TEMPO.CO, Jakarta - Manfaat tidur siang sangat bisa dinikmati saat Ramadan. Pakar kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Prof Dr dr Syamsul Arifin, mengatakan tidur siang singkat dapat mencegah lemas saat menjalankan puasa Ramadan.
"Tidur siang ini dilakukan dengan tujuan menambah power atau energi sehingga tubuh kembali bugar dan rasa kantuk berkurang," katanya, Kamis, 14 Maret 2024.
Syamsul mengatakan tidur selama 20-30 menit di sela aktivitas untuk mengembalikan stamina dikenal dengan istilah power nap, paling baik dilakukan pada pukul 13.00-15.00.
"Jangan tidur di atas pukul 15.00 atau terlalu sore karena cenderung membuat tubuh terbangun dalam kondisi lemas dan sulit tertidur kembali pada malam harinya," kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini.
Fase tidur
Menurut Syamsul, tidur siang singkat hanya memasuki fase 1-2 dalam siklus tidur sedangkan siklus tidur penuh terdiri atas empat fase, termasuk memasuki tahap akhir atau Rapid Eye Movement (REM) atau tidur bermimpi.
"Pada tahapan tidur sampai tahap kedua ini menyebabkan otot menjadi lebih rileks dan fungsi tubuh melambat. Sementara tahap REM atau fase lengkap tidur yang biasa terjadi di atas 30 menit akan membuat otot tubuh lumpuh sementara," paparnya.
Syamsul mengatakan keluhan yang paling sering didengar saat puasa Ramadan tubuh menjadi lemah dan terasa lemas. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi karena tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman. Pola makan yang berubah membuat metabolisme tubuh juga mengalami perubahan.
"Selain tidak melewatkan makan sahur pada akhir waktu dan tidak tidur setelah sahur, hal yang juga penting diperhatikan adalah pola tidur malam yang lebih cepat dan tidur siang singkat," katanya.
Pilihan Editor: Selalu Lelah Meski Cukup Tidur, Mungkin Ada Masalah Ini