TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta selalu memperhatikan kondisi kesehatan anak agar tidak terserang cacar monyet atau Mpox. Menurut anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, hal itu penting dilakukan karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa.
“Walaupun bukan berarti masyarakat harus takut atau panik, mengantisipasi lebih baik daripada mengobati. Pastikan anak-anak terjaga dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sebisa mungkin, hindari dulu tempat ramai atau kerumunan,” ujarnya.
Tak perlu panik
Sejauh ini, data WHO menunjukkan rasio kematian kasus cacar monyet pada anak di bawah usia 1 tahun mencapai 8,6 persen. Temuan itu lebih tinggi dibandingkan kematian dari 2,4 persen pasien berusia 15 tahun ke atas. Meski begitu, Rahmad mengingatkan masyarakat agar tetap tenang karena Mpox bisa diobati. Ia mengimbau masyarakat agar terus mengikuti informasi terkini mengenai penyakit tersebut dari keterangan resmi pemerintah.
"Tapi masyarakat tidak perlu merasa cemas dan khawatir berkepanjangan karena penyakit ini bisa diobati. Ikuti informasi resmi dari pemerintah dan perbanyak literasi mengenai cacar monyet, seperti gejala awal dan cara penanganannya,” imbaunya.
Rahmad mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah mempercayai informasi yang tak dapat dipertanggungjawabkan. “Jangan gampang percaya pada informasi di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Cari informasi dari sumber-sumber terpercaya,” paparnya.
Sebelumnya, Parlemen Republik Indonesia dan parlemen di negara-negara kawasan Afrika sepakat untuk memerangi penyebaran cacar monyet. Kesepakatan itu disampaikan di sela Forum Parlemen Indonesia Afrika (IAPF) 2024.
Pilihan Editor: Pakar Ingatkan Komplikasi Akibat Cacar Monyet