TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan Boy Abidin menjelaskan ibu yang mengalami stunting dapat melahirkan bayi sehat bebas stunting dengan menerapkan 10 langkah pencegahan stunting di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) bayi.
“Kalau ibunya sudah terlanjur stunting bukan berarti akan berhenti di situ. Kita bisa memutus mata rantainya, jangan sampai generasi berikutnya stunting lagi. Jadi, ibu ini perlu diedukasi supaya dia bisa menyiapkan generasi berikutnya dengan lebih baik,” kata Boy di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Feberuari 2024.
Baca juga:
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 HPK. Kondisi ini dapat menyebabkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, penurunan kapasitas intelektual, dan meningkatkan risiko penyakit tidakmenular di masa depan.
Karena itu, ibu perlu menerapkan 10 langkah pencegahan stunting di samping pemenuhan asupan gizi seimbang untuk anak agar dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Pertama, ibu hamil perlu makan lebih banyak dari biasanya. Atur pola makan sehat dengan memperbanyak makan buah dan sayur serta lengkapi dengan lauk-pauk sesuai kebutuhan gizi per hari.
“Kedua, konsumsi tablet penambah darah saat kehamilan berlangsung hingga masa nifas (kurang lebih enam minggu setelah melahirkan). Tablet penambah darah dapat mencegah anemia dan menjaga sistem ketahanan tubuh ibu serta bayinya,” kata anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini.
Rajin periksa kehamilan
Ketiga, lakukan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini. Saat bayi baru lahir, usahakan untuk melakukan IMD agar bayi mendapat kolostrum ASI yang kaya buat daya tahan tubuh dan dapat mencegah bayi dari risiko infeksi. Keempat, atasi kekurangan yodium pada ibu hamil dengan memberikan garam beryodium. Kandungan yodium dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin serta mencegah bayi terlahir cacat.
Kelima, berikan ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan. Keenam, berikan ASI selama kurang lebih 23 bulan dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) saat bayi memasuki usia 6 bulan. Ketujuh, atasi cacingan dengan menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Kedelapan, berikan imunisasi dasar lengkap pada bayi, mulai dari imunisasi campak hingga hepatitis B.
“Berikutnya masalah sanitasi. Jadi, jangan sampai anaknya lahir, tapi jamban tidak ada, air bersihnya tidak ada, dan anak terkena diare karena kuman atau lainnya. Scoop-nya luas kalau bicara stunting,” kata dokter di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta ini.
Boy juga mengingatkan ibu hamil rajin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan untuk mengetahui pertumbuhan anak selama di kandungan. Dengan begitu, kondisi stunting dapat dicegah untuk generasi emas di masa depan.
“Mulai dari yang kecil, mulai dari keluarga sendiri. Para ibu harus betul-betul menjaga dan merawat anak dengan baik agar terbentuk komunitas keluarga masyarakat yang bebas stunting,” papar lulusan pendidikan kedokteran Universitas Padjadjaran ini.
Pilihan Editor: Kejar Visi Indonesia Emas 2045 Dimulai dari Pencegahan Stunting