TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Budi Haryanto, menyebut demam berdarah penyakit virulen atau sangat toksik dan berbahaya sehingga dapat menembus imunitas tubuh. Ia menjelaskan nyamuk jenis Aedes aegypti dewasa yang membawa penyakit demam berdarah biasanya menggigit di pagi dan sore hari dan hidup selama 45 hari.
"Nyamuk betina menggigit orang tiga hari sekali, berarti 15 kali dia punya kesempatan. Kalau dari awal dewasa kemudian dia sudah menggigit penderita yang bawa virus maka dia bisa maksimal 15 kali menularkan ke orang lain," jelas Budi.
Baca juga:
Ia juga mengatakan ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Salah satunya dengan memutus mata rantai penyebaran melalui fogging atau pengasapan. Sementara untuk mencegah gigitan nyamuk dapat menggunakan obat antigigitan serangga serta memasang kelambu di tempat tidur bila memungkinkan.
Periksa radius 100 meter
Selain itu, bila dalam 24 jam setelah dinyatakan positif demam berdarah, rumah sakit harus menghubungi pusat kesehatan masyarakat terdekat dari rumah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Petugas didatangkan untuk melakukan survei ke tetangga yang tinggal di sekitar penderita, sebanyak 20 rumah atau radius 100 meter, untuk mencari tahu apakah ada yang mengalami gejala-gejala seperti demam berdarah.
"Kenapa 100 meter? Karena jarak terbang nyamuk 70 meter kalau garis lurus. Itu kalau zaman dulu sebenarnya. Kalau sekarang sudah lebih dari 100 meter," paparnya.
Apabila ditemukan tiga atau lebih orang dengan gejala serupa maka penyemprotan insektisida atau fogging perlu dilakukan. Dia mengatakan fogging bertujuan untuk memusnahkan nyamuk dewasa sebelum melakukan siklus pengigitan atau makannya yang tiga hari sekali itu. Budi juga menyarankan penderita demam berdarah untuk menuntaskan perawatan di rumah sakit supaya mendapat cukup nutrisi sehingga durasi penyakit dapat berkurang.
"Dengan vitamin dan sebagainya itu dia bisa mengurangi karena daya tahan tubuhnya. Mungkin hanya tujuh hari saja dia sakit, mungkin hanya lima hari saja," katanya.
Budi menilai perlu ada edukasi, termasuk dari media, kepada masyarakat agar dapat mengenali gejala serta melakukan respons cepat terhadap penemuan demam berdarah, seperti melakukan penyelidikan epidemiologis dan fogging yang benar.
Pilihan Editor: Ada Orang Lebih Rentan Digigit Nyamuk, Ternyata Ini Sebabnya