TEMPO.CO, Jakarta - Fatin Shidqia penyanyi jebolan X Factor Indonesia Season 1 pada 2013 mengaku tidak makan daging kambing dan daging sapi (daging merah). Ia mengaku lebih memilih mengonsumsi daging ayam daripada daging merah. Apa kebiasaan Fatin ini bagi kesehatannya?
Berdasarkan clevelandclinic, menurut ahli diet, Julia Zumpano, penelitian yang berkembang telah menunjukkan dampak kesehatan negatif dari seringnya mengonsumsi daging merah, terutama daging merah olahan. Akibatnya, seseorang penting untuk menghindari atau mengurangi makan daging merah karena mendapatkan manfaat kesehatan. Adapun, daging merah meliputi daging sapi, daging kambing, atau daging domba.
Berikut adalah beberapa manfaat mengurangi atau menghindari menyantap daging sapi atau daging merah, yaitu:
Meningkatkan Kesehatan Penyakit Kardiovaskular
Daging merah memiliki lemak jenuh tinggi yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Akibatnya, menghindari daging merah dapat meningkatkan kesehatan penyakit kardiovaskular.
Zumpano mengungkapkan, kolesterol tinggi dapat menyebabkan lebih banyak penumpukan plak dan aterosklerosis sehingga terjadi pengerasan di arteri. Kondisi ini membuat seseorang mengalami peningkatan penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke.
Mengatasi Risiko Kanker
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengklasifikasikan daging merah sebagai karsinogen Grup 2A yang merupakan “kemungkinan karsinogenik bagi manusia.” Karsinogen adalah zat dengan potensi penyebab kanker. Selain itu, sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi daging merah tingkat tinggi berhubungan dengan risiko kanker yang lebih tinggi, terutama daging sapi.
Selain itu, daging olahan juga dikategorikan sebagai karsinogen level 1 yang berada pada level sama dengan rokok. Akibatnya, pengurangan makan daging merah dapat mengatasi risiko kanker.
Menghemat Pengeluaran dan Menjaga Lingkungan
Zumano menjelaskan, biaya daging merah secara signifikan lebih mahal daripada protein vegetarian, seperti kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan tahu. Dengan mengganti makanan omnivora menjadi vegetarian setiap minggu dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.
Tidak hanya itu, merawat hewan ternak yang menjadi penghasil daging merah dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan. Pasalnya, menurut Zumpano, hewan ternak dapat menghasilkan sejumlah besar gas rumah kaca. Dengan begitu, mengurangi makan daging merah dapat membantu menjaga bumi tetap sehat untuk generasi mendatang.
Mengatasi Diabetes Tipe 2
Menurut Healthline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Satu studi menemukan bahwa mengganti satu porsi daging sapi per hari dengan satu telur dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa menukar daging sapi dengan sumber protein lain membuat risiko terkena diabetes tipe 2 lebih rendah.
Mengatur Berat Badan dengan Baik
Sebuah analisis dari 12 studi berkualitas tinggi menemukan, seseorang yang menerapkan diet vegetarian selama 18 minggu akan kehilangan berat badan lebih banyak daripada menggunakan diet non-vegetarian. Selain itu, seseorang yang mengonsumsi diet nabati relatif mengonsumsi sedikit kalori dan lemak. Dengan demikian, seseorang yang menghindari atau mengurangi konsumsi daging sapi dapat mengatur berat badan dengan baik dan mengatasi obesitas.
Pilihan Editor: Daging Merah Lebih Banyak Efek Baik atau Buruknya?