TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak anak di bawah umur yang terobsesi dengan kulit yang sempurna sehingga menggunakan produk yang tak sesuai usia. Para pakar kesehatan kulit pun semakin prihatin dengan semakin banyaknya pasien anak di bawah umur gara-gara produk perawatan kulit, kebanyakan produk skincare yang sebenarnya tak mereka butuhkan atau membahayakan kulit.
Dermatolog Dr. Brooke Jeffy ingat pasiennya yang berusia sekitar 11 tahun dan mengalami ruam parah di sekitar mata akibat penggunaan retinol, zat yang digunakan untuk antipenuaan.
"Ruam terjadi cukup lama dan intens. Mungkin butuh waktu sekitar sebulan untuk mengatasinya. Semua hanya karena pemakaian produk antipenuaan yang tidak dia butuhkan," ujar Jeffy kepada USA Today.
Jeffy dan para dermatolog lain mewaspadai industri kecantikan budaya yang mendorong penggunaan produk yang tak perlu dan ketakutan akan penuaan pada anak-anak.
"Mereka tidak paham fungsi kulit dan ini bukan satu-satunya masalah yang harus Anda hadapi. Yang diperlukan adalah nasihat orang tua, nasihat kami dan dokter-dokter lainnya, untuk melawan industri kecantikan besar-besaran ini dan media sosial," tambahnya.
Pengaruh media sosial
Jeffy pun menyalahkan media sosial yang begitu mempengaruhi perilaku anak-anak pada penggunaan produk-produk dan perawatan kulit antipenuaan. Belum lagi semasa pandemi mereka harus bersekolah dan banyak beraktivitas lewat Zoom sehingga membuat mereka sangat peduli dengan bagaimana penampilan mereka di layar.
Ketika Jeffy menanyakan pasien-pasien belianya alasan menggunakan produk-produk tersebut, jawabannya karena terpengaruh iklan atau media sosial.
"Mereka bermain media sosial dan sangat terpapar pemasaran konstan. Skincare dan merek-merek produk perawatan telah menjadi simbol status," paparnya.
Menurut Dr. Danilo Del Campo, dermatolog di Chicago, banyak hal yang harus dikhawatirkan anak-anak dan perawatan kulit tak termasuk di antaranya.
"Menjadi anak itu berat, banyak yang perlu dikhawatirkan: PR, sekolah, teman-teman, keluarga, tidur. Perawatan kulit harus menjadi salah satu dasar perilaku sehat, bukan yang justru membuat stres," katanya.
Pilihan Editor: Pemicu Penuaan Dini yang Perlu Dipahami dan Perawatannya