Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penyakit diabetes terus meningkat. Tidak heran penyakit ini menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, dengan lebih dari 19 juta orang dewasa yang hidup dengan diabetes pada 2021. Angka ini diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. 

Salah satu faktornya adalah peningkatan konsumsi makanan manis dan produk instan yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Dokter herbal, Muthoharrah, mengatakan gaya hidup masyarakat semakin dipengaruhi oleh kemudahan akses terhadap makanan dan minuman tinggi gula serta produk instan yang praktis. Pola makan ini, yang cenderung berfokus pada kenyamanan dan kecepatan, sering kali kurang memperhatikan nilai gizi yang dibutuhkan tubuh.

Konsumsi makanan manis dan instan yang berlebihan, seperti minuman kemasan, makanan cepat saji, hingga camilan tinggi kalori, sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. "Sayangnya, pola makan ini tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai, yang sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan energi dan metabolisme tubuh. Akibatnya, semakin banyak orang yang berisiko tinggi terkena penyakit kronis, terutama diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah sebagai dampak dari pola makan yang tidak sehat," kata Muthoharrah. 

Muthoharrah juga menambahkan bahwa masalah utama yang muncul dari gaya hidup ini adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara asupan kalori dari makanan dan kebutuhan tubuh untuk bergerak. Ketika seseorang mengonsumsi kalori dalam jumlah besar tetapi tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar kalori tersebut, tubuh kesulitan mengatur kadar gula darah dengan baik.

Penumpukan gula dalam darah dalam jangka panjang akan merusak sistem metabolisme, menyebabkan resistensi insulin, dan akhirnya memicu diabetes tipe 2. "Tren ini menjadi semakin umum, terutama di kota-kota besar, di mana kesibukan dan gaya hidup serba cepat membuat makanan cepat saji dan minuman manis menjadi pilihan utama yang sulit dihindari oleh masyarakat," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muthoharrah mengingatkan bahwa menjalani gaya hidup sehat menjadi salah satu langkah pencegahan diabetes. Menurutnya, penyakit tidak menular seperti diebetes bisa dicegah dengan melakukan langkah-langkah sederhana namun efektif, seperti mengurangi konsumsi gula harian, memilih makanan yang lebih alami dan kaya serat, serta memastikan tubuh tetap aktif dengan olahraga rutin.

Bahkan dengan perubahan kecil sekalipun, kita bisa menjaga kesehatan metabolisme dan mencegah risiko diabetes. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pola makan yang sehat dan gaya hidup aktif. "Dengan pola hidup yang lebih sehat, risiko penyakit kronis seperti diabetes dapat diminimalisir," kata Muthoharrah.

VP Brand Strategy Bio Insuleaf PT Herbathos Indonesia, Damayanti, mengatakan perlu ada cara alami dan efektif untuk menghadapi tantangan diabetes. "Kami percaya bahwa dengan mengintegrasikan bahan-bahan herbal yang telah terbukti berkontribusi positif dalam menjaga keseimbangan gula darah dan mendukung gaya hidup sehat," kata Damayanti.

Pilihan Editor: Batasi Gula dan Garam pada MPASI Anak, KemenPPPA Ingatkan Bahaya Gula

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Meningkatkan IQ Anak

1 jam lalu

Ilustrasi Tes IQ. shutterstock.com
5 Tips Meningkatkan IQ Anak

Orang tua dapat membantu meningkatkan IQ anak melalui berbagai cara. Adapun waktu terbaik untuk meningkatkan kecerdasaan anak adalah antara usia 1 hingga 5 tahun.


Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

1 jam lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

Deteksi kanker sejak dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh pun semakin tinggi.


Yang Perlu Anda Ketahui di Bulan Kepedulian Down Syndrome Dunia

23 jam lalu

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Yang Perlu Anda Ketahui di Bulan Kepedulian Down Syndrome Dunia

Berikut hal-hal yang perlu dipahami soal down syndrome dan membantu menyebarkan kepedulian soal kondisi ini di Bulan Kepedulian.


5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

2 hari lalu

Siput
5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menyebut lima kelompok keong darat di Indonesia yang berpotensi dimanfaatkan menjadi obat herbal. Apa saja manfaatnya?


Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

3 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

Berbagai penelitian sebut kopi punya banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan kesehatan jantung hingga turunkan risiko diabetes.


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

8 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

10 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

14 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

15 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.