TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pneumonia Sedunia diperingati tiap tahun pada 12 November. Pneumonia atau penyakit radang paru-paru rentan menyerang segala usia. Dikutip dari situs web Pace Hospital, pada 2023 Hari Pneumonia Sedunia bertema Every Breath Counts: Stop Pneumonia in its Track. Hari Pneumonia Sedunia menyoroti upaya pencegahan penyakit radang paru-paru dengan melakukan pemeriksaan awal dan perawatan
Tentang Hari Pneumonia Sedunia
Hari Pneumonia Sedunia diusulkan, karena kekhawatiran risiko mengancam dari penyakit itu., terutama pasien anak-anak. Global Coalition Against Child Pneumonia atau Koalisi Global Lawan Pneumonia Anak menginisiasi Hari Pneumonia Dunia pada 12 November 2009. Peringatan Hari Pneumonia Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan global terhadap urgensi penanganan dan pencegahan penyakit pneumonia.
Itu bentuk tindak lanjut sekaligus untuk mendukung kinerja pemerintah, utamanya yang penduduknya masih berada dalam kategori rentan. Pada 2017 dibentuk Every Breath Counts Coalitio, lembaga non profit tersebut menggandeng Bill & Melinda Gates Foundation, Clinton Health Access Initiative. Lembaga ini juga menjalin kemitraan dengan pemerintah dari berbagai negara dunia, WHO dan UNICEF. Tujuan utama mengurangi risiko kematian yang tersebab pneumonia pada 2030.
Dikutip dari WebMD, gejala pneumonia bervariasi, tergantung penyebab, usia, dan kondisi kesehatan orang yang mengalami itu. Biasanya nyeri dada atau juga saat bernapas atau batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam, menggigil, mual, muntah, diare.
Seiring dengan gejala itu, orang dewasa lansia yang memiliki sistem kekebalan lemah berkemungkinan mengalami perubahan suhu tubuh dan kesadaran. Sedangkan balita biasanya gejalanya muntah, demam dan batuk, dan kelelahan.
Pilihan Editor: Cegah Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, pada Usia Berapa?