TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penyakit diabetes terus meningkat. Tidak heran penyakit ini menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, dengan lebih dari 19 juta orang dewasa yang hidup dengan diabetes pada 2021. Angka ini diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.
Salah satu faktornya adalah peningkatan konsumsi makanan manis dan produk instan yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Dokter herbal, Muthoharrah, mengatakan gaya hidup masyarakat semakin dipengaruhi oleh kemudahan akses terhadap makanan dan minuman tinggi gula serta produk instan yang praktis. Pola makan ini, yang cenderung berfokus pada kenyamanan dan kecepatan, sering kali kurang memperhatikan nilai gizi yang dibutuhkan tubuh.
Baca juga:
Konsumsi makanan manis dan instan yang berlebihan, seperti minuman kemasan, makanan cepat saji, hingga camilan tinggi kalori, sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. "Sayangnya, pola makan ini tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai, yang sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan energi dan metabolisme tubuh. Akibatnya, semakin banyak orang yang berisiko tinggi terkena penyakit kronis, terutama diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah sebagai dampak dari pola makan yang tidak sehat," kata Muthoharrah.
Muthoharrah juga menambahkan bahwa masalah utama yang muncul dari gaya hidup ini adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara asupan kalori dari makanan dan kebutuhan tubuh untuk bergerak. Ketika seseorang mengonsumsi kalori dalam jumlah besar tetapi tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar kalori tersebut, tubuh kesulitan mengatur kadar gula darah dengan baik.
Penumpukan gula dalam darah dalam jangka panjang akan merusak sistem metabolisme, menyebabkan resistensi insulin, dan akhirnya memicu diabetes tipe 2. "Tren ini menjadi semakin umum, terutama di kota-kota besar, di mana kesibukan dan gaya hidup serba cepat membuat makanan cepat saji dan minuman manis menjadi pilihan utama yang sulit dihindari oleh masyarakat," katanya.
Muthoharrah mengingatkan bahwa menjalani gaya hidup sehat menjadi salah satu langkah pencegahan diabetes. Menurutnya, penyakit tidak menular seperti diebetes bisa dicegah dengan melakukan langkah-langkah sederhana namun efektif, seperti mengurangi konsumsi gula harian, memilih makanan yang lebih alami dan kaya serat, serta memastikan tubuh tetap aktif dengan olahraga rutin.
Bahkan dengan perubahan kecil sekalipun, kita bisa menjaga kesehatan metabolisme dan mencegah risiko diabetes. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pola makan yang sehat dan gaya hidup aktif. "Dengan pola hidup yang lebih sehat, risiko penyakit kronis seperti diabetes dapat diminimalisir," kata Muthoharrah.
VP Brand Strategy Bio Insuleaf PT Herbathos Indonesia, Damayanti, mengatakan perlu ada cara alami dan efektif untuk menghadapi tantangan diabetes. "Kami percaya bahwa dengan mengintegrasikan bahan-bahan herbal yang telah terbukti berkontribusi positif dalam menjaga keseimbangan gula darah dan mendukung gaya hidup sehat," kata Damayanti.
Pilihan Editor: Batasi Gula dan Garam pada MPASI Anak, KemenPPPA Ingatkan Bahaya Gula