Demam tifoid cenderung terjadi pada area dengan sanitasi yang kurang baik dan kebersihan air minum yang kurang terjaga. Akses air minum bersih, sanitasi yang kuat, higienitas saat mengolah makanan, dan vaksinasi tifoid efektif mencegah terjadinya infeksi penyakit ini. "Vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk anak berusia 2 tahun dan orang dewasa sampai usia 45 hingga 65 tahun (tergantung dari jenis vaksin yang digunakan)," katanya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi. Orang tua bisa memasak makanan sampai matang. Orang tua pun bisa menghindari susu mentah dan mengonsumsi susu pasteurisasi atau susu steril untuk keluarga. Orang tua juga bisa menghindari konsumsi es batu yang tidak jelas sumber airnya. Lalu perlu pula untuk mengonsumsi air minum yang steril atau sudah dimasak. Saran penting lain yang bisa membantu pencegahan demam tifoid pada anak adalah mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun sebelum mengolah makanan dan sebelum makan. Lalu para orang tua pun perlu untuk mencuci sayur dan buah dengan benar
3. Intoleransi Laktosa
Banyak orang tua keliru menyamakan pengertian istilah intoleransi laktosa dan alergi susu sapi. Meskipun keduanya menunjukkan gejala yang sama, tetapi pada dasarnya kedua masalah ini jelas berbeda. Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan, sedangkan alergi susu sapi melibatkan sistem imun. Sehingga meskipun intoleransi laktosa menimbulkan rasa ketidaknyamanan, tetapi tidak akan menimbulkan kondisi yang mengancam nyawa seperti kejadian syok anafilaksis.
Laktosa adalah gugus gula yang terdapat pada susu dan produk turunannya seperti yogurt dan keju. Produk turunan laktosa lainnya adalah roti, sereal, serta makanan kemasan yang mengandung susu dan keju.
Gejala intoleransi laktosa tergantung dari jumlah yang dikonsumsi dan jumlah yang dapat ditolerir oleh tubuh. Semakin banyak produk laktosa dikonsumsi, maka semakin berat gejala yang timbul. Gejala yang mungkin terjadi di antaranya mual, nyeri perut, keram, kembung, serta BAB cair dan mengandung banyak gas.
Apabila diperlukan dan tersedia di domisili Anda, penanganan intoleransi laktosa dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi enzim laktase. Selain itu, berikan suplementasi kalsium dan vitamin D jika anak kurang dapat mengonsumsi produk susu dalam jumlah yang cukup.
Pada beberapa kasus, intoleransi laktosa sifatnya sementara. Namun pada sebagian orang, intoleransi laktosa dapat berlangsung seumur hidup sehingga memerlukan bimbingan nutrisi agar kecukupan kalsium dan vitamin D3 dapat terpenuhi.
Buah hati Anda pernah alami masalah pencernaan anak di atas?
Pilihan editor: Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis