TEMPO.CO, Jakarta - Vape atau rokok elektrik semakin banyak terpajang di rak toko. Yang lebih mengkhawatirkan, anak-anak sekolah pun sudah mencobanya. Kebanyakan pakar pun sependapat mengisap vape tak jauh berbeda bahayanya dengan rokok biasa.
Di Inggris, seorang bocah 9 tahun harus dirawat di rumah sakit dengan kerusakan paru-paru. Menurut badan kesehatan setempat (NHS), dalam setahun terakhir ada 15 kasus anak di bawah 9 tahun yang dirawat di RS karena masalah paru-paru. Berikut dampak mengerikan rokok elektrik, dilansir dari The Sun.
Baca juga:
Merusak keturunan
Penelitian di Universitas Southampton di Inggris dan Universitas Bergen di Norwegia menemukan merokok meningkatkan peluang anak terkena asma, obesitas, dan masalah paru-paru. Begitu juga dampak vape. Penemuan ini ditemukan pada anak-anak dengan orang tua perokok.
Memperlambat perkembangan otak
Nikotin pada vape bisa mempengaruhi perkembangan otak pada yang berusia di bawah 25 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Disebutkan nikotin yang dikonsumsi di masa remaja bisa membahayakan sebagian otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan impuls.
Kerusakan gigi
Orang yang mengisap vape lebih berpeluang mengalami kerusakan gigi. Gigi keropos adalah masalah yang paling banyak ditemukan pada anak di bawah 18 tahun di Inggris. Menurut dokter gigi di Wessex, Michael Heffernan, rokok elektrik mengandung banyak zat kimia yang membahayakan gigi.
Penyakit jantung
Banyak anak muda berpikir mengisap vape tak seberbahaya rokok biasa karena tak ada asap. Akan tetapi, beberapa bahan kimia dalam vape bisa merusak jantung. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyebut kaitan remaja yang mengisap vape dengan penyakit kardiovaskular. Vape juga disebut bisa menyebabkan:
-Pembuluh darah kaku
-Tekanan darah tinggi
-Meningkatkan detak jantung
-Melepaskan adrenalin.
Merusak paru-paru
Mengisap vape membuat anak-anak sulit bernapas dan mengalami kerusakan paru-paru. Dr. Mike McKean, konsultan pernapasan anak, menyaksikan anak-anak yang dibawa ke RS karena sulit bernapas terkait vape.
Pilihan Editor: Dokter Paru Ingatkan Persepsi Keliru soal Rokok Elektrik