Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Peran Pola Asuh Perempuan dalam Wujudkan Generasi Emas

Reporter

image-gnews
Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Tomagola, mengatakakan pendidikan keluarga berperan penting untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 menjadi penyelenggara negara yang berbudi dan beretika. Secara terminologi, pola asuh adalah cara terbaik yang ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan tanggung jawab kepada anak. 

"Kalau kita ingin membangun suatu generasi penyelenggara negara yang akan datang maka kita harus fokus mulai dari pola asuh keluarga, tentunya dengan menjunjung nilai-nilai budaya yang diwariskan," katanya di Ambon, Senin, 23 September 2024.

Thamrin mengatakan apa yang saat ini disebut sebagai nilai-nilai agama secara tidak langsung kerap terwujud dalam tingkah laku orang tertua atau yang dituakan di setiap keluarga.

"Hal itu konkret, misalnya kesederhanaan, kerendahan hati, dan budi baik yang selalu dicontohkan dalam keluarga," ucap pria asal Maluku Utara itu.

Pentingnya sosok panutan
Jika melihat perkembangan zaman saat ini,  secara keseluruhan keluarga berperan sentral sebagai lembaga pembentuk moral generasi selanjutnya. "Lebih dari itu agen dalam peranan keluarga adalah perempuan atau nenek-nenek atau oma-oma. Merekalah penanggung dan penerus warisan budaya yang bisa diturunkan pada anaknya, cucunya, hingga anak dari cucunya," jelas Tomagola.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mudah-mudahan dengan kita mengaktifkan peranan perempuan dalam keluarga diharapkan generasi yang akan datang dapat menjadi penyelenggara negara yang beretika konkret, bukan yang abstrak, dan itu hanya bisa disosialisasikan dalam keluarga, terutama oleh perempuan," tambahnya.

Sementara itu, nilai-nilai etika modern yang saat ini berlaku dalam masyarakat kian dipenuhi nilai-nilai abstrak. Karena itu, perlu dikonkretkan dalam etika praktis, seperti sosok teladan orang-orang yang jadi panutan.

"Sosok panutan ini efektif untuk membangkitkan kembali nilai-nilai etika dan moral pada setiap anak, yang nantinya berperan menjadi penyelenggara negara pada masa yang akan datang," tandasnya.

Pilihan Editor: Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Urgensi Etika Beragama dan Mahkamah Etik

7 jam lalu

Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, Jumat 20 September 2024. Dok. BPIP
Urgensi Etika Beragama dan Mahkamah Etik

BPIP menggelar diskusi untuk membahas kerapuhan etika penyelenggaraan negara yang berfokus pada etika dan agama.


Punya Keluarga Toxic? Cek Ciri Berikut pada Anak

2 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
Punya Keluarga Toxic? Cek Ciri Berikut pada Anak

Berikut ciri anak yang dibesarkan orang tua atau keluarga toxic, yang tampak dari perilakunya sehari-hari.


Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

4 hari lalu

lustrasi cover Majalah Femina. Foto : X
Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

Majalah mingguan ini diterbitkan Femina Group yang dikerjakan sepenuhnya oleh perempuan dan berisi soal perempuan. Bagaimana perjalanan majalah ini?


Pengaruh Gizi Seimbang pada Perkembangan Motorik Anak

5 hari lalu

Ilustrasi bayi makan biskuit. shutterstock.com
Pengaruh Gizi Seimbang pada Perkembangan Motorik Anak

Dokter anak mengingatkan orang tua gizi seimbang berperan terhadap perkembangan motorik anak, stimulasi juga tidak kalah penting .


Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

5 hari lalu

Fiersa Besari. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

Fiersa Besari mengumumkan rehat dari dunia musik mulai 1 Januari 2025 karena kelelahan dan ingin fokus pada keluarga.


Fakta di Balik Gentle Parenting, Mitos Umum Pengasuhan Anak

6 hari lalu

Ilustrasi orang tua menemani anak belajar. Pexels.com
Fakta di Balik Gentle Parenting, Mitos Umum Pengasuhan Anak

Gentle parenting adalah pendekatan pengasuhan anak yang mengutamakan empati, komunikasi, dan kolaborasi antara orang tua dan anak.


34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

6 hari lalu

Foto pengunjuk rasa Iran Mahsa Amini terpampang di ekor pesawat sewaan tim sepak bola wanita Brasil, saat tiba di Brisbane, Australia, 4 Juli 2023. FIFA/Handout via REUTERS
34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

Tiga puluh empat tahanan perempuan melakukan mogok makan di penjara Iran pada Ahad untuk menandai dua tahun kematian Mahsa Amini.


Perbaiki Etika dan Pendidikan di Indonesia

7 hari lalu

Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Etika Sosial dan Pendidikan di Universitas Negeri Malang, pada Senin, 2 September 2024. Dok. BPIP
Perbaiki Etika dan Pendidikan di Indonesia

BPIP menggelar diskusi tentang etika sosial dan pendidikan. Muncul usulan pembelajaran etika sosial serta Pancasila yang semestinya menjadi basis dan orientasi pendidikan.


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

8 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

10 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.