Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mencegah Retinopati Diabetik pada Penderita Diabetes

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata Sesaria Rizky Kumalasari mengatakan retinopati diabetik bisa dialami penderita diabetes yang tidak mengelola kondisinya dengan baik dan memiliki penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kerap mengalami hiperglikemia. Menurutnya, awalnya retinopati diabetik tidak menimbulkan gejala berarti dan sejumlah gejala seperti penglihatan kabur, bintik-bintik mengapung, perubahan penglihatan warna, hingga kehilangan penglihatan baru akan dirasakan pada tahap yang lebih parah.

"Karenanya, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun penting dilakukan oleh penyandang diabetes untuk mengidentifikasi retinopati diabetik di tahap awal,” kata dokter di RS Pondok Indah Jaksel itu.

Retinopati diabetik merupakan komplikasi yang bisa dialami pasien diabetes tipe 1 maupun 2 akibat pembuluh darah yang terganggu di retina mata karena kadar gula darah tinggi. Karena itu, demi terhindar atau mencegah komplikasi, termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal, dan pemantauan kondisi kaki. 

Untuk kaki, pasien bisa menjalani pemeriksaan USG Doppler apabila terasa nyeri demi mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang dapat berujung amputasi. Selain itu, mereka juga harus menjalani pengobatan dan tetap beraktivitas fisik serta berolahraga ringan dengan pengawasan dokter. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan orang sehat berusia 18-64 tahun melakukan aktivitas fisik dengan durasi 150 menit per minggu, juga berlaku bagi penderita diabetes.

Jangan lupa olahraga
Pakar kedokteran olahraga Grace Joselini Corlesa mengatakan olahraga dapat membantu mengontrol berat badan, mencegah kelebihan berat badan atau obesitas, dan membantu mengelola kadar gula darah dalam tubuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ketika berolahraga, otot memerlukan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi. Hal ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin," kata dokter di Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu.

Ia menambahkan olahraga juga dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati, yang juga berdampak positif pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Meski memiliki segudang manfaat, penderita diabetes tetap harus memperhatikan beberapa hal dalam berolahraga sehingga sangat direkomendasikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.

Di sisi lain, pasien perlu memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, melakukan pemanasan sebelumnya dan pendinginan sesudahnya, serta memastikan asupan cairan cukup dan tidak memaksakan diri atau berhenti apabila sudah terlalu lelah.

Pilihan Editor: Pahami Retinopati Diabetik, Gangguan Mata Akibat Diabetes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

2 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

Keputusan Kementerian Keuangan menerima usulan BAKN DPR RI soal tarif cukai minuman berpemanis 2,5 persen, dinilai YLKI hanya main-main.


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

4 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

7 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

Angkat penderita diabetes diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.


Pakar Gizi Bagi Saran Asupan dan Pilihan Gula buat Penderita Diabetes

13 hari lalu

Ilustrasi takaran gula penderita diabetes. shutterstock.com
Pakar Gizi Bagi Saran Asupan dan Pilihan Gula buat Penderita Diabetes

Penderita diabetes melitus diminta memperhatikan pilihan gula yang dikonsumsi untuk menjaga gula darah tidak naik drastis.


Deretan Kemungkinan 5 Penyebab Bau Ketiak

19 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Deretan Kemungkinan 5 Penyebab Bau Ketiak

Kelenjar keringat di area tubuh yang lembab, misal ketiak, adalah tempat berkembangnya bakteri. Kehadiran bakteri ini yang menyebabkan bau ketiak.


Jus Pare untuk Mengobati Penyakit Apa? Ini Manfaatnya

19 hari lalu

Ilustrasi pare. pixabay.com/VitaminaMov
Jus Pare untuk Mengobati Penyakit Apa? Ini Manfaatnya

Sederet manfaat pare yang dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan. Simak 5 manfaat jus pare.


Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Gula Darah Tinggi

19 hari lalu

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Lalu, berapa kadar gula darah yang normal? Ini informasinya.  Foto: Canva
Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Gula Darah Tinggi

Penting untuk menerapkan pola hidup sehat dan membatasi konsumsi makanan yang dapat memicu diabetes.


Batasi Gula dan Garam pada MPASI Anak, KemenPPPA Ingatkan Bahaya Gula

21 hari lalu

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Batasi Gula dan Garam pada MPASI Anak, KemenPPPA Ingatkan Bahaya Gula

KemenPPPA mengingatkan sebaiknya anak hingga usia 2 tahun tidak diberikan gula dan garam dalam MPASI., apalagi kian banyak kasus anak cuci darah.


Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

21 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

Prediabetes adalah sinyal awal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar insulin.


Tak Hanya Air Putih, Ini 8 Pilihan Minuman Terbaik untuk Penderita Diabetes

21 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tak Hanya Air Putih, Ini 8 Pilihan Minuman Terbaik untuk Penderita Diabetes

Memilih minuman yang tepat sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari komplikasi.