TEMPO.CO, Jakarta - Dosen psikologi Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, membagi tips agar tak mudah tersulut emosi saat melihat unggahan media sosial kala kampanye Pemilu 2024. Salah satunya dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang.
Novi menjelaskan media sosial adalah hasil teknologi yang didesain untuk membuat kehidupan menjadi lebih efektif, efisien, dan linier. Contohnya, apabila melihat suatu konten, maka konten-konten serupa lain akan mulai direkomendasikan ke pengguna. Dia menjelaskan hal itu juga dapat terjadi di saat kampanye pemilu dan dapat mempengaruhi emosi setelah melihat unggahan-unggahan terkait kampanye.
Baca juga:
"Sudah mulai kita gampang emosian. Sudah mulai kalau kita komen itu sudah terasa yang paling mengerti begitu walaupun kita enggak kenal sama calon presidennya, tapi kayaknya kita harus membela yang paling benar," katanya.
Ia juga menyebut media sosial bersifat adiktif karena dapat memicu peningkatan hormon dopamin yang dapat membuat bahagia. Novi mengatakan karena sifatnya yang adiktif tersebut orang beralih ke media sosial untuk bersembunyi dari permasalahan di kehidupan nyata. Dia pun membagikan sejumlah tips untuk dapat mengatasi emosi negatif yang dapat timbul ketika media sosial sudah tidak kondusif di masa kampanye.
Habiskan waktu dengan orang tersayang
Novi menilai salah satu pertanda penggunaan media sosial sudah perlu mulai dikurangi adalah ketika orang lebih memilih menghabiskan waktu di media sosial dibanding bertemu orang baru atau berkumpul dengan teman-teman. Dengan berkumpul dan berkegiatan bersama orang-orang tersayang, seperti teman-teman dan keluarga, orang akan merasa bahagia karena kegiatan seperti itu memicu peningkatan hormon-hormon yang membuat bahagia, seperti dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.
Piknik atau rekreasi
Novi menyarankan piknik sebagai sarana membuat pikiran rileks. Dia mengatakan, dengan berpiknik atau melakukan hobi seperti bermain musik maka orang akan mudah merasa bersyukur dan tidak mudah terbawa perasaan ketika melihat konten di media sosial.
"Karena biasanya orang-orang yang baperan itu kurang piknik, ada istilah itu. Itu
benar," ujarnya.
Atur waktu mengakses medsos
Menurutnya, orang perlu menumbuhkan kesadaran diri dengan membatasi waktu di media sosial, misalnya hanya dengan membuka selama 1-2 jam sehari atau dengan tidak langsung membuka media sosial segera setelah bangun tidur dengan cara menaruh ponsel jauh dari tempat tidur.
"Jadi ketika bangun tidur enggak langsung ambil hape. Kita salat, olahraga dulu. Habis olahraga baru buka," ujarnya. Dia menyarankan untuk melakukan kegiatan-kegiatan baru yang lebih bermakna dan bermanfaat seperti membantu orang lain atau bersepeda.
Cukup istirahat
Ia juga menyarankan cukup tidur dan istirahat, apalagi kalau sudah ada tanda-tanda kelelahan secara fisik yang timbul akibat penggunaan medsos. Menurutnya, media sosial bersifat adiktif. Konsumsi konten-konten menarik yang silih berganti membuat orang kecanduan dan ingin terus membuka meski tubuh dan pikiran sudah tidak kuat.
"Ada yang fisiknya tubuh itu pegal-pegal, leher sakit, mata bahkan ada yang udah pedas banget, itu harus berhenti," sarannya.
Pilihan Editor: Tips Manfaatkan Media Sosial untuk Cari Penghasilan