Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

64 Persen Masyarakat Masih Khawatirkan Masa Depan, Ini Tips Perencana Keuangan

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Konferensi Pers PRUAnugerah Syariah/Tempo-Mitra Tarigan
Konferensi Pers PRUAnugerah Syariah/Tempo-Mitra Tarigan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Empowering Aspirations: Financial Preparedness in Asia yang dikeluarkan oleh Prudential menyatakan bahwa sebesar 64 persen masyarakat Indonesia memiliki kekhawatiran tentang bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan masa depannya apabila sesuatu yang buruk terjadi di masa yang akan datang. Terlebih lagi, kesiapan finansial masyarakat Indonesia cenderung rendah. Terlihat dari hasil survei Financial Health Index 2022 yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum memulai perencanaan keuangan pada usia 35 tahun dan baru memulai perencanaan pensiun di usia 41 tahun.

Perencana Keuangan, Rista Zwestika mengingatkan bahwa merencanakan keuangan dapat dimulai sedini mungkin untuk mewujudkan tujuan finansial jangka panjang. Ia mengajak masyarakat berkaca pada masa pandemi Covid-19 lalu. Menurutnya, kala itu, ada banyak orang dewasa yang wafat sehingga meninggalkan anak atau bahkan pasangan mereka. Bila ternyata yang meninggal adalah tulang punggung keluarga, maka kondisi keuangan keluarga serta dana pendidikan anak bisa jadi tidak pasti. "Hampir 32 ribu anak Indonesia jadi yatim dan yatim piatu. Siapa yang akhirnya akan menjamin anak-anak kita," katanya Rista Zwestika pada awal Oktober 2023.

Sebagai orang tua, Rista menyarankan agar mereka memikirkan jangka panjang kebutuhan dan pendidikan anak. Rista pun menyarankan agar masyarakat mengecek kondisi keuangan mereka masing-masing. Apakah sudah cukup baik atau belum. Menurutnya, bila kondisi keuangan belum kuat, dan ada risiko yang datang tidak terduga, maka kemungkinan besar mengatasinya akan sulit. "Perlu sekali memiliki mitigasi risiko," katanya. 

Salah satu cara untuk mitigasi risiko adalah dengan memiiki asuransi. Menurutnya asuransi bisa menjadi antisipasi bila ada kejadian tidak mengenakan dalam keuangan keluarga. "Dengan asuransi orang bisa pastikan ada atau tidak ada (kepala keluarga), keluarga bisa tetap jalani kehidupan," katanya.

Hal itu dirasakannya sendiri. Rista mengatakan ketika suaminya meninggal karena sakit, setahun lalu, ia sempat bingung. Berbagai kekhawatirkan ada di kepalanya. Bagaimana kehidupan keluarga dan anak-anaknya nanti. Bagaimana masa depan dan pendidikan anaknya nanti. Apakah kira-kira penghasilannya sendiri cukup untuk menyiapkan kebutuhan keluarga?

Rista pun mengaku beruntung memiliki asuransi. Ia mengatakan asuransi membantunya dalam menjaga keuangan keluarganya. "Ikhtiar mitigasi risiko itu penting," katanya. 

Asuransi, kata Rista bisa melindungi keuangan keluarga. Asuransi pun bisa gantikan pendapatan yang hilang saat salah satu pencari nafkah keluarga.

Dengan asuransi pun, kata Rista, orang bisa lebih memiliki waktu untuk berduka. "Dalam kondisi saya yang ditinggal suami, jadi kami tidak buru-buru mencari uang. Kami pun perlu waktu untuk berduka," katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Paul S. Kartono, Chief Financial Officer Prudential Syariah mengatakan, berangkat dari pemahaman kami akan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap perencanaan keuangan jangka panjang, timnya meluncurkan PRUAnugerah Syariah. "PRUAnugerah Syariah hadir sebagai anugerah, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang berada dalam usia produktif, dalam menyiapkan warisan terbaik untuk keluarga tercintanya. Melalui PRUAnugerah Syariah, peserta akan mendapatkan Santunan Asuransi hingga 150 persen sejak awal kepesertaan,” katanya.

Paul mengatakan ada 8 hal yang bisa dirasakan masyarakat dengan PRUAnugerah Syariah. Pertama, orang bisa mendapat manfaat dana usia mapan. "Peserta Yang Diasuransikan dapat tetap memenuhi kebutuhan keluarga, menyiapkan masa pensiun, dan membantu mewujudkan gaya hidup yang ingin dicapai," kata Paul.

Ada pula manfaat perlindungan hingga usia 120 tahun meskipun manfaat dana usia Mapan telah dibayarkan. Peserta pun mendapatkan santunan asuransi hingga 150 persen sejak awal kepesertaan. Manfaat ini dapat digunakan sebagai warisan jika terjadi risiko meninggal dunia.

Selanjutnya, ada santunan meninggal akibat kecelakaan hingga 350 persen jika terjadi kecelakaan dalam periode mudik lebaran Idul Fitri serta perjalanan ibadah umrah dan haji. Peserta pun bisa bebas kontribusi apabila peserta yang diasuransikan terdiagnosis 1 dari
60 kondisi penyakit kritis.

Peserta juga bisa memiliki fleksibilitas pilihan pembayaran dengan periode pembayaran 5, 10, atau 15 tahun, untuk mempersiapkan dana warisan. "Hemat kontribusi hingga 50 persen dan ada layanan wakaf untuk mencapai hidup yang lebih berkah," kata Paul.

Pilihan Editor: Ingin Pensiun Dini Lebih Cepat? Perhatikan Hal-hal Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

12 jam lalu

TaniFund. X.com
Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.


Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

13 jam lalu

Ilustrasi Asuransi Jiwa. shutterstock.com
Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

Meskipun seringkali digunakan secara bergantian, Aktuaria dan Aktuaris memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks peran, tanggung jawab, dan aplikasi industri.


Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

7 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi masyarakat hingga penyetopan kebijakan zero Covid-19 di Cina.  TEMPO/Tony Hartawan
Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.


Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

10 hari lalu

CEO PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), Bernadino Moningka Vega (tengah). TEMPO/Defara Dhanya
Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.


Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

15 hari lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.


Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

15 hari lalu

Ilustrasi mengelola keuangan. Shutterstock
Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

15 hari lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

15 hari lalu

UOB Media Literacy Circle bersama dengan OJK dan Pendiri Sekolah Cikal mengenai literasi keuangan bagi generasi muda, termasuk mengenai Pinjol pada 24 April 2024/UOB
Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

17 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

17 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.