Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Kesehatan Mental Remaja dengan Banyak Saudara Lebih Buruk

Reporter

image-gnews
Ilustrasi keluarga besar. shutterstock.com
Ilustrasi keluarga besar. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kita pernah mengenal motto "Banyak anak, banyak rezeki" atau "Semakin banyak orang, semakin bahagia". Tapi di zaman sekarang, motto tersebut rasanya sudah tidak cocok lagi buat sebagian orang, begitu menurut sebuah penelitian. Para peneliti dari Universitas Negeri Ohio menemukan remaja yang punya banyak saudara dilaporkan memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibanding yang datang dari keluarga kecil.

"Hubungan antara jumlah saudara dan kesehatan mental negatif di dua negara dengan banyak penduduk (Amerika Serikat dan Cina)," kata pemimpin penulis penelitian Doug Downey kepada Fox News Digital.

Penelitian dimuat di Journal of Family Issues pada Desember 2023 yang melibatkan lebih dari 9.400 siswa kelas 8 di Cina dan 9.100 anak usia sebaya di Amerika Serikat. Para peserta diberi pertanyaan terkait kesehatan mental. Berdasarkan jawaban, para remaja Cina yang tak punya saudara memiliki kesehatan mental paling baik. Di AS, remaja tanpa saudara atau hanya punya satu memiliki kesehatan mental terbaik.

Cocok buat masyarakat modern
Perbedaan usia antara saudara juga berpengaruh. Pemilik saudara dengan selisih usia hanya setahun yang paling buruk kesehatan mentalnya. Namun Downey mengakui penelitin itu masih ada kekurangan. Misalnya, para peneliti tidak menganalisa kualitas hubungan antarsaudara, yang mungkin berpengaruh langsung pada kesehatan mental. Ia juga mengakui terlalu dini untuk menyarankan perubahan perilaku berdasarkan penemuan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kim Harrington, psikolog klinis di Hackensack Meridian Health di New Jersey dan tak terlibat dalam penelitian ini, memberikan pendapatnya. "Dengan penelitian ini, kita menyaksikan hasil evolusi masyarakat modern yang jauh dari masyarakat agraria di mana punya banyak anak justru berguna untuk membantu pekerjaan di ladang," ujarnya.

"Di zaman sekarang, tuntutan ekonomi semakin besar dan membuat kedua orang tua bekerja sehingga mempengaruhi perhatian terhadap anak sehingga berpengaruh pada tumbuh kembangnya," tambahnya.

Pilihan Editor: Pemicu dan Cara Akhiri Persaingan Antarsaudara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

18 jam lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

22 jam lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Kepolisian Malaysia akan memanggil pucuk pimpinan panti sosial yang dikelola yayasan GISB.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

1 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

3 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

4 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

4 hari lalu

Ilustrasi perjalanan atau wanita memegang koper. Freepik.com/prostooleh
Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

Ada dua tipe orang setelah liburan, yakni mereka yang langsung bongkar koper dan mereka yang suka menundanya. Kelompok terakhir ini lebih banyak.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

6 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

6 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

7 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

7 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak laki-laki. Shutterstock
Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

Psikolog membagi tips bagi orang tua dalam mengedukasi anak untuk mencegah menjadi pelaku atau korban pelecehan seksual.