TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian baru mengungkapkan menyimpan rahasia itu bagus, tergantung apa yang dirahasiakan. Penelitian dipimpin Profesor Michael Slepian dari Universitas Columbia dan hasilnya dimuat di Journal of Personality and Social Psychology: Attitudes and Social Cognition lewat Asosiasi Psikologi Amerika.
Studi melibatkan 4.000 orang dalam lima pengalaman berbeda. Dalam sebuah eksperimen, Slepian meneliti kabar baik dan apakah orang berencana untuk membahasnya dan membagikan rahasia kabar baik itu kepada orang lain atau menyimpannya sendiri. Hasilnya adalah menyimpan rahasia kabar baik lebih menyenangkan dibanding tidak merahasiakannya.
Penelitian sebelumnya terkait topik serupa menemukan menyimpan rahasia tak baik bagi kesehatan, katanya, seperti dilaporkan BBC Science Focus. "Tapi hasil ini hanya mempelajari menyimpan rahasia dengan implikasi negatif pada hidup kita," ujarnya.
Rahasia positif menambah semangat
Terkait penemuan barunya, kepada Fox News Digital Slepian menyampaikan, "Daripada lelah dan terbebani oleh rahasia, orang mendapati rahasia positif itu menambah semangat."
Slepian juga menemukan menjaga rahasia positif termotivasi oleh alasan intrinsik dibanding merahasiakannya sendiri. Ia mengatakan hal ini terkait rahasia yang sering diungkapkan. Kebanyakan rahasia positif yang ingin dibuka orang dan keinginan untuk membukanya sangat menyenangkan dan memberi semangat.
Penemuan studi yang paling mengejutkan adalah bahkan ketika rahasia positif itu akan diungkap, orang masih saja merasa senang karenanya. "Orang merasa lebih bisa mengontrol rahasia baik mereka, dan memegang kontrol itu menyenangkan," ujar penulis buku The Secret Life of Secrets: How Our Inner Worlds Shape Well-Being, Relationships and Who We Are itu.
Pilihan Editor: Fakta Saudara Tertua yang Tak Terhindarkan, Anda Mengalaminya?