Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bila Anak Tunjukkan 4 Gejala Ini, Waspadai Penyakit Langka

Reporter

Editor

Nurdin Saleh

image-gnews
Ilustrasi bayi. Foto: Canva
Ilustrasi bayi. Foto: Canva
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr Cut Nurul Hafifah mengatakan, terdapat banyak sekali gejala penyakit langka pada anak, dan saking banyaknya tanda-tanda tersebut dapat terlewatkan oleh para tenaga medis.

Akan tetapi, kata dia, dalam seminar bertajuk "Pentingnya Tes Genetik untuk Percepatan Penegakan Diagnosis Penyakit Langka di Indonesia" yang diselenggarakan oleh GSI Lab di Jakarta Minggu, ada sejumlah pertanda yang paling patut orang tua perhatikan, dan bila perlu, dicurigai sebagai pertanda penyakit langka.

Yang pertama, katanya, adalah kalau anaknya lahir normal, namun semakin lama kondisinya semakin menurun.

"Yang kedua, gejalanya susah dikendalikan. Contoh, kejang. Udah pakai dua obat, gak baik-baik. Mungkin ini penyakit langka," kata dokter itu

Yang ketiga, katanya, adalah adanya hubungan saudara di antara kedua orang tua anak tersebut. Misalnya, bapak dan ibunya memiliki buyut atau kakek yang sama. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit genetik.

Adapun yang keempat, kata Cut, adalah riwayat keluarga di mana satu anggotanya meninggal tanpa diketahui penyebab pastinya.

Dia menuturkan, penyebabnya perlu segera dicari tahu, karena bisa jadi mereka meninggal karena penyakit langka yang dapat membahayakan gen.

Dokter itu menyebut bahwa terdapat sejumlah tipe gejala, yaitu asimptomatik, di mana gejalanya belum ada, kemudian presimptomatik, di mana gejala sudah mulai tampak namun tidak terlalu jelas, dan simptomatik, di mana gejala-gejalanya sudah terlihat.

Pada gejala asimptomatik, katanya, skrining pada bayi yang baru lahir diperlukan guna melihat kelainan, misalnya pada enzim, kromosom, DNA, atau gen anak.

dr Cut juga menyebut bahwa sejumlah gejala penyakit langka menyerupai gejala penyakit lain, contohnya, masalah berat badan seperti yang umum dialami pasien tuberkulosis. Padahal, si anak tidak punya TBC.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Lemas, keterlambatan perkembangan. Banyak kan yang seperti itu ya. Muntah berulang, sesak, kuning, koma, pendarahan sulit berhenti," katanya.

Dia menambahkan, ada juga gejala yang dapat terlihat oleh dokter kandungan pada saat bayi masih di perut, misalnya celah pada bibir.

Pada kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa penanganan penyakit langka masih memiliki sejumlah tantangan, seperti tingginya kans misdiagnosis pada pasien, dan perlunya waktu bertahun-tahun hingga kepastian tentang penyakitnya ada.

"Ketemu 15 dokter dulu belum tentu ketemu sakitnya. Jadi, mesti cari orang yang tepat, yang sudah terbiasa," katanya.

Menurutnya, dokter-dokter di masa kini juga perlu diberikan edukasi mengenai penyakit langka, sehingga tidak hanya orang tua pasien saja yang mengetahui tentang kondisi itu.

Saat ini, katanya, terdapat 10 ribu penyakit langka, dan ada kemungkinan lima tahun lagi jumlah penyakit langka ada 15 ribu. Hal tersebut adalah karena ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, dan penyakit langka lainnya ditemukan.

Seminar tersebut diadakan dalam rangka Hari Penyakit Langka Sedunia yang diperingati setiap 29 Februari.

Pilihan Editor: Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

3 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

3 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.


Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

4 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak laki-laki. Shutterstock
Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

Psikolog membagi tips bagi orang tua dalam mengedukasi anak untuk mencegah menjadi pelaku atau korban pelecehan seksual.


Jokowi Ungkap Paus Fransiskus Kaget Mendengar Warga RI Masih Memilih Punya Anak

5 hari lalu

Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 6 September 2024. Dok. INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ DANU KUSWORO
Jokowi Ungkap Paus Fransiskus Kaget Mendengar Warga RI Masih Memilih Punya Anak

Jokowi mengatakan bahwa dirinya berbicara banyak hal dengan Paus Fransiskus, utamanya perbincangan soal perdamaian dunia.


Sindikat Jual Beli Bayi di Depok, Bayi Umur Sehari Langsung Dibawa ke Bali untuk Dijual

8 hari lalu

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana didampingi jajarannya konferensi pers pengungkapan sindikat TPPO lintas provinsi di Aula Atmani, Senin, 2 September 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Sindikat Jual Beli Bayi di Depok, Bayi Umur Sehari Langsung Dibawa ke Bali untuk Dijual

Sindikat jual beli bayi ini memasang iklan di Facebook untuk mencari ibu atau pasangan suami istri yang mau menjual bayi mereka.


Sindikat TPPO di Depok Dapat Rp 25 Juta Per Bayi

8 hari lalu

Polisi Telusuri Sindikat Perdagangan Bayi
Sindikat TPPO di Depok Dapat Rp 25 Juta Per Bayi

Sindikat TPPO di Depok, telah memesan bayi yang akan mereka jual sejak dari dalam kandungan.


Keluarga Eks Presiden Korsel Moon Jae In dalam Pengawasan Ketat Gara-gara Bantu Menantu

8 hari lalu

Mantan Presiden Moon Jae-in (kiri), yang saat itu menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat, berpose dengan putrinya Moon Da-hye selama kampanye terakhir pemilihan presiden ke-19 di Gwanghwamun Square di Seoul, dalam foto arsip ini dari 8 Mei 2017. /News1
Keluarga Eks Presiden Korsel Moon Jae In dalam Pengawasan Ketat Gara-gara Bantu Menantu

Jaksa Korsel yang menyelidiki tuduhan perekrutan yang melibatkan mantan menantu laki-laki eks Presiden Moon Jae In, telah memperluas penyelidikan


LBH Medan Desak Polisi Ungkap Kasus Penembakan Anak di Serdang Bedagai

9 hari lalu

LBH Medan dan KKJ Sumut meminta Polda Sumut tidak melimpahkan kasus pembunuhan wartawan Tribrata TV ke Polres Karo. TEMPO/Mei Leandha
LBH Medan Desak Polisi Ungkap Kasus Penembakan Anak di Serdang Bedagai

LBH Medan mendesak Polres Sergai segera mengungkap kematian MAF karena bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.


Membuat Proyek Bantu Anak Belajar Berhitung Hingga Percaya Diri

11 hari lalu

Sekolah Dian Harapan/SDH
Membuat Proyek Bantu Anak Belajar Berhitung Hingga Percaya Diri

Ada berbagai cara melatih anak belajar multidisiplin. Membuat proyek pribadi menjadi salah satu cara ampuh anak belajar beragam ilmu.


WHO Umumkan Jeda Kemanusiaan Khusus untuk Vaksinasi Polio di Gaza

12 hari lalu

Seorang anak Palestina terlihat sedang diperiksa oleh seorang dokter di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, di tengah kekhawatiran penyebaran polio setelah kasus pertama dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan, saat konflik antara Israel dan Hamas terus berlanjut, di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 18 Agustus 2024. REUTERS/Ramadan Abed
WHO Umumkan Jeda Kemanusiaan Khusus untuk Vaksinasi Polio di Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan kasus polio pertama yang terkonfirmasi di Jalur Gaza dalam 25 tahun di Kota Deir al-Balah.