TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Penyelenggaraan Kesehatan Haji 2023 dari Kementerian Kesehatan menyebut diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh banyak jemaah haji Indonesia. Dalam pelaksanaan ibadah haji 2023, sebanyak 183 jemaah penderita diabetes melitus harus menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Ita Octavia Astuti, mengimbau penderita diabetes memperhatikan kondisi kaki selama menunaikan ibadah haji. Penderita diabetes di antaranya bisa mengalami masalah kesehatan kalau tidak memperhatikan kondisi yang bisa menyebabkan komplikasi pada kaki saat menunaikan ibadah haji.
"Kondisi kaki termasuk satu hal yang harus diperhatikan saat menjalani ibadah haji karena sebagai perawat tidak jarang kami temui pasien diabetes ini sepulang ibadah kakinya melepuh, luka, dan sebagainya. Padahal ini bisa dicegah," katanya, Sabtu, 11 Mei 2024.
Dia menyarankan pasien diabetes memperhatikan kondisi kaki dalam perjalanan menuju ke Arab Saudi, selama beribadah di Kota Mekkah dan Madinah, hingga perjalanan kembali ke Tanah Air. Saat berada di pesawat dalam perjalanan ke maupun dari Tanah Suci, Ita mengatakan penderita diabetes sebaiknya melakukan peregangan otot paling tidak dua jam sekali agar peredaran darah tetap lancar.
"Kalau bisa setiap dua jam streching karena duduk dalam waktu yang lama, kaki menggantung dan statis di pesawat. Ini bisa dilengkapi juga dengan senam kaki yang bisa dicari di internet, bisa dilakukan di pesawat agar peredaran darah tetap lancar," sarannya.
Baca juga:
Lepas alas kaki
Selama berada di dalam pesawat dalam perjalanan ke maupun dari Arab Saudi, jemaah haji dengan diabetes juga disarankan sesekali melepas alas kaki agar kaki tidak terlalu lembab. Di samping itu, jemaah haji dengan diabetes diminta menyiapkan dan menggunakan alas kaki yang aman dan nyaman saat harus berjalan dari satu tempat ke tempat lain.
"Kalau bisa alas kakinya memiliki tali karena sering penderita diabetes enggak sadar sandalnya hilang saat melakukan ibadah," kata Ita.
Ketika harus berjalan kaki cukup lama, penderita diabetes diminta sering-sering mengecek kondisi kaki. "Cek sela-sela jari kaki ada benda asing tidak, cek juga di telapak kaki ada cedera atau tidak. Cek juga antara kaki kanan dan kiri sama atau tidak bentuknya. Kalau ada bengkak, kemerahan, lalu hangat, itu sudah menjadi tanda untuk diwaspadai," paparnya.
Dia juga menyarankan jemaah haji dengan diabetes menyiapkan pelembab untuk menjaga kulit tetap lembab dan mencegah kulit pecah-pecah saat beraktivitas di tengah cuaca panas.
Pilihan Editor: Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diimbau Tak Sering Keluar Tenda saat Wukuf