Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anatomi Resiko Diabetes pada Tahap Awal Skizofrenia

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana Anda mengenal penyakit skizofrenia? dari beberaoa tinjauan penelitian menyebutkan bahwa adanya masalah pengaturan gula darah atau dikenal diabetes dapat muncul pada tahap awal skizofrenia.

Dilansir dari laman Psychology Today, penelitian yang diterbitkan pada 11 Januari 2017 di JAMA Psychiatry menemukan informasi baru bahwa penderita skizofrenia harus dipantau untuk diabetes tipe 2 sejak awal penyakit.

Dilansir dari laman Psychology Today, skizofrenia adalah penyakit mental seriu dan kronis yang mengganggu pikiran dan perilaku seseorabg dan jika tidak diobati dapat mencakup psikosis. Penderita skizofrenia dapat mengalami gangguan pikiran seperti mengalami halusinasi, pikiran tidak teratur, dan rentang terhadap keyakinan yang salah dan paranoid. Gejala-gejala ini sering membuat penderitanya merasa takut, menarik diri, dan sulit diajak berkomunikasi.

Penyakit skizofrenia dapat menyerang perempuan dan laki-laki damal jumlah yang sama dan ditemukan pada tingkat yang sama di semua kelompok etnis di seluruh dunia. Namun, persentase gejala dan usia onset berbeda antara kedua jenis kelamin. Skizofrenia jarang terjadi pada anak-anak, tapi kesadaran akan skizofrenia yang terjadi pada masa kanak-kanak semakin meningkat. Skizofrenia biasanya merupakan kondisi kronis dan orang-orang dengan penyakit ini menghadapi gejala-gejala tersebut sepanjang hidupnya.

Adanya temuan dari penelitian bahwa adanya risiko dari penderita skizofrenia mengalami diabetes. “Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa penderita skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe” dikuti dari laman Psychology Today. Diabetes tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan keadaan tubuh tidak dapat menggunakan insulinnya snediri secara efisien atau tidak menghasilkan cukup insulin. Hormon yang mengatur cara kerja tubuh untuk menyerap gula untuk digunakan sebagai bahan bakar. Hal ini berakibatkan kadar gula meningkat ke tingkat yang lebih tinggi dari normal.

Para peneliti meninjau dan memeriksa apakah individu sudah menunjukkan perubahan dalam regulasi gula darah pada tahap awal pengidap skizofrenia, sebelum memulai pengobatan antipsikotik. Hasil dari meta-analisis yang didasarkan pada 16 penelitian ini melaporkan bahwa kadar gula darah dan insulin pada orang dengan tahap awal skizofrenia dan kontrol. Secara keseluruhan, penelitian ini mengungkapkan bahwa penderita skizofrenia tahap awal telah memperlihatkan bukti adanya masalah dalam mengatur gula. Kadar gula darah, kadar insulin, dan resistensi insulin semunya meningkat secara signifikan pada penderita dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alasan dari perbedaan penderita skizofrenia tahap awal mengalami diabetes ini tidak jelas. Terdapat banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari kebiasaan gaya hidup hingga kerentanna genetic terhadap diabetes tipe 2 dan skizofrenia yang mungkin terlibat.

Meskipun demikian, penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengidap skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes dan harus dibersi pencegahan, seperti melakukan olahraga atau diet. Pengobatan yang dapat dipertimbangkan oleh dokter dalam menangani kasus ini ialah dengan mempertimbangkan penggunaan obat dan risiko diabetes terkait yang lebih rendah untuk mengurangi dampak pengobatan.

Dalam usia remaja, sulit untuk dideteksi penyakit skizofrenia, sebab tanda-tanda pertama dari penyakit ini ialah dapat meliputi penarikan diri dari teman-teman, penurunan nilai, masalah tidur, dan mudah tersinggung, yang menjadi perilaku umum pada remaja. Periode sebelum timbulnya akut dikenal sebagai periode prodromal dan sering kali meliput penarikan diri dari orang lain dan peningkatan pikiran dan kecurigaan yang tidak biasa. 

Penderita skizofrenia perlu diperhatikan, terutama pada tahap-tahap awal gejala penyakit. Penyakit skizofrenia perlu mendapatkan perawatan dari tenaga profesional jika periodeprodromal diduga karena intervensi dini. Selain itu, diperlukan juga pengawasan terhadap penderita skizofrenia tahap awal agar tidak mengidap diabetes.

Pilihan editor: Menguak Kaitan Diabetes Tipe 3 dengan Alzheimer

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

5 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

6 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

11 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

11 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

13 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

13 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

13 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

13 hari lalu

Ilustrasi Insulin. Shutterstock
Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

Bagi penderita diabetes, suntik insulin dapat dilakukan secara mandiri salah satunya dengan menggunakan insulin pen.


Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

17 hari lalu

Ilustrasi ngemil keripik. Freepik.com
Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

Para peneliti mencatat adanya korelasi langsung antara jumlah makanan ultra proses dalam diet dan risiko diabetes tipe 2