TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan skincare dengan kandungan tertentu tidak mempengaruhi kesuburan wanita. Namun, spesialis kandungan dan kebidanan subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dari Universitas Indonesia, Mila Maidarti, mengatakan produk perawatan kulit atau skincare dengan kandungan tertentu bisa menyebabkan kelainan bawaan pada janin saat ibu hamil.
"Skincare yang mengandung komponen tertentu enggak boleh karena bisa kelainan bawaan, bukan karena infertilitasnya," kata Mila.
Skincare dengan kandungan bahan berbahaya berisiko kelainan bawaan pada janin. Kelainan pada janin bisa terjadi karena mutasi gen tertentu yang dapat menyebabkan kelainan kongenital dan kelainan lain. Kelainan pada janin juga bisa karena di masa kehamilan ibu kurang mengonsumsi asam folat yang berisiko janin mengalami spina bifida (kelainan tulang belakang).
Konsultasi ke dokter kulit
Mila mengatakan pasien bisa berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mengetahui komponen produk perawatan kulit apa saja yang boleh digunakan saat hamil agar terhindar dari risiko yang berdampak pada janin.
"Kalau pasien menggunakan skincare dari dokter yang kita enggak tahu komponennya apa, ketika hamil dia harus kembali ke dokter kulit dan menanyakan obatnya aman atau tidak karena banyak dokter yang mengatakan skincare tertentu harus distop kalau hamil," jelasnya.
Ia mengatakan secara umum penggunaan skincare tertentu tidak berpengaruh pada saat menjalankan program hamil. Namun sebaiknya tetap mencari produk perawatan kulit yang sudah terbukti aman untuk dipakai selama masa kehamilan.
"Skincare tidak menyebabkan infertilitas, lebih kepada kalau hamil sebaiknya cari yang aman," sarannya.
Mila menyarankan untuk tetap memperhatikan produk perawatan kulit yang dipakai saat hamil dan yang terpenting memenuhi nutrisi selama masa kehamilan seperti suplemen asam folat agar janin tumbuh sehat.
Pilihan Editor: Tren Meracik Skincare Sendiri tanpa Kompetensi, BPOM Sebut 4 Bahayanya