Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

8 Cara Mencegah Tekanan Darah Rendah Tanpa Obat

image-gnews
Ilustrasi wanita pusing/darah rendah. Shutterstock
Ilustrasi wanita pusing/darah rendah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah rendah, atau hipotensi, adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang lebih rendah dari nilai normalnya. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, bahkan pingsan karena aliran darah yang rendah melalui arteri dan vena. Organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal mungkin tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, yang dapat menyebabkan kerusakan sementara atau permanen. Tekanan darah normal biasanya sekitar 120/80 mm Hg, dan dianggap hipotensi jika tekanan darah kurang dari 90/60 mm Hg. 

Meskipun sering dianggap kurang berbahaya daripada tekanan darah tinggi, hipotensi dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Gejala yang ditimbulkan bisa pusing, mual, tubuh lemas, bahkan pingsan. Berikut adalah 10 cara alami untuk meningkatkan tekanan darah rendah tanpa menggunakan obat-obatan.

1. Minum yang cukup

Kadang-kadang, kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Beberapa orang mungkin mengalami hipotensi bahkan dengan kekurangan cairan yang ringan. Penyebab dehidrasi juga dapat terjadi akibat kehilangan cairan tubuh secara cepat, yang dapat disebabkan oleh muntah, diare parah, demam, aktivitas fisik yang berat, dan produksi keringat yang berlebihan.

2. Konsumsi makanan yang seimbang

Ketika asupan nutrisi tubuh tidak mencukupi, dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan dampak negatif lainnya. Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat menghasilkan kondisi anemia, di mana tubuh tidak dapat menghasilkan jumlah darah yang cukup, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi rendah.

3. Batasi konsumsi alkohol

Kegiatan mengonsumsi minuman beralkohol tidak hanya dapat menyebabkan dehidrasi, tetapi juga dapat berpotensi untuk berinteraksi dengan obat-obatan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Dehidrasi yang disebabkan oleh konsumsi alkohol dapat mengakibatkan penurunan kadar cairan dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keseimbangan tekanan darah. 

4. Perbanyak Konsumsi Natrium

Makanan yang mengandung natrium berperan dalam meningkatkan tekanan darah, tetapi juga dapat meningkatkannya secara berlebihan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jumlah natrium yang tepat untuk dikonsumsi.

5. Cek Rutin Kadar Gula Darah

Diabetes dan tingginya kadar gula darah bisa menjadi penyebab tekanan darah rendah. Hal ini terjadi karena proses diuresis yang terjadi ketika tubuh berusaha mengeluarkan glukosa berlebih melalui peningkatan frekuensi buang air kecil. Proses ini dapat mengakibatkan penurunan volume darah yang pada gilirannya dapat menyebabkan tekanan darah menjadi rendah.

6. Gunakan Stoking Kompresi

Menggunakan stocking atau kaus kaki elastis dapat membantu mencegah penumpukan darah di kaki. Tindakan ini membantu mengatasi hipotensi ortostatik atau postural, yaitu tekanan darah rendah yang terjadi saat seseorang berdiri, berbaring, atau duduk dalam waktu yang lama.

7. Minum Kopi

Dilansir dari laman Healthline-com, kafein, yang ditemukan dalam minuman seperti kopi dan teh, dapat sementara meningkatkan tekanan darah dengan merangsang sistem kardiovaskular dan meningkatkan detak jantung Anda. Ini terjadi karena kafein memiliki efek stimulan pada sistem saraf pusat, yang dapat mengakibatkan peningkatan sementara dalam kontraksi jantung dan pelebaran pembuluh darah. 

8. Makan dalam Porsi Kecil dan Lebih Sering

Untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, disarankan untuk makan dalam porsi kecil namun lebih sering. Makan dalam jumlah besar dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang lebih signifikan, karena tubuh Anda memerlukan lebih banyak energi untuk mencerna makanan dalam jumlah yang besar. Dengan mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih kecil namun lebih sering, Anda dapat membantu menjaga stabilitas tekanan darah Anda sepanjang hari. Selain itu, ini juga membantu mencegah gejala penurunan tekanan darah yang drastis setelah makan. Jadi, jadwalkan makanan Anda dengan bijaksana dan pertimbangkan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | MALINI

Pilihan Editor: 5 Ciri-ciri Darah Rendah yang Sering diabaikan

https://gaya.tempo.co/read/1628988/6-cara-menaikkan-tekanan-darah-rendah

https://www-healthline-com.translate.goog/health/low-blood-pressure-diet?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

11 jam lalu

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz
Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia


5 Makanan yang Harus Dihindari Jika Ingin Tidur Cepat

1 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
5 Makanan yang Harus Dihindari Jika Ingin Tidur Cepat

Hindari makanan dan minuman ini jika ingin cepat tidur


Kenali Pemicu Serangan Migrain, Ini Makanan yang Cocok Bagi Penderitanya

3 hari lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Kenali Pemicu Serangan Migrain, Ini Makanan yang Cocok Bagi Penderitanya

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa makanan dan pola makan bisa berperan dalam mengelola migrain.


10 Cara Menjaga Kadar Gula agar Seimbang

4 hari lalu

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Lalu, berapa kadar gula darah yang normal? Ini informasinya.  Foto: Canva
10 Cara Menjaga Kadar Gula agar Seimbang

Dengan mengikuti anjuran dan menerapkan tips berikut, kita semua bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil dan hidup lebih sehat.


6 Risiko Penyakit yang Bisa Dikurangi dengan Minum Kopi

7 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
6 Risiko Penyakit yang Bisa Dikurangi dengan Minum Kopi

Riset baru-baru ini menemukan minum kopi 2-3 cangkir sehari bisa menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, atau diabetes tipe 2.


Ketahui Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Dalam Sehari

10 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
Ketahui Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Dalam Sehari

Konsumsi gula tersebut setara dengan 4 sendok makan gula per orang per hari atau 50 gram per orang per hari.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

15 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

22 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

Berikut makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari sebelum tidur agar Anda bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

22 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?


Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

47 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

Salah satu kondisi yang semakin banyak dibicarakan adalah prediabetes. Apa kaitannya dengan diabetes tipe 2?