TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat kesehatan sangat dipengaruhi oleh asupan makanan. Sejumlah makanan olahan seperti pizza, minuman ringan, permen, dan keripik tidak mengandung cukup unsur penting yang dibutuhkan tubuh. Kandungan nutrisi total dalam asupan sehari-hari menurun seiring dengan jumlah makanan ultra proses yang dikonsumsi.
Apa itu makanan ultra proses?
Baca juga:
Dikutip dari Times of India, makanan yang telah mengalami proses kimia biasa disebut makanan ultra proses. Biasanya mengandung kadar gula yang tinggi, bahan tambahan buatan, karbohidrat olahan, dan lemak trans. Akibatnya, makanan ultra proses memainkan peran penting dalam epidemi global obesitas dan penyakit lainnya.
Konsumsi makanan olahan telah meroket secara global dalam beberapa dekade terakhir. Di sebagian besar belahan dunia, makanan ini menyumbang 25–60 persen dari asupan energi harian seseorang.
Konsumsi tinggi makanan ultra-olahan telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, kanker, penambahan berat badan, dan bahkan tingkat kematian yang lebih tinggi. Para ilmuwan berpendapat bahwa mengonsumsi banyak makanan olahan berdampak pada kesehatan usus selain penambahan berat badan.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa makanan ultra proses sering kali kekurangan serat yang penting untuk menjaga kesehatan mikrobioma pada tubuh. Mengonsumsi makanan utuh dan segar akan bermanfaat bagi kesehatan dalam banyak hal, termasuk menurunkan kemungkinan terkena stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.
Pilihan Editor: 6 Camilan yang Sebaiknya Dihindari Jika Ingin Diet Sukses