Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

image-gnews
Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock
Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarahan adalah emosi yang dialami oleh setiap orang. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, marah yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan, termasuk memicu serangan jantung. Melansir dari British Heart Foundation, berikut adalah beberapa alasan mengapa kemarahan bisa menjadi pemicu serangan jantung.

1. Peningkatan Tekanan Darah

Ketika seseorang marah, sistem saraf simpatik diaktifkan. Ini menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Tekanan darah yang terus-menerus tinggi juga bisa menyebabkan kerusakan permanen pada arteri.

2. Pelepasan Hormon Stres

Kemarahan memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah, yang bisa memicu serangan jantung. Adrenalin meningkatkan detak jantung dan menyebabkan darah dipompa lebih keras, sementara kortisol berkontribusi pada penumpukan plak di arteri.

3. Peradangan

Stres dan kemarahan kronis dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Peradangan diketahui berperan dalam pembentukan plak di arteri. Plak yang menumpuk bisa pecah dan menyebabkan penyumbatan arteri, yang akhirnya memicu serangan jantung. Peradangan kronis juga dapat mempercepat proses aterosklerosis, atau pengerasan arteri.

4. Gangguan Irama Jantung
Kemarahan dapat memicu aritmia atau gangguan irama jantung. Aritmia adalah kondisi di mana jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Ini bisa berbahaya dan berpotensi menyebabkan serangan jantung mendadak, terutama pada individu yang sudah memiliki masalah jantung.

5. Gaya Hidup Tidak Sehat

Orang yang sering marah mungkin cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan yang buruk semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung. Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak pembuluh darah dan jantung, sementara pola makan yang buruk dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri.

Mengelola Kemarahan untuk Kesehatan Jantung

Untuk mengurangi risiko serangan jantung, penting untuk mengelola kemarahan dan stres dengan cara yang sehat. Beberapa teknik yang bisa membantu termasuk:

- Olahraga: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan jantung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Teknik Relaksasi: Meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.

- Terapi: Konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu dalam mengelola emosi dan menemukan cara yang lebih sehat untuk menghadapi stres.

- Komunikasi yang Baik: Mengungkapkan perasaan dengan cara yang konstruktif dan menghindari konflik yang tidak perlu dapat membantu mengurangi kemarahan.

Selain itu, berikut adalah beberapa dampak negatif dari kemarahan yang berlebihan terhadap kesehatan, seperti yang dilansir dari WebMD.

1. Kesehatan Jantung

Seperti disebutkan sebelumnya, kemarahan dapat memicu serangan jantung melalui peningkatan tekanan darah, pelepasan hormon stres, peradangan, dan gangguan irama jantung. Kemarahan dapat menyebabkan peningkatan sementara atau bahkan kronis dalam tekanan darah, yang dapat merusak pembuluh darah dan jantung.

2. Kesehatan Mental

Kemarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stres kronis, yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Emosi negatif yang berkepanjangan, termasuk kemarahan, dapat berkontribusi pada perkembangan depresi dan gangguan kecemasan. Kemarahan dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan menyebabkan sesak napas.

3. Hubungan Sosial

Kemarahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan konflik dengan orang lain, merusak hubungan pribadi dan profesional. Seseorang yang sering marah mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial, yang dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.

Pilihan Editor: 10 Manajemen Marah Tips Melunakkan Emosi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Kelola Amarah di Tempat Kerja

26 menit lalu

Ilustrasi bos marah pada anak buahnya. Freepik
5 Tips Kelola Amarah di Tempat Kerja

Untuk mengelola amarah ada lima hal yang perlu dipahami. Apa saja?


7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

3 jam lalu

Peneliti Utama dan Ketua Health Collaborative Center Ray Wagiu Basrowi menjelaskan soal tingginya angka Mom Shaming di Indonesia/Tempo-Mitra Tarigan
7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

Para ibu mendapatkan paling banyak tindakan mom shaming dari pihak keluarga dan orang terdekat.


Studi Menunjukan Menonton Film Horor Dapat Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental

4 jam lalu

Ilustrasi orang menonton film horor. Science Daily
Studi Menunjukan Menonton Film Horor Dapat Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental

Sebuah studi menunjukkan bahwa film horor sebenarnya bisa membantu mengatasi stres dan kecemasan, serta memberikan manfaat bagi kesehatan mental.


Zhang Zhi Jie Meninggal Saat Bertanding di Badminton Asia Junior Championships, Warganet Soroti Kerja Tim Medis

8 jam lalu

Zhang Zhi Jie. (Foto: Badminton Asia)
Zhang Zhi Jie Meninggal Saat Bertanding di Badminton Asia Junior Championships, Warganet Soroti Kerja Tim Medis

Atlet tunggal putra Cina Zhang Zhi Jie tiba-tiba kolaps dan kejang-kejang saat bertanding di BAJC 2024.


Pencegahan Alergi Susu Sapi, Apa Saja Gejala dan Efeknya?

2 hari lalu

Ilustrasi susu. Foto: Pixabay.com/pezibear
Pencegahan Alergi Susu Sapi, Apa Saja Gejala dan Efeknya?

Gejala alergi susu sapi dapat bervariasi mulai dari ruam kulit, gangguan pencernaan, hingga reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa.


Fakta di Balik Konser Terakhir Elvis Presley, 2 Bulan Kemudian Raja Rock and Roll Tewas di Kamar Mandi

5 hari lalu

Musisi dunia yang terkenal dengan penampiannya yang enerjik yang dijuluki sebagai King of Rock & Roll, Elvis Presley diketahui meninggal dunia karena overdosis pada 16 Agustus 1977. Tewasnya Elvis masih banyak perdebatan karena hasil otopsi Elvis disembunyikan oleh Ibu tirinya. telegraph.co.uk
Fakta di Balik Konser Terakhir Elvis Presley, 2 Bulan Kemudian Raja Rock and Roll Tewas di Kamar Mandi

Elvis Presley konser terakhir kali di Indianapolis, Amerika Serikat, pada 26 Juni 1977. Dua bulan kemudian, Raj Rock and Roll ditemukan tewas.


Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Perlu Dimulai di Usia 35-40 tahun

5 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Perlu Dimulai di Usia 35-40 tahun

Pencegahan penyakit jantung koroner pada usia lanjut sebaiknya dilakukan mulai usia 35-40 tahun. Simak penjelasan spesialis jantung berikut.


8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

5 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

Serangan Jantung merenggut nyawa Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot. Apa saja faktor risikonya?


Dokter Jantung Sebut Pentingnya Jaga Tekanan Darah yang Normal untuk Hindari Masalah Koroner

5 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Dokter Jantung Sebut Pentingnya Jaga Tekanan Darah yang Normal untuk Hindari Masalah Koroner

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner sehingga pemilik riwayat kondisi tersebut harus menurunkan tekanan darahnya.


Penelitian Temukan Kaitan Begadang dan Kesehatan Mental Buruk

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan menonton pertandingan bola di rumah. Freepik.com/Tirachardz
Penelitian Temukan Kaitan Begadang dan Kesehatan Mental Buruk

Penelitian menemukan tidur setelah pukul 01.00 bisa memicu masalah kesehatan mental. Yang suka begadang hasilnya lebih buruk.