TEMPO.CO, Jakarta - Mendapat panggilan kerja adalah kebahagiaan tersendiri bagi kebanyakan orang. Mereka pun bersiap untuk melakukan wawancara kerja. Tapi tahukah Anda ada beberapa tipe kerpibadian orang terkait hal ini?
Mantan dosen di Sekolah Bisnis Fox di Universitas Temple di Amerika Serikat, Anna Papalia, telah meneliti ribuan pencari kerja. Ia pun mendapatkan empat tipe kepribadian calon karyawan yang harus wawancara kerja, yakni Charmer, Examiner, Harmonizer, atau Challenger. Berikut penjelasannya, dilansir dari HuffPost.
Charmer
Ini adalah tipe pencari kerja yang ekstrovert yang menganggap wawancara kerja sebagai kesempatan untuk menjual diri. Charmer atau penebar pesona sering meriset para pewawancara dan perusahaan untuk mengetahui bagaimana memposisikan diri yang terbaik. Pada hari wawancara, mereka akan bersikap ramah dan penuh perhatian agar pewawancara menyukainya.
Challenger
Orang dengan kepribadian challenger atau penantang ingin selalu didengar dan dihargai. Mereka menunjukkan kualifikasi dengan keberanian mengajukan pertanyaan sulit saat wawancara kerja. Buat mereka, tujuan wawancara kerja adalah mendapat perhatian dan jawaban pertanyaan tentang peluang, dan mereka senang bisa mengendalikan wawancara, bukan berada di sana untuk disukai. Bahkan, mereka bisa sangat skeptis terhadap pewawancara yang bersikap terlalu manis.
Examiner
Tipe pengamat ini sangat tenang dan serius saat wawancara kerja dan semua sudah dirancang. Mereka termotivasi pada keinginan "melakukan yang benar" dalam wawancara. Mereka percaya hanya perlu menunjukkan pada orang yang akan merekrut bahwa mereka sangat cocok untuk pekerjaan yang diincar, yang mereka tunjukkan di CV.
Harmonizer
Inilah tipe orang yang mementingkan kerja tim. Mereka berfokus pada bagaimana bisa berkontribusi pada tujuan kerja tim secara menyeluruh. Mereka juga pandai membaca suasana hati dan maksud orang serta bisa beradaptasi dalam percakapan. Jangan berharap tipe ini akan memulai pembicaraan. Mereka menunggu pewawancara untuk memulai percakapan.
Pilihan Editor: Pemicu Kebiasaan Buruk Datang Terlambat dan Sering Dianggap Remeh