Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Peduli Kesehatan Jiwa Selayaknya Kesehatan Fisik tanpa Takut Stigma

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga kesehatan fisik saja tidak cukup tapi harus diimbangi kesehatan jiwa yang baik agar hidup lebih tenang, tenteram, dan produktif. Hanya saja, masyarakat kebanyakan umumnya masih enggan menyadari dan peduli terhadap kesehatan jiwa karena stigma dan atribut yang diberikan terhadap berbagai perilaku yang dikaitkan dengan kesehatan mental.

Dr. dr. Warih Andan Puspitosari, Sp.Kj (K), dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang juga pakar kesehatan jiwa dan mental mengingatkan jika dibandingkan masalah kesehatan fisik, masalah kesehatan jiwa dan mental di Indonesia sangat terlihat jauh kesenjangannya. Layanan kesehatan jiwa atau masalah mental di Indonesia belum merata. 

Data menunjukkan 90 persen orang di Indonesia belum mendapatkan penanganan yang tepat untuk masalah mental di enam bulan pertama sehingga kita perlu meningkatkan layanan kesehatan mental yang merata dan setara di Indonesia. Penyakit mental belum diperlakukan selayaknya penyakit fisik yang secara normatif dianggap sebagai sesuatu yang biasa untuk diperbincangkan, dikeluhkan, dan diatasi dengan dukungan dari orang sekitar. 

Ketika fisik mulai merasa tidak nyaman, orang bisa mengeluhkan badannya terasa pegal, kepala pusing, perut mulas, dan sebagainya tanpa rasa canggung atau malu mengungkapkannya. Tidak demikian jika memiliki keluhan kesehatan mental. Orang yang merasa cemas berlebihan atau sedih terus menerus atau bersikap temperamental berlama-lama mengurung diri, sulit tidur. Perasaan tersebut hanya secara terbuka diungkapkan pada orang di sekitar yang sudah dipercaya.

Masyarakat kebanyakan dengan mudah memvonis orang yang mengalami perubahan mental tanpa lebih dulu mencari tahu akar permasalahan. Apalagi saat ini muncul istilah-istilah di kalangan generasi muda terkait kesehatan mental yang jelas-jelas merugikan individu tertentu. Media massa dan media sosial berperan besar dalam membentuk persepsi masyarakat tentang gangguan mental.

Pengaruh media sosial
Media sosial kerap mengaburkan batas antara depresi berat dengan stres, kecemasan ringan, kepanikan, sekadar sebagai sebuah julukan untuk memberi kesan keren tetapi justru menyesatkan. Kerap ditemui di media sosial istilah-istilah toksik, gaslight, narsisis, dan sebagainya yang digunakan warganet untuk menjuluki orang yang mengacu pada gangguan mental yang disalahartikan hingga tidak tepat penggunaannya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata toksik sebagai bahasa gaul di media sosial kerap dipakai oleh pengguna dengan konteks untuk membicarakan orang dalam hubungan sosial, bisa hubungan percintaan atau keluarga, yang berlebihan. Padahal, setiap orang menurut ahli jiwa pernah mengalami kondisi itu tapi bukan dalam konteks gangguan jiwa melainkan sebatas konteks kesehatan jiwa biasa, seperti stres pikiran, bisa terjadi pada setiap orang. 

Masyarakat awam tidak memiliki kompetensi menyatakan orang mengalami gangguan jiwa karena perlu tahap diagnosis dan panduan yang dipahami ahli dan profesional. Kesadaran masyarakat Indonesia terkait kesehatan mental saat ini cukup baik, dibuktikan dengan banyaknya platform digital, organisasi, dan LSM yang bergerak di bidang kesehatan mental di kota-kota besar yang mengkampanyekan kesehatan mental.

Kampanye dan sosialisasi hingga ke akar rumput tentang kesadaran dan kepedulian terhadap penyakit mental perlu digencarkan seiring tingginya stimulan yang memicu timbulnya masalah kesehatan mental, khususnya masyarakat perkotaan yang kental dengan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemacetan, tekanan ekonomi, polusi, kepadatan permukiman. 

Masalah kesehatan jiwa atau mental ini adalah salah satu yang serius dan harus menjadi perhatian dan kepedulian bersama. Apalagi setelah pandemi COVID-19 yang berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat dan individu, bisa menjadi pelajaran berharga untuk menyayangi, tidak hanya kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental masing-masing.

Pilihan Editor: 3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Masuk Sekolah, Tips Siapkan Mental Buah Hati

2 hari lalu

Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. skim.gs
Anak Masuk Sekolah, Tips Siapkan Mental Buah Hati

Tidak terasa sebentar lagi anak masuk sekolah. Simak tips siapkan mental anak agar semangat jalani sekolah.


Insiden Mom Shaming yang Diungkap HCC Menimpa Sebagian Besar Ibu-ibu Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Insiden Mom Shaming yang Diungkap HCC Menimpa Sebagian Besar Ibu-ibu Indonesia

Hasil rilis studi HCC menyebut 7 per 10 ibu responden alami mom shaming di Indonesia. Apakah mom shaming itu?


Pelaku dan Korban Pembunuhan Disertai Mutilasi di Garut Diduga Sakit Jiwa

5 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Pelaku dan Korban Pembunuhan Disertai Mutilasi di Garut Diduga Sakit Jiwa

Hingga saat ini polisi belum berhasil mengungkap motif pembunuhan disertai mutilasi di Garut itu karena jawaban tersangka kerap tidak nyambung.


Psikolog Sebut Dampak Sering Terpapar Polusi Udara bagi Kesehatan Mental

7 hari lalu

Masjid Istiqlal yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Psikolog Sebut Dampak Sering Terpapar Polusi Udara bagi Kesehatan Mental

Psikolog mengatakan selain dapat berdampak terhadap kesehatan fisik, paparan polusi udara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.


7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

7 hari lalu

Peneliti Utama dan Ketua Health Collaborative Center Ray Wagiu Basrowi menjelaskan soal tingginya angka Mom Shaming di Indonesia/Tempo-Mitra Tarigan
7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

Para ibu mendapatkan paling banyak tindakan mom shaming dari pihak keluarga dan orang terdekat.


Studi Menunjukkan Menonton Film Horor Dapat Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental

7 hari lalu

Ilustrasi orang menonton film horor. Science Daily
Studi Menunjukkan Menonton Film Horor Dapat Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental

Sebuah studi menunjukkan bahwa film horor sebenarnya bisa membantu mengatasi stres dan kecemasan, serta memberikan manfaat bagi kesehatan mental.


Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

9 hari lalu

Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock
Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

Marah yang berlebihan dapat memicu serangan jantung. Berikut beberapa alasan mengapa bisa terjadi.


Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

14 hari lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

Juni dijadikan bulan peduli PTSD di Amerika Serikat. Berikut segala hal yang perlu diketahui tentang gangguan mental ini.


Penelitian Temukan Kaitan Begadang dan Kesehatan Mental Buruk

15 hari lalu

Ilustrasi pasangan menonton pertandingan bola di rumah. Freepik.com/Tirachardz
Penelitian Temukan Kaitan Begadang dan Kesehatan Mental Buruk

Penelitian menemukan tidur setelah pukul 01.00 bisa memicu masalah kesehatan mental. Yang suka begadang hasilnya lebih buruk.


Dampak Judi Online pada Kesehatan Mental Menurut Psikolog

17 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
Dampak Judi Online pada Kesehatan Mental Menurut Psikolog

Judi online berdampak pada kesehatan mental karena berpotensi gangguan mental seperti kecemasan, depresi, tidak berdaya, bahkan keinginan bunuh diri.