnya yang cenderung terabaikan, namun bisa berdampak serius terhadap kesehatan, yakni cedera tulang karena tekanan berulang atau bone stress injuries, dikutip dari WebMD.
Apa Itu Bone Stress Injuries?
Bone stress injuries cedera yang berkembang dalam konteks berulang akibat tulang terus terbebani. Cedera ini rentan dialami atlet. Cedera ini bisa terjadi di berbagai jenis tulang tubuh. Tapi, biasanya di tulang tungkai bawah, seperti tulang kering dan tulang belikat.
Aktivitas olahraga yang memerlukan lonjakan berulang atau aktivitas berat seperti lari jarak jauh, basket, atau sepak bola berisiko mengalami cedera ini. Aktivitas intens kemiliteran dan menari pun sama risikonya, dikutip dari Physiopedia.
Ketakseimbangan antara pembentukan kerusakan mikro tulang dan pengangkatan juga penggantiannya itu mempengaruhi bone stress injuries. Cara memeriksa cedera ini melalui pencitraan resonansi magnetik saat diagnosis.
Pengobatan yang tidak tepat bisa berakibat menyebabkan antara lain perpindahan tulang, nekrosis atau avaskular.
Cedera ini menyebabkan nyeri. Jika tidak segera ditangani secara tepat bisa berakibat serius. Salah satu gejala umumnya nyeri yang muncul saat beraktivitas fisik. Nyeri ini bermula sebagai ketaknyamanan ringan, tapi kemudian berkembang menjadi parah dan terasa menyakitkan. Pembengkakan di bagian yang terkena cedera juga salah satu gejalanya. Ini respons alami tubuh terhadap peradangan yang terjadi akibat cedera tulang.
Gejala cedera itu bisa berakibat kekakuan sendi dan keterbatasan gerak. Ini mengganggu aktivitas sehari-hari dan olahraga. Jika kondisinya bone stress injuries serius nyeri juga disertai rasa kesemutan atau sensasi panas. Perubahan warna kulit menjadi merah atau biru akan tampak di bagian yang cedera.
Pilihan Editor: Leher Pegal, Jangan Sembarangan Menggeretakannya, Akibatnya Fatal