Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Mengenalkan Pangan Lokal, Ini Tujuannya Menurut Pakar Gizi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tempe tahu bacem. Cookpad/Winda Minda
Ilustrasi tempe tahu bacem. Cookpad/Winda Minda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini pangan lokal dinilai masih kalah bersaing dari pangan impor karena masyarakat cenderung lebih mengenal produk-produk pangan impor. Pakar gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fitri Hudayani menyebut pengenalan jenis dan manfaat pangan lokal kepada masyarakat perlu digencarkan agar tak kalah saing dengan makanan impor.

"Dengan terus memperkenalkan pangan lokal dan manfaatnya maka lama-lama masyarakat akan terpapar untuk mengonsumsi pangan lokal," ujar Fitri.

Menurutnya, pemerintah perlu memasifkan pengenalan itu karena makanan lokal sebenarnya memiliki nilai ekonomi yang cukup baik atau terjangkau serta kandungan gizi yang memadai sehingga bisa mencukupi kecukupan gizi individu. Fitri mencontohkan salah satu pangan lokal dengan harga terjangkau dan gizi yang cukup adalah tempe.

"Misalnya, tempe. Tempe mempunyai nilai protein yang jumlah per porsinya hampir sama dengan bahan hewani," katanya.

Ia juga menambahkan makanan lokal dapat memiliki daya saing yang setara, bahkan melebihi makanan impor yang saat ini banyak di pasar apabila dipasarkan dengan metode yang tepat serta menarik perhatian konsumen. Terkait dengan pembangunan ketahanan pangan di Tanah Air, Fitri meyakini pangan lokal yang lengkap dapat menjadi sumber keamanan pangan nasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bahan makanan yang menjadi sumber pangan lokal sangatlah lengkap di negara kita, mulai dari sumber makanan pokok, yaitu sumber karbohidrat, protein, baik lauk hewani maupun nabati, serta sayur dan buah-buahan. Semua bahan tersebut sangat lengkap dan menjadi sumber keamanan pangan nasional," paparnya.

Ketahanan pangan
Sementara itu, peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menilai pembangunan ketahanan pangan di Indonesia bukan hanya terkait persoalan ketersediaan pangan melainkan juga berkenaan dengan keterjangkauan. Oleh karena itu, produk pangan impor tetap diperlukan untuk menjamin masyarakat memiliki akses terhadap pilihan makanan bermutu dengan harga terjangkau.

"Kami di CIPS melihat semua masyarakat Indonesia harus punya pilihan dan akses terhadap pangan bermutu dan terjangkau. Impor penting untuk menjamin masyarakat Indonesia selalu punya akses terhadap pilihan pangan bermutu dan terjangkau," tandasnya.

Pilihan Editor: Manfaatkan Pangan Lokal untuk Atasi Stunting, Ini Alasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri KKP Tekankan Peran Ekonomi Biru untuk Ketahanan Pangan

15 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (kiri) menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, pada Kamis, 29 Agustus 2024. Dok. KKP
Menteri KKP Tekankan Peran Ekonomi Biru untuk Ketahanan Pangan

Mahasiswa, akademisi, dan perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam mengimplementasikan kebijakan Ekonomi Biru di sektor kelautan dan perikanan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat


Kementan Buka Sawah Baru Seluas 500 Ribu Hektare di Kalteng

15 hari lalu

Ilustrasi Orang-orangan sawah. AFP PHOTO/ADEK BERRY
Kementan Buka Sawah Baru Seluas 500 Ribu Hektare di Kalteng

Selain di Kalteng, pemerintah juga membuka sawah di Papua Selatan seluas 1 juta hektare, Kalimantan Selatan 500 ribu haktare, dan Sumatera Selatan.


Pilihan Bahan Makanan Lokal untuk Bekal Anak, Murah dan Bergizi

20 hari lalu

Ilustrasi bekal anak. Smugmug.com
Pilihan Bahan Makanan Lokal untuk Bekal Anak, Murah dan Bergizi

Ahli gizi memberi contoh penggunaan bahan makanan lokal berikut untuk menyiapkan bekal anak berupa makanan bergizi seimbang.


Koalisi Pangan Bijak Tawarkan Langkah Transformasi Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan

22 hari lalu

David Ardhian, perwakilan Konsorsium Pangan Bijak, saat memaparkan kondisi sistem pangan Indonesia yang mengabaikan sumber pangan lokal, dalam diskusi bertajuk Transformasi Pangan Negara Kepulauan, di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. TEMPO/Nandito Putra.
Koalisi Pangan Bijak Tawarkan Langkah Transformasi Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan

Berikut langkah perbaikan sistem untuk mengatasi rentannya ketahanan pangan di wilayah kepulauan dan daerah pedalaman


HUT ke-79 RI, Bambang Soesatyo Beberkan PR Indonesia: Keadilan, Kedaulatan Pangan, hingga Transisi Energi

28 hari lalu

Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Borobudur, Unuversitas Trisakti, Universitas Jayabaya dan Universitas Pertahanan RI, Bambang Soesatyo
HUT ke-79 RI, Bambang Soesatyo Beberkan PR Indonesia: Keadilan, Kedaulatan Pangan, hingga Transisi Energi

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan masih banyak PR pemerintah di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-79, dari keadilan hingga transisi energi.


Ketahanan Pangan Lemah, 45 Juta Penduduk Indonesia Rentan Kelaparan

29 hari lalu

Seorang petani, Mustari (61) memeriksa tanaman padi di lahan persawahan miliknya setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Ketahanan Pangan Lemah, 45 Juta Penduduk Indonesia Rentan Kelaparan

Menurunnya produktivitas pangan dalam negeri membuat ketahanan pangan lemah. 45 juta penduduk Indonesia rentan kelaparan.


Bappenas dan WRI Indonesia Susun Indikator Transisi Energi Berkeadilan

38 hari lalu

Country Director World Resource Institute (WRI) Indonesia, Nirata Samadhi dan Deputi Bidang Kemaritiman Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati, menandatangani kerjasama dalam penyusunan indikator transisi energi berkeadilan di Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024. TEMPO/Nandito Putra
Bappenas dan WRI Indonesia Susun Indikator Transisi Energi Berkeadilan

Bappenas dan World Resources Institute (WRI) Indonesia tengah menyusun indikator capaian transisi energi berkeadilan. Apa isinya?


Unhan Teliti Gandum, Pakar di BRIN Beberkan Riset yang Sudah Ada dan Hasilnya

42 hari lalu

Tanaman gandum. REUTERS/Vincent Kessler
Unhan Teliti Gandum, Pakar di BRIN Beberkan Riset yang Sudah Ada dan Hasilnya

Gandum tak langsung menjadi tanaman penting dalam sistem usaha tani saat diperkenalkan di Indonesia pada awal abad ke-18. Berbeda dari padi.


Ketahanan Pangan Kian Rapuh, Indonesia Berpotensi Menjadi Importir Beras Terbesar di Dunia

44 hari lalu

Bongkar muat beras impor dari Vietnam di dermaga II Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Kamis, 14 Maret 2024. Foto: Istimewa
Ketahanan Pangan Kian Rapuh, Indonesia Berpotensi Menjadi Importir Beras Terbesar di Dunia

Impor beras terus meningkat seiring dengan semakin rapuhnya ketahanan pangan nasional. Indonesia berpotensi menjadi importir beras terbesar di dunia.


RI Berpotensi Impor Beras 5,17 Juta Ton, Pengamat Khawatir Ketahanan Pangan Nasional

44 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
RI Berpotensi Impor Beras 5,17 Juta Ton, Pengamat Khawatir Ketahanan Pangan Nasional

Pengamat Yusuf Wibisono khawatir dengan ketahanan pangan nasional tahun ini karena Indonesia berpotensi akan mengimpor beras hingga 5,17 juta ton sepanjang tahun.